4 bulan lebih tidak bersua di dunia nyata, hari ini (Selasa, 30 Juni 2020) Warga MTR mendapatkan kesempatan untuk menyalurkan rindu melalui event “Nobar (Nonton Bareng) MTR Nasional” yang mengangkat tema “Bagaimana Warga memanfaatkan isu Covid untuk Mengembangkan Bisnis dengan memanfaatkan Merek MTR”.
Nobar MTR ini adalah moment tatap muka antar warga MTR dalam jumlah terbatas setelah lebih dari 4 bulan MTR tidak mengadakan event offline di berbagai daerah dan pusat. Masih dalam suasana PSBB yang kental di berbagai wilayah Indonesia, para warga MTR terlihat berupaya tetap menjaga protocol Kesehatan pencegahan covid ketika mengikuti acara.
Dari Sekayu, Muara Badak Kaltim, PagarAlam, Semarang, Tanjung Pinang (Kepri), Boyolali, Madiun, Batam, Surabaya, Lampung, Muara Enim, Pekalongan, Kalteng, OKU Sulsel, Cipurwasuka, Banjar, Tasikmalaya, Balikpapan, Samarinda, Muara Badak dan Bontang, Tajung Pinang (Kepri) dan berbagai titik wilayah di Indonesia, ratusan foto Nobar yang kelompok-kelompok kecil warga beratribut MTR mulai menghiasi timeline di berbagai media sosial sejak pagi sekitar pukul delapan.
Inisiatif Program Nobar MTR Nasional telah disosialisasikan ke berbagai korwil dan korda MTR di seluruh Indonesia sejak pekan lalu. Segenap warga MTR yang berminat mengikuti acara nobar, diminta membuat kelompok yang harus segera didaftarkan ke Korda masing-masing. Selanjutnya, Korda mendaftarkan ke Korwil MTR dan Ketua Korwillah yang bertugas mengatur distribusi link zoom cloud ke Korda-korda di bawahnya.
Sampai hari H pelaksanaan, fasilitator PP MTR mencatat kesertaan 163 kelompok yang mendaftar. Ini artinya, program Nobar MTR Nasional telah berhasil diselenggarakan di 163 titik di seluruh Nusantara.
Agenda utama event MTR Nasional ini adalah bedah kasus beberapa bisnis Warga MTR yang terbukti berkembang pesat ketika isu Covid melanda. Studi kasus ini berlangsung selama tiga jam dari pukul 09.00 hingga masuk waktu Dzuhur sekitar pukul 12.00.
Sebelum acara nasional, setiap titik korwil/korda dipersilakan untuk melakukan presentasi tentang MTR. Dan layaknya event MTR Nasional offline, semua titik penyelenggaraan nobar juga mengawalinya dengan Senam 78, WIFLE serta pembacaaan core values Ahli Surga.
Foto bersama postingan ini adalah moment yang selalu dikenang Pak Ganjar dari MTR Jakarta Raya. Difoto pada akhir 2016, di kantor pusat sebuah bank papan atas yang terletak di lantai 17 Menara XXX di Jl. Gajah Mada Jakarta Pusat. Bank di mana beliau telah “menitipkan” sertifikat property miliknya sebagai jaminan atas utang-utangnya.
Kami tuliskan kembali ungkapan perasaan Pak Ganjar di sini sebagai kenangan manis bagi beliau khususnya. Dan bagi segenap warga MTR yang masih terjebak utang dan riba, mudah-mudahan pengalaman pak Ganjar ini bisa memperkuat spirit #lunasutangmiliaran dan segera bergegas keluar dari genangan #tabiatBurukUtang.
“Desember 2016 adalah hari yang selalu saya kenang, ketika saya menerima Kembali sertifikat property yang selama sekian lama menjadi agunan atas utang-utang saya kepada si abank. Hari yang menandai kebebasan saya atas penjajahan dan jerat utang serta riba, yang telah melilit kehidupan pribadi, bisnis bahkan keluarga kami. Tentunya dengan kemeja seragam SyaREA World. Hehehe….
Alhamdulillaah..
Dengan pertolongan ALLAAH SWT, saya berhasil melunasi utang dengan hanya membayar pokoknya saja. Benar-benar tanpa bunga, tanpa denda dan tanpa-tanpa lainnya yang jika ditotal bisa mencapai XXX juta rupiah.
Nggak nyeseldeh, ikutan serangkaian proses pembelajaran dari Program-program #MasyarakatTanpaRiba dan SyaREA World. Yang ada malah nyesel 11 turunan mengapa terlambat tahu dan merasakan manfaat #MTRituNyata, baik dari sisi investasi, waktu, dana dan energy serta pikiran.
Kepada sesame warga MTR, saya sarankan, sempetin terus deh, belajar ilmu bisnis Islami-nya dan how to dalam penyelesaian utang dan pengembangan bisnis. Agar hijrahnya total dan tuntas tass.. Bebas dari ancaman sita, ancaman lelang dan yang lebih penting lagi, ancaman tidak masuk sorga karena utang. Serta ancaman kekal di neraka karena dosa riba.
Lelaki sederhana berperawakan kecil ini tampak ‘humble’ saat hadir dalam acara tatap muka virtual bersama rekan-rekan MTR (Masyarakat Tanpa Riba) Tangerang Raya.
Banyak hal yang kita dapatkan, walaupun baru sebatas silaturahim dari jam 8 pagi sampai menjelang zuhur yang rasanya sangat singkat. Apalagi saat ‘breakout’ WIFLE (semacam acara curahan hati), semua tumpah ruah dalam ruang virtual yang tidak berjarak. Jujur, 30 menit ‘wifle’ pun masih terasa kurang bagi warga MTR.
Kita tidak sedang berteori bagaimana membangun keakraban warga negara, membangun ukhuwah, membuat Indonesia bangkit. Kita telah dan terus melakukannya.
Back to Bung Hanafi…
Kenapa saya sebut bung, bukan Mas Hanafi? Bukankah ia orang Solo? Bagiku ia adalah tokoh nasional, sama seperti Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan lain-lain…
Kalau saya sebut Bang Ali Sadikin misalnya, maka semua orang akan berfikir tentang Jakarta, tentang DKI, bukan tentang Indonesia.
Nah, ini tentang nasional…
MTR itu tentang pembelaan umat, membela negara, tentang bagaimana berdaulat secara ekonomi. Darah mereka telah tertanam “chip” khusus kemandirian untuk terbebas dari utang dan riba.
Sebagai homosapiens yang ber-DNA unik, jalan yang mereka pilih adalah jalannya guru-guru kita, jalannya para ulama, jalannya para nabi dan rasul, jalannya kebahagian sejati, jalan bersahabat dalam dakwah.
Lihat bagaimana keluarga Bung Hanafi, meninggalkan banyak hal yang sebagian orang mati-matian mengejarnya. Melepaskan baju PNS-nya, menanggalkan jabatan sebagai petinggi partai, meninggalkan banyak kesenangan justru saat mendapatkanya.
Ini tentu saja tak terlepas dari peran Bu Asri sebagai istri yang mampu memilih jalan hidup sederhana penuh berkah, jalan dakwah. Berani melepas sosialita dan fasilitas yang selama ini ia bangun dan dapatkan. Meninggalkan penghasilan yang sebagian orang masih merupakan mimpi.
Ada puluhan bahkan ratusan hal seperti ini di MTR, yang luput dari pemberitaan media. Warga MTR tidak berminat menjadi populer di mata manusia, biarkan kami focus mengurus ‘visa’ untuk kekal di jannahnya.
Inilah warga MTR, bukan saja warga kelas dunia, tapi juga akhirat. Warga yang telah melakukan dan memilih jalan dakwah untuk kelak berkumpul di telaga-Nya. Warga yang sadar darimana ia berasal, untuk apa ia hidup dan kemana ia akan kembali.
Saat menulis ini, mohon maaf jika ada salah kata dan penulisan nama, terlebih kepada yang bersangkutan. Saya tidak konfirmasi apapun kepada siapapun. Saya hanya mengabarkan kenyataan dan menjadi saksi.
Kalau ada perlombaan besar-besaran utang di antara warga MTR, Syaikhul Hadi (42 tahun) mungkin akan menjadi pemenangnya. Tapi itu dulu!
“Ratusan meterlah intinya. 250M lebih. Di komunitas MTR, saya termasuk yang mempunyai utang terbanyak,” papar Syaikhul, CEO PT. Keraton Agri Nusantara saat menjawab pertanyaan tertulis dari admin Masyarakattanpariba.com.
Itu cerita lama, saat Syaikhul belum mengenal komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR). Kini utangnya yang berjumlah Rp252 miliar sudah lunas, dalam tempo tidak sampai 2 tahun, sejak ia bergabung pertama dengan MTR di tahun 2018. Bagaimana kisahnya?
Syaikhul mendirikan PT Keraton Agri Nusantara pada tahun 2008 setelah membaca ada peluang di bidang perdagangan pestisida, obat-obat pertanian, pupuk dan benih pertanian. Ia kemudian mendirikan Toko Pertanian Istana Tani yang beralamat di Jl.Raya Jetis – Bungkal, Desa Ngasinan, Kec. Jetis, Ponorogo untuk melayani kebutuhan para petani di wilayah Ponorogo dan sekitarnya.
Seiring perjalanan waktu, Syaikhul pun tergerak untuk memperluas skala usahanya. Ia mulai membuka toko cabang di berbagai wilayah Jawa Timur, bahkan hingga ke Jawa Tengah. Dalam kurun satu dasawarsa, bisnis PT Keraton Agri berkembang pesat. Omsetnya melesat sampai bilangan ratusan miliar rupiah. Mereka memiliki ribuan pelanggan loyal baik baik di tingkat riteler maupun di tingkat enduser (petani). Karyawannya pun hamper mencapai 200 orang.
Jer basuki mawa bea, keberhasilan butuh pengorbanan. Begitulah, sejalan dengan perkembangan usaha, utang Syaikhul juga berkembang pesat. Untuk keperluan ekspansi, ia butuh dukungan dana dalam jumlah besar dan terus-menerus. Dan ia pun terus mengajukan utang ke bank dengan jumlah yang semakin lama semakin besar. Ia juga semakin terbiasa dengan pola cashflow berbahaya; menyelesaikan utang lama dengan utang baru.
Syaikul mengaku, saat itu ia dalam kondisi kecanduan utang. Alasan menambah utang selalu ada, bahkan untuk keperluan yang tidak sangat mendesak. Dan ibarat pemancing, pihak bank pun semakin responsive menawarkan utang dengan plafon yang semakin tinggi.
Hingga pada suatu titik, saat akumulasi utangnya melewati angka Rp250 miliar, Syaikhul merasa ada yang tidak beres dengan cara ia memutar bisnisnya. Usahanya mulai memperlihatkan tanda-tanda ketidakseimbangan, justru saat kondisi utangnya luar biasa besar dan tersebar di belasan titik.
“Memang saat itu ada pengaruh kemarau panjang sehingga barang menumpuk, yang otomatis berpengaruh terhadap cashflow. Piutang customer banyak yang mundur dan macet, ditambah beban bunga bank yang terus berjalan,” kisahnya. Dengan kondisi tersebut, lanjut Syaikhul, otomatis pembayaran kepada supplier juga terpengaruh.
Syaikhul mulai gelisah. Makin hari hidupnya semakin tidak tenang. Persis seperti gejala penyakit para penderita kecanduan utang. Siang gelisah, malam tidur tidak nyenyak. Ia seperti berjalan tanpa pegangan. Dalam kondisi itu, tak ada jalan lain kecuali berserah kepada sang Pemilik Kehidupan.
****
Waktu terus berjalan, melibas apa saja yang ada di belakang..
…. cerita perjalanan Syaikhul mulai menemukan titik terang saat ia berkenalan dengan komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR). Adalah H. Thohir Fauzi (Hasby), yang menjadi wasilah keterlibatannya dengan gerakan yang concern menyelamatkan umat dari jeratan utang tersebut.
Dari perkenalan pertama di tahun 2018, Syaikhul menjadi paham tentang bahaya riba serta ancaman Allah yang sangat berat bagi pelakunya. Ia semakin salut kepada MTR karena menurut penilaiannya, komunitas ini berdakwah murni bagi umat agar bebas dari utang. MTR gencar mengedukasi umat agar semakin intens berbisnis secara Syariah, dan mengubah pemikiran dari ketergantungan terhadap utang bank menjadi bisnis tanpa utang.
Dalam skala keumatan, MTR bertujuan untuk mewujudkan gaya hidup umat Islam yang kaffah. “Ending-nya adalah hidup bahagia tanpa utang dan beribadah semakin tenang,” tambah Syaikhul.
Dua tahun bergabung, Syaikhul merasa ada transformasi yang terjadi pada dirinya. Ia tidak lagi kecanduan utang. Berbekal ilmu yang ia dapatkan dari event-event MTR terutama BTC, ia berhasil mendapatkan solusi untuk menyelesaikan masalah utang dengan perbankan.
Demi membebaskan diri dari praktik ribawi, Syaikhul melakukan pendekatan khusus kepada pihak bank yang telah memberinya kredit selama belasan tahun. Tanpa kenal putus asa, ia terus memberikan edukasi mengenai hakekat riba dan akad. “Harus bolak balik melakukannya sampai berhasil deal dengan solusi yang baik. Ya memang perlu perjuangan dan doa,” ujarnya.
Akhirnya, dengan komunikasi dan pendekatan yang baik, pihak bank bersedia memberinya keringanan dengan penghapusan bunga dan denda yang dilarang Allah. Saikhul bahkan berhasil menjalin kesepakatan baru untuk membayar sisa pokok utang yang masih ada dengan stok barang yang ia miliki hingga lunas.
Bersamaan dengan itu, Syaikhul juga melakukan pendekatan kepada para supplier untuk minta pengunduran waktu pembayaran. Ia berterus terang menjelaskan kondisi keuangan perusahaannya yang berubah setelah tidak mengambil komitmen baru dengan bank lagi. Lagi-lagi ia berhasil mendapatkan kesepakatan.
Proses penuh doa, kerjakeras, dan ketahanan mental itu membuahkan hasil yang memuaskan. Hanya dalam waktu 2 tahun, Rp252 miliar utangnya terselesaikan!
Dengan attitude sesama warga MTR yang saling dukung dan menguatkan, Syaikul semakin berani melepaskan ketergantungan finansial usahanya kepada bank. Saat ini, bisa dikatakan PT. Keraton Agri sudah terbebas dari utang. “Masih tersisa utang dagang, tapi itu untuk perputaran bisnis,” ujarnya.
Ia juga berhasil membuktikan bahwa tanpa topangan utang ribawi, bisnis tetap berjalan, bahkan berkembang semakin baik dan sehat. “Ilmunya ada di Be-MiMS. Di sana saya belajar banyak konsep bisnis, inovasi, kreasi dan solusi bisnis,” jelasnya.
Syaikhul sangat bersyukur, melalui MTR, Allah telah menyembuhkan penyakit kecanduan utangnya yang sudah kronis. Dan yang utama, ia menjadi punya lebih banyak waktu untuk Allah dan keluarga.
Secara pribadi, ia merasa terjadi perubahan hidup yang signifikan. Ia merasa hidup Bahagia lahir batin tanpa utang. “Tidak terucapkan dengan kata saja. Yang asalnya saya piker tidak mungkin terselesaikan, ternyata unlogic Allah memberikan solusi dengan cepat.”
Kepada sesame pengusaha Muslim yang masih terjerat utang ribawi, Syaikhul berpesan agar tetap berikhtiar sekuat tenaga untuk terbebas dari utang dan bisnis pun harus tetap berkjalan.
“Lakukan negosiasi dengan baik, senyum, andhap asor, bersahabat dan beretika. Banyak-banyaklah mencari konsep agar permasalahan terselesaikan dengan baik,”pungkasnya.
Setiap hari yang kita dengar adalah persiapan hidup “new normal” Belajar hidup berdampingan dengan virus, yang akhirnya memaksa manusia menjalankan new normal.
Apa sih new normal ?
Menjaga kebersihan, sering cuci tangan, bukankah itu yang kita lakukan jika rutin sholat wajib dan sunnah ? Subuh, Dhuha, Rawatib, Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya, Tahajud, dan lainnya. Belasan kali kita akan cuci tangan. Bukan sekedar membasahi tangan, tapi juga menggosok sela-sela jari seperti ajaran baginda Rasul SAW. Sama seperti yang diajarkan brosur-brosur kesehatan kan ?
Apalagi jika wudhu disertai istinsyaq, menghirup air ke dalam rongga hidung. Virus covid 19 bertahan sekitar 4 jam di rongga hidung sebelum masuk ke paru-paru. Instinsyaq membersihkan virus di rongga hidung.
Berpakaian tertutup sehingga meminimalkan jatuhnya droplet orang lain ke badan kita. Islam mengajarkan bagi wanita hanya wajah dan tangannya yang bisa terbuka di tempat umum. Bagi laki-laki, pakaiannya menutup bagian atas sampai bagian bawah lututnya. Kurang lebih, sesuai kan dengan standar kesehatan tersebut?
Tidak sembarangan bersentuhan dengan orang lain. Ya, memang Islam mengajarkan konsep mahram. Hanya bersentuhan dengan keluarga dekat yang dikategorikan mahram. Itu pun diniatkan untuk menjaga silaturahmi, tidak berlebihan.
Menghindari kerumunan, lebih banyak di rumah kecuali untuk melakukan sesuatu yg sangat penting. Bukankah Islam telah memisahkan kehidupan laki-laki dan wanita ? Tidak setiap kegiatan kehidupan bisa campur aduk, apalagi dengan yang bukan mahram. Bahkan Al Quran mengajarkan maqam (tempat berpijak) wanita adalah di rumah. Makanya pepatah Arab menyatakan: al ummu madrasatul uula.
Bagi laki-laki pun, apa perlu bekerja dari pagi/subuh sampai malam, mengejar harta yang rasanya tidak pernah cukup ? Sampai kurang waktu untuk bersama dengan keluarga. Padahal kebutuhan dasar manusia menurut Islam, hanyalah sebuah rumah, sepotong kain dan sepotong roti.
Baginda Rasul biasa beraktivitas sesudah syuruk. Lalu sesudah Isya beliau tidak lagi menerima tamu, hanya bercengkerama dengan keluarga kemudian tidur tidak lama sesudah sholat Isya. Padahalaktivitas Rasul SAW sebagai pemimpin agama, kepala negara, guru, pemimpin perang, kepala keluarga, ayah bagi anak-anak. Beliau begitu sibuk namun sangat efisien memanfaatkan waktu.
Dengan new normal, restoran, mall, transportasi, tempat umum, tempat wisata hanya beroperasi setengah kapasitasnya karena harus physical distancing. Tentu pendapatan para pelaku usaha akan turun.
Kalau begitu, inilah saatnya meneladani gaya hidup Rasul SAW yang sederhana (bukan miskin, tapi sederhana). Tidak perlu menimbun segala macam barang atau harta yang entah kapan akan dipakai, hanya teronggok di sudut lemari. Atau bahan makanan yang sangat banyak, sampai tidak disadari sebagian sudah kedaluarsa. Hidup sederhana, sesuai kebutuhan saja, untuk bertahan hidup, karena hidup di dunia kan hanya tempat transit.
Nah kalau kita lihat lebih detail, apa yg disebut new normal itu hanya sebagian dari menjalankan Islam secara kaffah, mengaplikasikan hukum syara sebagai tuntunan hidup setiap hari. Alloh sudah menyatakan bahwa Islam-lah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Jadi kalau kita jalankan Islam secara kaffah, insyaAlloh selamat dunia akhirat.
Jadi, pilih new normal atau hukum syara ? Saya sih pilih hukum syara, sebagai bagian dari taat, tunduk, patuh pada Alloh.
قيل: إن المرأة في سالف العصور كانت عندما تريد أن ترضع طفلها،
Dikatakan, bahwa wanita pada masa dahulu ketika ingin menyusui anaknya,
تسمي الله تعالى ثم ترضع ولدها بنية أن يصبح ذا شأن عظيم عندما يكبر… Dia menyebut nama Allah Yang Maha Tinggi kemudian menyusui anaknya dengan niat agar anaknya menjadi orang yang memiliki peran besar ketika dewasa ….
فارسا شجاعا … Menjadi kesatria yang pemberani ….
أو عالما مبرزا … Atau ilmuwan yang ternama …
أو قائدا محنكا … Atau panglima yang perkasa ….
لذلك كان أجدادنا عظماء … Karena itulah kakek moyang kita adalah orang-orang besar/agung.
أما اليوم فإن معظم نساءنا يرضعن أولادهن بنية أن يناموا …
Adapun hari ini, maka kebanyakan wanita kita menyusui anak-anak mereka dengan niat agar anak-anak tersebut tidur ….
لذلك فالأمة معظمها نائمة 😴😴
Karena itulah maka kebanyakan umat (sekarang) pada tidur! 😴😴
😭😭😭
Mungkin ujaran di atas bisa diejawantahkan untuk tantangan yang sedang diajukan oleh seorang pejabat senior kita yang mulia, Bapak LBP.
Di saat wabah Covid-19 masih belum teratasi dengan optimal, negara sudah galau karena semakin bengkaknya defisit anggaran yang harus dikeluarkan untuk penanganan pasien Covid-19.
Belum lagi defisit anggaran karena penyaluran bansos bagi warga masyarakat yang terdampak. Belum lagi bertambahnya defisit anggaran karena menurunnya pendapatan negara terutama pendapatan dari sektor pajak.
Lalu saat ada warga negara yang berakal sehat memberi saran atau kritikan, malah ditantang berhujjah secara tatap muka…(Asal jangan sampai diincar sebagai benih perbuatan makar yah, Pak LBP).
Apalah arti tantangan kritik ini kalo pengambil kebijakan masih memiliki ghorizatun baqa yang tinggi, yang merasa L’etat Ces Moi, yang merasa aku adalah negara… Seakan dia yang memiliki negara ini, yang lain minggir saja… Alias boleh kritik asal ditantang tatap muka dulu…
Apakah pengambil kebijakan negara ini tidak punya alternatif selain tabiat buruk berutang untuk menutup defisit anggaran negara…??
Apakah karena utang negara +62 relatif lebih kecil daripada utang negara lain kita merasa berhak berutang lebih banyak lagi…??
Padahal Allah SWT telah menganugerahi negara ini dengan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah.
Mungkin, yang mulia Bapak LBP atau pengambil kebijakan negara lainnya perlu mengubah mindset akan perilaku dan tabiat buruk utang negara ini. Bukannya malah menantang warga negara yang berakal sehat karena mengkritik kebiasaan buruk dalam berutang.
Atau mampukah kita berperan lebih dalam situasi ini? Daripada berhujjah, alangkah lebih baik lagi bila Bapak LBP dan para pejabat lainnya diarahkan untuk mengikuti seminar SMHTR, yang wabil khusus diselenggarakan untuk pejabat negara. Anggap saja semacam kuliah tambahan di Lemhanas, terutama terkait program Bela Negara & Ketahanan Keuangan.
Semoga setelah mengikuti pembelajaran SMHTR, mindset para pejabat negara akan berubah dan Allah SWT memberi hidayah terutama pada Bapak LBP. Bahwa Allah Maha Kaya, Maha Segalanya dan ada alternatif lain dalam memenuhi anggaran pendapatan negara selain menarik pajak dan berutang dalam menyelenggarakan roda pemerintahan di negeri +62 ini.
#MTRituNyata dan In Syaa Allah siap menerima tantangan ini.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan warga MTR ketika telah menghentikan pembayaran angsuran berbau riba dan kemudian mulai melakukan negosiasi dengan pihak terkait adalah : banyak lupa dan terlena dalam proses perundingan yang tengah dilakukan tersebut. Tidak ingat lagi atau tak mau mendisiplinkan diri untuk menyimpan (mengamankan) uang yang biasanya disetorkan setiap bulan sebagai angsuran/ cicilan kredit rutin.
Seharusnya dengan proses yang berjalan, yang bahkan bisa makan waktu cukup panjang, kita mau berupaya mengamankan dana setiap bulannya.
Cari 1000 alasan untuk bisa disiplin Nge-SAVE-nya. Atau kalaupun sebagian harus dipakai,pastikan untuk hal yang sangat bermanfaat. Seperti untuk mencari ilmu di berbagai pelatihan yang ada di komunitas MTR dan membeli tools penunjang dakwah seperti BUKU MERAH (untuk kostum dakwah MTR, juga boleh-boleh aja..😊)
Agar bila suatu saat usulan permohonan pelunasan yang kita ajukan disetujui oleh pihak abang/leasing,kita memiliki dana segar yang insya Allah akan bisa membuat kita memilki POSISI TAWAR yang lebih baik dalam menentukan tekhnis pelunasan. Syukur-syukur dana yang telah kita SAVE tadi, bisa langsung untuk melunasi semua beban utang yang kita miliki.
WAllahu A’lam
Kembangkan diri, usaha dan dakwah.
1000 alasan positif terasa kurang, 1 alasan negative cukup untuk membuat sejuta harapan melayang.
Sebelumnya, saya ingin mengajak Anda bernostalgia – sebentar saja, tentang awal mula berkenalan dengan yang namanya UTANG.
Coba jawab dulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini;
Apakah saat itu Anda dalam kondisi kritis sehingga harus berutang?
Apakah saat itu Anda terpaksa berutang demi kebutuhan dan bukan keinginan?
Apakah karena membeli rumah Anda jadi punya utang? Mengapa saat itu Anda tidak mengontrak dulu saja?
Apakah kendaraan pun menjadi alasan Anda berutang? Mengapa saat itu Anda tidak memutuskan untuk rental dulu?
Apakah karena ingin memperbanyak cabang usaha Anda jadi berutang? Mengapa tidak seadanya dulu?
Sudah nostalgianya? Kuat?
Sekarang, coba tatap keluarga Anda dengan kesadaran penuh. Lihat tubuhnya, bola matanya, lihat deh raut wajahnya. TEGAkah Anda berdiam diri dan tidak berjuang demi mereka? Anda ingin mewariskan UTANG kepada mereka?😭
Kita semua tahu, dengan kondisi sekarang, semua orang mendadak cemas terhadap hari esok dan seterusnya. Semua terkena dampaknya.
Dan yang paling miris adalah mereka yang punya utang dan menggantungkan harapan untuk membayarkan utang melalui satu sumber pendapatan saja. Ambyar!!
Tau kenapa? Ya iya lah, kan pendapatan sudah mulai tak pasti, sedangkan utang (kewajiban) harus dibayar tepat waktu.🥴
Berjuanglah, jika status Anda masih pejuang nafkah di keluarga! Jangan mentang-mentang sedang wabah, malah rajin rebahan. Emangnya dengan begitu utang bisa lunas?
Butuh solusi tapi tak ada usaha, itu sama saja omong kosong! Bahkan yang paling menjengkelkan, banyak yang minta solusi tapi ketika diberi tahu malah ngeyel dan maunya serba instan!
Bahkan ketika Anda memasak mie instan, apakah bisa langsung Anda makan ketika memegang bungkusnya? Enggak kan? Anda harus meremas, merobek dan merebusnya dulu. Semua butuh proses, ada ikhtiar sebelum tawakkal. Beriringan dah, bila perlu keduanya di lakukan bersamaan.
👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼👇🏼
Jadi kesimpulannya,
Jika Anda telah melihat dan kenal dengan mereka yang sudah lunas utangnya, ikuti saja caranya.
Kalau mereka belajar, ya Anda harus belajar.
Kalau mereka ikut pertemuan, ya ikuti juga.
Kalau katanya dengan baca buku merah bisa lunas, ya baca aja.
Mengajak kita melangkah suci kan hati/ Mendorong kita untuk senantiasa bersihkan lingkungan dan diri//
Membagi ilmu untuk halalkan harta/ Mengingatkan kita tentang penting nya berbagi kepada sesame//
MTR itu..//
Membuat kita selalu sibuk dengan muhasabah/Melekatkan jiwa tentang pentingnya arti mencintai dan dicintai keluarga//
Menyatukan kita dalam tali ikatan ukhuwah/Menyadarkan tentang makna terdalam dari mujahada//
MTR itu..//
Melecut cerdaskan fikir dalam langkah yang tegar dan bijaksana/Kobarkan semangat dan cita jadi penopang dakwah/ dengan usaha yang bermarwah serta mendunia//
Mengertikan diri akan jihad dan hijrah/ Belajar dari masa lalu untuk masa depan yang lebih bermakna dan lebih indah//
MTR itu..//
Bukan hanya tentang Utang/ dan cerita perjuangan memantaskan diri untuk mendapatkan pertolongan Allah..//
Tetapi/
Juga kisah perjuangan untuk menjadi seorang hamba pendamba syurga/yang juga dunia berada dalam genggaman tangan nya..//
Seorang hamba yang layak dan pantas/ mendapat gelar termulia di akhir masa/ Hamba Penolong Agama Allah dan Rasul Nya// ALLAHU AKBAR//
Dakwah menuju agama Alloh mestinya tidak mengenal putus asa, tak lekang dimakan waktu, tak lapuk dimakan usia. Sudah menjadi jalanNya, dakwah Islam akan berhadapan dengan kapitalis sekuler maupun sosialis komunis.
Ingatlah sabda Rasululloh dalam sebuah hadist yang mulia, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak, niscaya Alloh akan mengirimkan siksa dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Tirmidzi 2095)
Maka tetaplah bersemangat sahabat!
Walau teriakan dan ejekan dilayangkan padamu, tetaplah istiqomah dalam jalan dakwah. Karena yang kita harapkan adalah ridha dari Alloh Ta’aala. Bukan pujian manusia ataupun celaannya.
Jangan ragu,
Saat datang berbagai fitnah yang hendak surutkan langkah. Teruskan berdakwah hingga kakimu kelak memijak jannah.
Ketika tiada terasa lagi lelah dan susah payah. Yang ada hanyalah sakinah dan untaian salaam dari Malaikat. “Salaam sejahtera kepadamu, wahai hamba Alloh dari Alloh Yang Maha Pemurah.”
Di hari kiamat kelak, akan dibukakan file-file segenap insan manusia. Biarlah yang mengejek dakwah Islam tahu sendiri, balasan dari amal buruk yang dulu ia jalani.
Famayya’mal mitsqoola dzarrotin khoirozzaroh wamayya’mal mitsqoola dzarrotin syarrozzaroh [Barang siapa yang berbuat kebaikan walau sebesar biji sawi maka ia akan beroleh balasan (kebaikannya), dan barangsiapa yang berbuat keburukan walau sebesar biji sawi maka ia akan beroleh balasan (dosanya) pula]. Wallohu a’lam. [HA]
Tetaplah berdakwah, jangan putus asa, hingga kaki menginjak Jannah
Pada Tahun 2007-2008 ketika saya membantu Mas Heppi Trenggono di Balimuda Persada, kami harus pontang panting kesana-kemari untuk menambal arus kas perusahaan yang berdarah-darah karena Corporate Trap pada proyek harvesting & land clearing sebuah perusahaan hutan tanaman industri di Jambi. Bukan hanya oleh perusahaan HTI-nya kami “dikerjai”, namun oleh bank, sister company-nya kamipun dijebak.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Hiks hiks hiks..
Tahun 2012 yang lalu, saya diminta membantu perusahaan advertising di Bogor, yang kesulitan cash flow. Setelah saya masuk, ternyata kesulitan cash flow itu karena Corporate Trap dari perusahaan semen yang dilayaninya.
Tahun 2015, ketika saya bercerita tentang Corporate Trap ini, Mas Eri, KSW #03 dan Mbak Lita, KSW #05, senyum-senyum kecut karena teringat peristiwa yang menimpa perusahaannya. Corporate trap telah membuat mereka pusing tujuh keliling karena jasanya yang telah dilakukan hanya menjadi piutang. Si klien tenang-tenang saja, walau Mas Eri & Mbak Lita telah mengajukan surat somasi.
Awal 2016, saya dicurhati oleh Mas Mirza, KSW #01 dan Mbak Arini, KSW #2 yang menceritakan sahabat-sahabatnya yang kekurangan modal untuk memenuhi order dari perusahaan ritel modern ternama. Usut punya usut, ternyata bukan kekurangan modal, namun cash gap yang terlalu panjang antara cash-in dan cash out yang tidak kekejar.
Mirip dengan case of Balimuda Persada, sahabat-sahabat Mas Mirza juga terjebak pada permainan bank sister company perusahaan ritel ini.
Suatu saat, ketika saya berkunjung ke oil plant-nya Mas Oky, KSW #01, Mas Firdaus, KSW #13 menceritakan nasib pengusaha UMKM binaannya yang kehabisan modal karena pembayaran tidak jelas oleh perusahaan ritel ternama yang baru saja membuka outlet terpadu di Balikpapan.
Sebelumnya, di WAG Supi, terpampang foto-foto Cak Bukhin yang sedang memimpin demo di depan sebuah grup perusahaan terkenal. Mereka minta pengembalian uang deposit pulsa yang sudah berlarut-larut tak jelas juntrungannya. Perusahaan yang didemo Cak Bukhin, ternyata suka melakukan Corporate Trap pada bisnis-bisnis yang dijalankannya.
Proyek perumahan mewahnya banyak menelan korban supplier dan kontraktor yang harus gigit jari karena hanya dibayar dengan janji. Hiks hiks hiks…
Ketika Dakwah Rombongan ke Kalimantan Selatan beberapa tahun lalu, saya diperkenalkan oleh Mas Orrin, KSW #Diaspora, kepada seorang pengusaha besar Business Process Outsourcing (BPO) di Tanjung (Tabalong) yang kini terlilit utang. Setelah diskusi, sama saja penyebabnya. Corporate Trap oleh perusahaan tambang yang menjadi klien-nya.
Pernah juga, saya dikejar-kejar oleh seorang National Key Account Manager perusahaan Multinational. Rupanya, perusahaan yang tidak punya utang ini, kena juga Corporate Trap oleh perusahaan ritel ternama tersebut. Kena deh!
Pada beberapa Pertemuan Tatap Muka Warga KSW, saya sering menjelaskan permainan corporate trap ini. Oleh karena itu, saya mohon bantuan warga yang hadir pada pertemuan-pertemuan itu untuk menceritakan di sini, apa itu Corporate Trap. Sehingga sahabat-sahabat kita yang lain berhati-hati ketika mendapatkan order dari “perusahaan besar” (pakai tanda kutip ya..)
Sebelum Anda share, ada suatu Hadist Rosul yang mengingatkan kita agar tidak ta’jub pada seseorang yang mengembangkan usahanya dengan harta haram, diantaranya riba. Mohon bantuan warga untuk memposting hadist tersebut ya..
Terima kasih atas bantuannya. Semoga ALLAAH mudahkan segala urusan kita semua.
Ini hanyalah prolog dalam mendiagnosa seluk-beluk pemimpin melalui hadits-hadits Rasulullah SAW. Remahan kecil ini sebagai catatan jika aku kelak berhadapan dengan para pemimpin sesat.
Dari Aus yang berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Aku tidak takut (ujian yang akan menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu Hibbân).
Wow! ternyata dahsyat juga ya…
Sufyan as-Tsauri menggambarkan mereka dengan mengatakan: “Tidaklah kalian menjumpai para pemimpin sesat, kecuali kalian mengingkari mereka dengan hati, agar amal kalian tidak sia-sia.”
Ok, noted.
Lalu bagaimana jika kita mendapati pemimpin yang berlaku tidak adil dan sewenang-wenang, tapi secara pribadi dia baik terhadap kita malah sering memberi hadiah?
Dari Abu Layla al-Asy’ari bahwa Rasulullah bersabda: “Dan berikutnya adalah para pemimpin jika mereka diminta untuk mengasihani (rakyat), mereka tidak mengasihani; jika mereka diminta untuk menunaikan hak (rakyat), mereka tidak memberikannya; dan jika mereka disuruh berlaku baik (adil), mereka menolak. Mereka akan membuat hidup kalian dalam ketakutan; dan memecah-belah tokoh-tokoh kalian. Sehingga mereka tidak membebani kalian dengan suatu beban, kecuali mereka membebani kalian dengan paksa, baik kalian suka atau tidak. Serendah-rendahnya hak kalian, adalah kalian tidak mengambil pemberian mereka, dan tidak menghadiri pertemuan mereka.” (HR. Thabrani)
Sip…!
Katakanlah pemimpin itu lugu, naif dan membumi, tapi kurang pintar, bagaimana saya harus bersikap?
Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah berkata kepada Ka’ab bin Ajzah: “Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad)
Dalam hadits riwayat Ahmad dikatakan bahwa pemimpin bodoh adalah pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah.
Oh, gitu…
Mari sama-sama kita berdoa agar kita semua diberi perlindungan dari orang-orang bodoh. Aamiin.
Lalu.. bagaimana jika berhadapan dengan pemimpin yang menolak kebenaran, dan penyeru kemungkaran?
Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Mantap…!
Lalu bagaimana dengan pemimpin yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian?
Dari Abu Hisyam as-Silmi berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (benjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi pada mereka hak yang mereka senangi.” (HR. Thabrani)
Nauzubillahi min zalik, semoga kita ‘gak nemu dengan tipe demikian.
Bagaimana dengan para pemimpin yang mengangkat pembantu orang-orang jahat?
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda: “Akan ada di akhir zaman para penguasa sewenang-wenang, para pembantu (pejabat pemerintah) fasik, para hakim pengkhianat, dan para ahli hukum Islam (fuqaha’) pendusta. Sehingga, siapa saja di antara kalian yang mendapati zaman itu, maka sungguh kalian jangan menjadi pemungut cukai, pegawai kanan, dan polisi.” (HR. Thabrani)
Ada riwayat lain seperti hadits di atas dengan matan yang sedikit berbeda:
Daripada Abu Sa’id dan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Akan datang atas kalian pemerintah yang rapat dengan seburuk-buruk manusia dan melewat-lewatkan sholat (sehingga terkeluar) daripada waktunya. Maka barangsiapa antara kalian yang menemui keadaan ini janganlah menjadi pegawai kanan, jangan polisi, jangan pemungut cukai dan jangan (pula menjadi) bendahara.” (HR. Ibn Hibban dalam Sahih-nya [4586])
Waduh, aku ‘gak bisa komen banyak. Tapi aku sarankan teman-teman cari tahu sendiri, mungkin penjelasan akan semakin kaya dan luas.
Bagaimana pandangan sunnah kepada para pemimpin diktator yang kejam dan tangan besi?
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seburuk-buruknya para penguasa adalah penguasa al-huthamah (diktator).” (HR. Al-Bazzar)
Apa persamaan pemimpin zalim dan mereka yang berlebihan dalam beragama di akhirat kelak?
Dari Ma’qil bin Yasar bahwa Rasulullah bersabda: “Dua golongan umatku yang keduanya tidak akan pernah mendapatkan syafa’atku: Pemimpin yang bertindak zalim, dan orang yang berlebihan dalam beragama hingga sesat dari agama.” (HR. Thabrani).
Hmm… Lalu apa acuan kita dalam memeriksa keadaan, tapi tidak terlibat dalam tipu daya medsos?
“Akan datang kepada masyarakat tahun-tahun yang penuh tipuan. Pada tahun-tahun itu pembohong dipandang benar, yang benar dianggap bohong; pada tahun-tahun tersebut pengkhianat diberi amanat, sedangkan orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada saat itu yang berbicara adalah ruwaibidhah.” Lalu ada sahabat bertanya, “Apakah ruwaibidhah itu?” Rasulullah menjawab, “Orang bodoh yang berbicara/mengurusi urusan umum/publik.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Ya’la dan al-Bazzar)
– Siapa yang rindu dan ingin segera berkumpul dengan sahabat ahli sorga, berbaris rapi, lalu senam 78 bersama? Angkat tangan kanannya dan katakan SAYA..!
– Siapa rindu para ‘guru kehidupan’ yang selalu mengajarkan ilmu langit dan makna muslim kaffah sesungguhnya? Angkat tangan kirinya dan katakan SAYA..!
Ritual tatap muka warga MTR yang tak akan terlewatkan, senam 78 dan WIFLE.. sekedar mendengar musik pengiring senam 78 pun, pasti membuat para warga MTR yang masih #stayathome senyum-senyum sendiri..
10 pekan berlalu dan saya masih #stay at home. Sungguh pengalaman hidup tak terlupakan ketika dihadapkan pada kondisi Pandemi COVID 19. Bukan kategori pengalaman indah memang, tapi tetap saja menjadi pengalaman yang sarat hikmah. Bisa jadi ceritanya akan jauh berbeda, apabila saya belum bergabung dengan Masyarakat Tanpa Riba.
Lalu, apa korelasi MTR dan Pandemi COVID 19 ?
Sangat erat, setidaknya untuk saya, atau kami warga MTR..
Jika saja bukan warga MTR, tentu keadaan saya tak jauh berbeda dengan orang-orang pada umumnya; bingung, kuatir, sedih, galau, gagal fokus hingga stress berat akibat nelangsa karena dihantam efek pandemic Corona yang luar biasa. Dan yang paling terpengaruh adalah aspek ekonomis.
Bagaimana tidak? Mulai dari usaha kelontong skala rumahan sampai bisnis kelas raksasa yang menggurita pun terpaksa hidup dalam kondisi ‘antara ada dan tiada’. Sebagian besar orang dipaksa mengerahkan segenap daya dan upaya, memutar otak mencari cara agar ‘neraca ekonomi keluarga’ tetap stabil dan terjaga. hehehehe..
Fenomena yang saat ini akrab di telinga :
– orang mengeluhkan pendapatannya terjun bebas.
– orang tak sanggup membayar cicilan pokok apalagi ditambah bunga.
– orang stress dan gagal fokus hingga putus asa dan kemudian mati gaya lalu stop berusaha.
Banyak..?? Sangat banyak, bahkan terlampau banyak..
Tapi cerita menjadi lain untuk Warga MTR. Mereka, kami menghadapi kejadian luar biasa ini tetap dengan SENYUM ceria, rasa SYUKUR, dan OPTIMIS.
Mengapa SYUKUR?
Karena sebagai Warga MTR, alhamdulillah biidznillah, kami dibekali dengan jurus-jurus andalan yang siap dilancarkan saat kondisi TAK NORMAL.
Mengapa OPTIMIS?
Karena pandemi ini justru membuat kami semakin yakin bahwa perjuangan MTR untuk mendakwahkan bahaya utang riba tidaklah sia sia.
Dan betapa Maha Sempurna Allah dengan skenarioNYA yang seringkali tak terjangkau akal pikiran manusia. Amazing..
Renungkanlah kembali kalamNYA pada Surat Al-Baqarah, ayat 275 -279. Betapa kini ayat tersebut begitu kuat terindera. Saat ini adalah detik-detik dimana janji Allah akan segera jadi nyata : “Allah musnahkan riba dan suburkan sedekah.”
Nggak percaya..?
– Ketika lebih banyak orang tak sanggup bayar cicilan utang. (Jangankan cicilan utang berikut bunganya, menanggung naiknya beban pengeluaran rutin tiap bulan saja sudah mana tahan. Tengoklah tarif dasar listrik dan iuran BPJS sebagai ‘tanda cinta’ di kala pandemi Corona..😌)
– Ketika lebih banyak lagi orang tersadarkan bahaya utang, yang ujung ujungnya mengakibatkan..
– perbankan mencoba bertahan di kondisi yang tak karuan
Ketiga hal itu, merupakan efek dari adanya makhluk kecil yang tak dapat kita indera dengan mata bernama “virus”. Yang atas ijin Allah, makhluk renik itu mampu mengalahkan pongahnya manusia dan mengobrak abrik tatanan dunia.
Lalu tidakkah terbersit dalam benak kita, jangan-jangan inilah awal mula terbuktinya janji Allah di Surat Al Baqarah ayat 276 itu?
Jikalau kita mengaku sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah yang telah IA muliakan dengan akal pikiran, maka WAJIB kita penuhi fitrah kita sebagai makhluk yang berpikir.
Enggan berpikir? Kalau begitu, berhentilah menyebut diri kita sebagai manusia. Lalu, akankah Kita tetap mengeraskan hati..?? Tak bergetarkah hati kita ketika membaca peringatannya di Surat Al Baqarah ayat 278 dan ancamanNYA di surat Al Baqarah ayat 279..??
Penasaran bagaimana bunyi kalimat di dalam ayat ayat tersebut? Cari sendiri laaah.. Udah gede ini.. Masa sih minta disuapi..🤭
Kembali bicara tentang warga MTR. Momen ini adalah momen berharga. Bukankah Allah telah menyingkapkan fakta dan menunjukkan peluang luar biasa dengan mengkondisikan dunia di tengah pandemi ini? Teruslah menyampaikan kebenaran. Sampaikanlah kebenarannya bahwa Riba itu nge-RiBAnget. Karena tugas Kita adalah menyampaikan. Buktikan bahwa kita mengupayakan yang terbaik yang kita bisa, di samping wajib menggunakan sebaik-baiknya peluang yang telah Allah berikan agar tak terlewat begitu saja.
Persoalan bagaimana nanti hasilnya, serahkan saja kepadaNYA, bukankah ALLAH Maha Sempurna dengan segala skenarioNYA..?
Last but not least, bukanlah NEW NORMAL segala sesuatu yang bertentangan dengan aturan Allah dan RasulNYA. Kembali kepada syariatNYA itu baru manusia NORMAL namanya.😁
Bukan bermaksud menakuti dirimu/ Bukan bermaksud menambah berat beban hidupmu/Bukan pula bermaksud mengguruimu//
Izinkan aku kembali mengingatkan/
Badai nan besar boleh jadi akan datang /Meradang/Ombak nan tinggi boleh jadi akan hadir menenggelamkan/ Malam nan kelam boleh jadi akan tiba /hilangkan cahaya dan kesenangan//
Bukankah saat ini lebih baik kita semua bersiap diri dan berjaga sepenuh hati?//
Tidakkah seharusnya kita berpikir bersama mencari solusi tentang hiruk-pikuk yang sudah di depan mata?//
Mungkin engkau berkata semua yang kukatakan terlalu berlebihan//
Sila dirimu berkata apapun /Tapi ingatlah satu hal../semua penyesalan selalu berada di ujung cerita/yang berakhir dengan nestapa dan /derita panjang berisi ratapan dan penderitaan//
Bangunlah dari tidurmu yang melenakan/ sebelum semua mimpi burukmu berubah menjadi kenyataaan/ yang penuh kepedihan dan air mata kesengsaraan//
Sungguh/ancaman wabah dan resesi dunia/bukanlah pepesan kosong yang bisa dihadapi dengan seloka yang tiada berguna dan tiada bermakna//
Selagi masih ada waktu/mari kita manfaatkan kesempatan/untuk bersama bersiap sambil berpikir dengan jernih/agar bisa berbagi tips dan ilmu yang bermanfaat/ untuk menghadapi semua kemungkinan terburuk datangnya badai dan malapetaka//
Saatnya Berjaga/Berusaha dan memperbanyak do’a/agar negeri ini dilepaskan Allah dari marabahaya wabah/dan terhindar dari petaka krisis ekonomi yang pasti akan menyengsarakan//
ASTAGHFIRULLAH../ LINDUNGI KAMI YA ALLAH/ DARI BENCANA WABAH DAN BERATNYA PETAKA REZEKI YANG ENGKAU SEMPITKAN..//
Semoga ibadah RAMADHAN kemarin membuka pintu-pintu ampunan yang melenyapkan bencana penyakit dan ancaman keterpurukan di bulan-bulan yang akan datang..//
Berharap dan berdo’alah dengan segala pengharapan dan sepenuh kesungguhan//
Masa raja-raja, era kolonial dan pasca penjajahan kita tidak pernah lepas dari trik dan adu domba politik. Tujuannya cuma satu, menguras sumber daya alam, mengangkat para penjilat, dan mendidik pengkhianat jadi pejabat.
Buah dari penjajahan yang berabad-abad itu telah berhasil membentuk sebahagian kita bermental inferior, rendah diri, akhirnya jadi pecundang.
Elit berhasil menghapus dan menghilangkan jati diri Anda sebagai rakyat yang berdaulat untuk kemudian diframing sebagai beban negara.
Gimana tidak…
Hak rakyat dianggap subsidi, sedang pejabat pesta pora menggelar rapat di hotel berbintang hasil dari pajak dan upeti kita.
Anehnya Anda menikmati dan menerima itu sebagai hal biasa lalu memaklumi. Pejabat dan penjilat memaksa Anda membentuk ketaatan baru layaknya abdi dalam. Dalam psikologi, ini persis sperti korban LGBT yang kemudian malah jadi predator baru.
Secara sosial ini penyakit masyarakat. Jika covid-19 yang 1/3 fakta, 1/3 fiksi dan 1/3 konspirasi, mampu membuat kita tunggang langgang, mengapa dengan pembodohan dan pengrusakan mental rakyat yang terstruktur ini Anda diam saja?
Tahukah Anda? Rakyat Indonesia mengolah, menyemai, dan memanen di tanah sendiri untuk dijadikan upeti kepada orang lain.
Kok bisa?
Tanah kita adalah tanah garapan yang hak pakai dan penguasaannya sebagian besar telah beralih ke swasta. Ekosistem sawit plasma rakyat dihimpit swasta, ruang gerak dan nafas petani ngap-ngap.
Kita bukan tidak mampu, tapi rakyat memang tidak pernah diberi kesempatan luas kecuali sekedar formalitas. Bisnis mereka adalah bisnis kebijakan yang jelas sangat bertumpu pada kekuasaan.
Lihat bagaimana PTPN yang menyisakan utang trilunan rupiah. Kita tunggu gimana bro Erick Tohir mengelola utang warisan Tante Rini ini nanti. Santer terdengar PTPN mau dijual lagi buat nutup utang. Itulah kelakuan elit, jual, jual dan jual. Utang, utang dan utang, sampai sini paham ya?
Saya sarankan para pegawai dan aparat pemerintahan coba ikut dan cari tahu kegiatan #masyarakattanpariba. Aku jamin nggak akan ketularan virus utang yang bikin kita nggak berdaulat itu.
Back to PTPN…
Dijual ke siapa ya kira-kira? Swasta lagi, elit lagi, konglo lagi? Lagi-lagi lingkaran setan kekuasaan.
Lihat bagaimana siklus ketika pengusaha telah jadi penguasa? Jika kurang iman maka dengan satu tanda tangan ‘kelar’ hidup kita semua.
Amati juga…
Swasta membangun dan mengatur kota layaknya negara di dalam negara. Coba anda lihat bagaimana Pantai Indah Kapuk, BSD, Sumarecon, dan lain-lain. Komplek-komplek dibangun terpisah dari lingkungan asalnya, terpisah dari kehidupan sebenarnya.
Swasta atas nama modernitas menghilangkan identitas lokal, rakyat dikotak dalam sekat-sekat perumahan, orang diclusterisasi jadi homogen, semua ruang dibuat private, dan rakyat tidak pernah dapat tempat untuk menjalin keakraban.
Keakraban warga negara sejak awal dihilangkan, lalu kita dituntut dan direkayasa intelegen dengan memutarbalikan fakta jadi sentimen agama.
Bro!!! Ini rekayasa para bohir, para kapitalis serakah, para elit yang ingin mewariskan lagi kedigdayaannya hanya pada anak cucunya saja.
Jangan sampai kita rusuh, jangan sampai isu Asing dan Aseng membuat bangsa terbelah. Itu rekayasa agar rakyat jangan kritis dan membelokkannya jadi isu rasial.
China yang kita kritisi adalah China sebagai negara, bukan sebagai etnis dan budaya. Negara itu produk politik. Anda lihat bagaimana kejamnya China Komunis terhadap sesama mereka? Pada gerakan Falun Gong lebih dari 1,5 juta jiwa diambil organ tubuhnya.
Anda cari tahu berapa yang terbunuh pada kejadian Tiananmen? Lihat bagaimana etnis Uighur diberangus? Lihat bagaimana demo berbulan-bulan rakyat Hongkong? Mereka menyebut China Komunis sebagai kekuatan Iblis yang menggerus akar budaya Tiongkok.
Mereka semua China dan mereka membenci China Komunis. Jadi ketika kita bicara China, jangan mau dipecah belah oleh kekuasaan yang kini sedang bermesraan dengan China Komunis. Power tends to corrupt, kekuasaan itu cenderung korup.
Belajarlah dari Soe Hok Gie, Kwik Kian Gie, Douwes Dekker, dll, mereka Asing dan Aseng, tapi mampu memilah mana etnis mana politis.
Liberalisme, pluralisme, sekulerisme itu dipupuk dalam rangka memecah-belah umat beragama. Agama dicampur baur, diacak-acak, agar bias. Hingga Anda frustasi, lalu selangkah lagi Anda jadi atheis, Anda meninggalkan tuhan dari kehidupan, lupa kalau ada akhirat.
Mereka memang merancang ini sejak awal, rakyat dibuat tidak berbaur, masuk perumahan ibarat masuk zona nuklir dengan pemeriksaan berlapis.
Kesenjangan sudah sangat kasat mata, pemisahan terjadi dimana-mana, yang kaya tak terbendung, yang miskin makin merana.
Bro? Hidup kita singkat? Jika tidak dihentikan dari sekarang, ini akan jadi lingkaran setan buat anak cucu kita. Emang gak nyadar untuk apa kita hidup, dan kemana kita akan kembali?
Perhatian! Jangan baca tulisan ini, efek sampingnya membuat tensi Anda naik! Buktikan deh!
@NurzamanIlham|MTR||
Kita semua tahu dan sadar, bahwa lambat dan amburadulnya penanganan virus hingga detik ini, disebabkan ketidakpastian para elit dalam menanganinya. Mulai dari koordinasi, kebijakan, dan bahkan katanya ada data yang sengaja dimanipulasi. Hadeuhhh udah kayak pemilu aje.
Akibatnya, semua lapisan terkena imbasnya. Mulai dari pendapatan pengusaha yang menurun, karyawan tidak dipenuhi haknya, sepi orderan dan yang paling keras menjerit adalah mereka yang utangnya selangit. Ambyaaaarr!!!
Anda sedang mengalaminya? Sabar ya, badai pasti berlalu kok dan rezeki nggak akan tertukar. Pokoknya ikhtiar dan tawakkal selalu ya 😉
Saya yakin, Anda juga pasti sedang menanti penuh harap, kapan sih koh-rona ini angkat kaki dari Indonesia? Yekan..yekan? Samma!
Bayangkan, sudah lebih dari setengah tahun koh-rona hidup di dunia. Muncul dari China (katanya) dan di Indonesia sudah berkembang kurang lebih 4 bulanan. Tapi kok betah yah kesana-kesini dan bahkan melanglang hampir di seluruh dunia. Hebat juga ini koh-rona, batin saya. Tidak terlihat, tapi berhasil memporakporandakan segala rencana. Edan!!
Masih ingat betul saya, bagaimana di awal-awal kemunculannya, para elit terlalu sombong dan angkuh menafikan kedatangannya. Seakan diri sakti, otot kawat tulang besi, ingin hidup 1000 tahun lagi. Lalu ketika Koh-Rona mulai terdeteksi batang hidungnya, semua elit mendadak jadi ahli virus. Entah dengan Analisa aneh, atau imbauan tak masuk akal. Entahlah, mereka seperti sengaja membuat efek kejut dan kepanikan di masyarakat. Silih berganti setiap hari, sampai muak kita membaca berita.
Kemudian setelah Koh-Rona mewabah tak terbendung seperti pasukan air bah, muncul berbagai istilah dan laku ajaib dari hulu ke hilir. Hari ini ngomong A, besok sudah Z. Pagi ngomong B, malamnya ganti H. Dan akhir-akhirnya, setelah tidak jelas apa yang telah diperbuat bersama goyang tiktok yang absurd, mereka menyerukan untuk #dirumah saja dan jaga kebersihan.
Istilah demi istilah pun bermunculan, mulai dari hulu ke hilir terus menyerukan untuk #dirumahaja serta jaga kebersihan. dan tak sedikit juga jadi bahan guyonan masyarakat. Kok bisa ? Ya iyalah. Bayangkan, hari ini ngomong A, besok sudah z. Pagi ngomong B, Maalam ngomong H. Hahaha, lucu.
Tapi yang lebih tidak lucu, saat mereka berlaku absurd itu, pasukan Koh-Rona terus menyerbu ampun. Korban jatuh dari detik ke detik, ada yang bisa pulih setelah diisolasi, tapi jumlah yang tumbang menjadi angka tertinggi di Kawasan regional. Indonesia bersiap menjadi kuburan masal.
Gimana tidak konyol, orang-orang yang katanya pintar itu, menghadang percepatan virus dengan konser music bahkan tiktokan. Di situ saya merasa sedih berlipat-lipat. Sudah korban makin banyak yang jatuh, kita jadi bahan tertawaan seluruh dunia. Ampuuun. 😭
Eh, memang situ sebagai Elit kagak malu nanya sama rakyat? Kalau memang nggak tahu cara mengurus negara, ya Mundur. Boro-boro memakmurkan, malah bikin rusak!
Nih saya tanya ya, adakah negara yang sudah tuntas dengan drama KOH-RONA nya? Nyatanya, ada! Mereka update terys setiap hari bertambah yang sembuh, padahal katanya vaksinnya belum ketemu. Coba dipelajari, apa yang mereka lakukan. Lalu kenapa nggak ditiru aja cara mereka?
Tapi rasanya kita malah seperti dibiarkan terus perang sendiri melawan Koh-Rona. Atau jangan-jangan, malah ada elit yang menganggap ini proyek besar sehingga takut nggak dapat untung? 😆
Petugas medis dan rakyat pun seolah menjadi pemeran dan sutradara selama 5 bulan belakangan ini. Saling memainkan peran masing-masing, bahkan saling mengolok tanpa terhindarkan di dunia maya dan dunia nyata.
Pernah ke Singapura? Malaysia? Japan? Australia? Atau negara lainnya deh. Bisa Anda lihat betapa taatnya warga Indonesia yang melancong ke negara orang. Mulai dari buang sampah tidak sembarangan lah, tidak ngebut dan menerobos lalu lintas lah. Segala peraturan yang ada di negara lain pasti ditaati.
Jadi, Sebenarnya semua rakyat ini bisa taat dan patuh terhadap kebijakan negara. Namun, karena kukum yang selalu tumpul ke atas, tidak jelasnya sebuah hukuman dan peraturan, rakyat timbul naluri ngeyelnya. Harap maklum ya boss pejabat. Jangan lupa dengan rakyat, Anda menjadi orang besar, karena suara orang kecil.
(Sepertinya) Drama koh-rona ini akan masuk ke fase baru lagi. Yakni NEW NORMAL!!!
Apa itu new normal ? Menurut ketua pakar tim gugus tugas percepatan penanganan koh-rona, new normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal di tengah wabah. Simplenya, Anda wajib extra jaga kebersihan di manapun Anda berpijak. Biar nggak mati konyol karena virus ini.
Bagaimana implementasinya ?
Berhasilkah New normal ini ??? Atau akan amburadul juga ???
Husnudzon sih pasti, namun tetap harus di iringi ikhtiar dan tawakkal kalau saya mah.
Kalau di tanya, apa harapan new normal ini, ya New Elit! Biar jadi TRUE NORMAL!!!
Kelanjutannya, simak di episode selanjutnya yaa. Silahkan share sebanyak-banyaknya, biar pada melek tuh mata!
Ini merupakan suatu situasi yang sepatutnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Sebuah usaha yang bagus secara ide, kemudian dieksekusi sampai menjadi satu usaha yang besar, ternyata tetap menjadi usaha yang rapuh fondasinya, karena dikembangkan dengan ‘pesona’ utang riba yang nyata.
Kesalahan manajemen dan persoalan lainnya yang membuat perusahaan perkebunan sebesar PTPN kini berada di tepi jurang kebangkrutan, hanyalah hasil panen yang harus mereka petik dari bermilyar bahkan triliun POHON RIBA yang telah mereka tanam selama ini.
Salah siapakah? Dosa siapakah ?
Sungguh, mestinya kita tak perlu bertanya lagi..
===========================
Namun harus juga menjadi catatan penting, bahwa mandeg dan terpuruk atau bahkan gagalnya suatu usaha, tidak serta merta disebabkan riba atau salah dari sisi gagasan ataupun karena dinilai telah mencapai titik jenuh.
Karena sangat boleh jadi pokok persoalannya ada pada masalah kualitas insan-insan yang menjalankannya.
Penjajahan dirasionalisasi dalam jenis struktur Darwin; yang kuat yang bertahan hidup. Karena kalian jajahan, maka kalian adalah lemah.
Itu yang ditanamkan dikepala kita terus menerus, sehingga membentuk mental inferior.
“Saya ini dizalimi. Sudah bekerja dengan baik, tapi tidak dihargai, karena saya berada di sistem yang buruk. Apa boleh buat. Terima saja nasib saya. Memang takdir saya begini. Semoga Tuhan segera mengeluarkan saya dari sini. Semoga yang menzalimi saya kelak mendapat azab.”
Apakah Anda pernah terjebak bertahun-tahun berada dalam situasi seperti itu?
Karena tidak tahan menerima keadaan sulit, selalu merasa kalah, hingga terus mengasihani dirinya sendiri secara berlebihan.
Efek turunanya, kecanduan simpati yang ujung-ujungnya caper, pencitraan, sok manja, sok imut, sok sweet, dan lain-lain. Sederhananya KPKD, kurang piknik kebanyakan drama.
Mereka berlebihan mengasihani diri sendiri dan cenderung mengurung diri. Hanya mau kontak dengan orang yang bisa memberinya perhatian dan dukungan yang dia butuhkan saja. Egois nggak tuh orang?
Pikiran orang-orang kalah begini biasanya tertambat ke masa lalu terus, nggak move on banget. Gegaranya sederhana sih, nggak ikhlas dan kurang paham qadha dan qodhar. Makanya terus marah dan sedih terhadap beban di masa lalu.
Mereka selalu mengingat kisah tragis kehidupan tanpa pernah mengambil pelajaran dan manfaat dari itu. Walau bertampang Rambo tapi hatinya tetap Rinto. Melow penuh drama, yang ada hanya kumpulan intrik untuk terus menarik perhatian orang lain.
Dalam situasi lain…
Lahirlah perasaan tidak dicintai atau merasa tidak layak untuk dicintai, dan mengaitkan kejadian apapun pada diri sendiri. Padalah nggak ada hubungannya, tapi terus aja di kait-kaitkan. Apa-apa dibawa perasaan, pokoke ego sentris nih orang.
Di bawah sadar, ketika menemukan kesulitan menerima kesalahan pada apa yang sudah Anda komitmenkan, kadang Anda cenderung lari dari kenyataan dengan membuat diri sebagai korban. Dalam keadaan ini biasanya sikap mengasihani diri sendiri jadi seperti sebuah bentuk pembenaran pertahanan diri.
So what?
Berdoa akan menyembuhkan banyak luka hati, kawan… Hanya pada-Nya, bukan selain-Nya. Bukan pada batu, kayu apalagi hantu. Bukan kata mitos, bukan kata berita, apalagi katanya.
Iman yang benar akan menuntun kita tahu tujuan hidup yang sesungguhnya. Dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup, dan kemana kita akan kembali.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diberikan akal untuk terus bisa mengembangkan diri agar tetap memimpin dan bermanfaat bagi semesta alam. Tidak membuang waktu menyesali diri, tidak menghindari perubahan, tidak memberikan kekuasaan pada setan untuk mengontrol nafsu Anda.
Fokus !!!
Jangan takut mengambil risiko, tapi jangan juga membuat kesalahan yang sama berulang-ulang. Kalau sekali salah mungkin khilaf, tapi kalau berkali-kali, itu mah sengaja. Jangan khawatir untuk tidak bisa menyenangkan semua orang.
Ingat !!!
Kesuksesan orang lain itu seharusnya menjadi inspirasi bukan untuk dibenci. Jangan pernah mengharapkan hasil segera, pelajari bagaimana mereka yang tidak menyerah setelah kalah, begitu juga seharusnya kita.
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ akhlak dan lisan menjadi lebih tertata dan terjaga//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ semakin mudah memberi maaf pada orang yang menyakiti/ tanpa harus menunggu permohonan maafnya//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ 11 raka’at antara Isya dan Subuh tetap istiqomah terpelihara//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ Al Qur’an tak dibiarkan bersedih dan berdebu/tetap dibaca dan ditadabburi serta berusaha diamalkan sepenuh daya//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ infaq dan sedekah terus mengalir sama derasnya/ diminta atau tiada diminta//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ghirah dakwah semakin kuat dan semakin menggelora dalam ikatan ukhuwah yang terpelihara//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ semangat mencari, menggali dan mewujudkan berbagai ilmu kebaikan semakin membahana//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ mujahadah guna mengembangkan diri dan membesarkan usaha dengan niat ikhlas untuk menolong agama Allah/ semakin menapak dan tertancap kokoh ke dasar bentala//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ cara hidup Islam yang kaffah senantiasa sekuat upaya dijalankan dan dibina//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ tetap tak henti berjuang membuka semua pintu-pintu kebaikan dan menutup pintu-pintu keburukan yang maya maupun nyata//
KEMENANGAN adalah ketika setelah Ramadhan/ semakin hari semakin menyadari/ bahwa akhirat lah tempat tujuan kehidupan abadi/sementara dunia hanya permainan dan senda gurau serta seloka belaka//
DAN KEMENANGAN SEJATI adalah ketika suatu masa/ kita telah bisa istiqomah dan rela/menempatkan seluruh kepentingan dan kecintaan terhadap urusan dunia/selalu dan senantiasa berada di belakang semua kepentingan agama ALLAH dan KekasihNYA..
Seperti guru kita UDW katakanm, ada 2 jenis manusia yang hidup di dunia ini. Manusia sejati & Manusia Jadi Jadian.
Manusia sejati adalah mereka yang menjalani hidupnya di bawah kendali akal. Akal yang dibalut keimanan.
Sedangkan manusia jadi-jadian adalah mereka yang hidupnya dikendalikan oleh nafsunya. Dan akalnya hanya dipakai untuk memenuhi keinginan nafsunya tadi.
Bulan Ramadhan dengan segala kebaikannya, juga adalah bulan di mana umat Islam belajar dan melakukan praktek pengendalian nafsu yang sebenarnya. Bulan di mana di dalamnya, sesuatu yang halalpun diharamkan oleh Allah untuk dilakukan sampai batas waktunya.
Banyak perintah dan larangan dalam Ramadhan yang semua hakikatnya adalah instrumen untuk belajar mengendalikan hawa nafsu. Dan itu adalah modal untuk menjadi Manusia Sejati. Menolak menjadi manusia jadi-jadian.
Oleh karena itu, di ujung bulan mulia ini, mari sama-sama kita berdoa dan berharap kepada Allah, untuk mengokohkan langkah kita di 11 bulan kedepan. Agar menjadi langkah langkah tegap manusia sejati. Yang hidupnya dikendalikan oleh akal berbalut keimanan. Bukan menjadi Langkah-langkah manusia jadi-jadian, yang hidupnya dikendalikan hawa nafsu.
Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini, dan berkenan menghapus dosa-dosa kita semua.
Segala puji bagiMu yang telah mengizinkan kami berada di ujung ramadhan ini//
Sungguh tak satupun dari kami yang tahu dan akan pernah bisa tahu/ apakah besok atau di ramadhan depan/ kami akan ada berada//
Ya Robb..//
Hanya dengan segala rahmat dan kasih sayangMu/ semua amal yang kami lakukan di bulan suci ini/ bisa bernilai dan berharga dihadapanMu//
Sungguh dengan segala kekurangan hambaMu yang lemah ini/ kami berharap Engkau Ridho terhadap kami dan menutupi segala kesalahan/ yang sepertinya tak pernah letih dan tiada henti kami unjukkan//
Ya Robb..//
Hari ini/ adalah detik-detik terakhir dari kehadiran tamu mulia/ yang masih saja Engkau datangkan/ di tengah hamparan salah dan dosa yang tak jua jemu kami lakukan//
Sungguh maafkan kami ya Robbana/ karena kami tak juga mampu melayani sang tamu dengan layak dan sempurna / seperti yang pernah kekasihMu ajarkan//
Ya Robb..//
Ampuni kami/ sayangi kami/ berkahi kami/ lindungi kami/ ridhoi dan rahmati kami/ dengan sifatMu yang MAHA SEGALANYA//
Dan sungguh kami sadari/ tak pantas diri ini berharap tempat terbaik/ yang di bawahnya mengalir sungai-sungai/ yang nikmat dan keindahaannya tak pernah terbetik dan terbayang dalam khayalan siapapun di jagad raya//
Namun Engkau Zat Yang Maha Tahu//
kami yang hina ini/ takkan jua sanggup untuk menahan derita/ di tempat api yang berkobar dan menyala/ tempat yang sesaat saja kehadirannya disana/ pasti membuat manusia terlupa/ pernah menikmati berpuluh tahun nikmat/ dan kesenangan kehidupan dunia//
Na’dzubillah tsumma na’udzubillah//
Selamat jalan Ramadhan/ semoga kami dan dirimu/ masih diizinkan Allah ’Azza wa Jalla untuk kembali bertemu/ dalam keadaan iman, ilmu, Kesehatan dan kesejahteraan diri yang lebih baik/ serta lebih diberkahiNya//
Tidak sedikitpun terbayang hal ini dapat terjadi. Saat yang dekat menjadi jauh, saat yang jauh menjadi semakin jauh. Banyak hal yang dahulu dengan mudah kita lakukan, namun hari ini tidak bisa kita lakukan. Sebut saja sekedar bersalaman apalagi memberi pelukan.
Pelukan adalah suatu bentuk kasih sayang yang biasa diberikan bagi orang-orang tercinta. Namun dulu, saat berpelukan belum menjadi suatu yang mahal,kadang terfikirkan pun tidak.
Dan saat ini, bisa berpelukan secara normal dengan oran-orang yang kita sayangi ternyata salah satu adalah nikmat yang terlupakan.
Sampai saatnya berpelukan menjadi begitu mahal… Allah cabut kesempatan itu. Karenanya saat ada kesempatan, berilah pelukan terhangat.
Bisa jadi hari ini corona yang membatasi kita untuk melakukannya. Kita masih bisa berharap semua pulih dan dapat memberikan pelukan hangat kembali.
Namun lain kali, bisa jadi perbedaan dunia yang membatasi kita. Sehingga yang kita bisa lakukan hanya kita dapat memeluk bayangan dan kenangannya saja.
Robbana/sesungguhnya tiada tempat di semesta raya ini yang luput dari pengamatan dan penjagaanMu//
Robbana/sungguh kami menyadari tiada sedetik kejadianpun kecuali atas kehendak dan kuasaMu//
Robbana/sesungguhnya tiada petaka dan apapun yang berlaku di dunia ini kecuali disebabkan ulah kami sendiri/ yang tak jua jera mendustai berjuta rupa nikmat dan karuniaMu//
Robbana/sungguh dengan segala Kebesaran dan KekuasaanMu/ dengan segala Rahman dan RahimMu/ ampunkan serta terimalah taubat kami/ dan izinkanlah kami untuk bisa runduk sujud dan bersimpuh luruh di Rumah MuliaMu/kembali seperti dulu/ Aamiin//
Persoalan covid saat ini bukan lagi urusan daya tahan tubuh dan kesehatan saja. Dia sudah melebar kemana-mana, kompleks, dan multi dimensi.
Covid bisa jadi racun sekaligus penawar bagi semua orang untuk kemudian membenarkan apa yang mereka lakukan.
Bagi yang memang ‘gak peduli agama, akan punya amunisi untuk menyalahkan ibadah berjamaah sebagai sumber malapetaka, dan membuat ‘iblis’ berteriak histeris.
Bagi pemegang kekuasaan, ini jadi kesempatan emas atas ketidakmampuan mereka mengatasi keadaan, apalagi dalam soal urusan tanggung jawab mensejahterakan rakyatnya.
Bagi otak kriminal covid dijadikan alasan atas kriminalitas yang mereka lakukan, atas nama lapar atau karena keserakahan ingin menggarong uang negara.
Lihat saja…
‘Gak peduli perlawanan bersama terhadap covid, UU Minerba yang jelas menguntungkan oligarki terus direalese, UU Omnibus Law ngalir lancar bebas hambatan. ‘Gak boleh demo, ‘gak ada kumpul-kumpul massa, cukup koar-koar di dunia maya.
Disisi lain…
Pasar tetap rame, konser negara terus jalan, bandara masih padat. ‘Gak percaya? Silahkan keluar dan turun ke jalan, jika hoki dan lolos, lihat dan saksikan banyaknya anomali antara kebijakan dan fakta di lapangan.
Ingat, saya termasuk yang perduli dan ingin pemerintahan ini berhasil agar kita semua cepat terbebas dari semua ini. Tapi jika melihat pengelolaan negara yang seperti begini maka saya dan kita semua “berdosa” jika diam.
Aku sudah ‘gak peduli Anda siapa, teman, sodara atau bahkan orang asing sekalipun, kita harus segera disadarkan, dibuat melek, bahwa setelah hari ini semua tidak akan pernah seperti biasanya lagi.
Jika Anda tidak bersiap dan melakukan sesuatu, lalu menganggap Indonesia baik-baik saja, dunia aman-aman saja, maka jangan kaget jika pun nanti Anda berhasil selamat dari seleksi alam, Anda akan menyaksikan Indonesia telah berubah.
Saya melihat kekayaan jadi bencana ketimbang berkah, saat ini Indonesia menjadi negaranya para konglomerat dan swasta yang dekat dengan kekuasaan. Welcome to the oligarchy !!!
Terus apa yang kita lakukan?
Mulai saat ini bersiaplah untuk kemungkinan yang tidak mungkin. Belajarlah berdaulat terhadap diri sendiri dengan menjadi mandiri. Kemandirian sejak dini membuat kita tidak mudah dibeli oleh siapapun.
Tularkan kemandirian itu kepada yang lain, biarkan ini jadi aura nasional, dan pada saatnya Indonesia akan berjaya kembali, kita akan menemukan kembali pemimpin yang hilang. Sinchan hanyalah tokoh komik yang jadi jualan para oligarki.
Lakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, manfaatkan segala potensi yang Anda punya, kita semua adalah unik. Kita berfikir maka kita ada dan kita bisa!
Catatan ini ditulis sembari kami selingi/ dengan bersholawat kepadamu//
Sungguh sangat benar apa yang pernah engkau sabdakan//semakin mendekat akhir zaman/waktu akan terasa berjalan/dan berputar semakin cepat//
Setahun terasa seperti sebulan/sebulan seperti seminggu/serta seminggu terasa bagai sehari// Dan setiap saat yang berlalu/takkan pernah sedetik pun mau berhenti untuk menunggu//
Ya Rosulullah//
Begitu cepatnya waktu berlalu/dan kini kami tanpa terasa sudah berada di ujung Ramadhan// Banyak sudah waktu yang kami sia-siakan//Tak terhingga kesempatan yang telah kami campakkan//Tak terbilang sudah pesan Sabdamu yang telah kami lalaikan//
Ya Rosulullah//
Kami semua sungguh tidak akan pernah tahu/tentang semua catatan amal yang telah kami lakukan//Yang kami tahu hanyalah/betapa telah banyak dosa dan khilaf yang terlanjur kami tumpahkan//
Betapa hidup ini terasa berjalan/tanpa ada kebaikan/selurus yang engkau tuntunkan dan harapkan//
Ya Rosulullah//
Kami menyadari/ penghujung bulan nan penuh berkah ini adalah saat-saat yang sangat penting bagi perjalanan kehidupan/dan kematian kami//
Entah kenapa/kami sepertinya tak pernah penat dan letih berbuat salah serta dosa/ yang selalu saja berulang/ dan terulang//
Seperti tak pernah menyadari/jatah umur makin sedikit dan semakin lama/ ajal akan semakin dekat menjelang//
Ya Rosulullah//
Kami tak tahu/ apakah amalan Ramadhan dan do’a yang kami ucapkan/ akan diterima oleh Zat yang paling mencintaimu//
Dan kami juga tak pernah tahu/ apakah engkau kelak mau mengakui kami sebagai umatmu/ dan memberikan syafaat yang diharapkan serta kami tunggu//
Duhai kekasih Allah//
izinkan kami untuk terus berucap salam serta sholawat bagimu/agar kami selalu bisa mencintai dirimu/ meski selalu saja mengecewakanmu//
Seperti cintanya engkau kepada kami umatmu/kasih yang tak pernah terputus dan terhenti sampai hari perhitungan dan pembalasan//..cinta sejati yang takkan pernah terbalaskan sampai kapanpun/ bahkan oleh cinta seluruh penduduk langit dan bumi//
Ya Rosulullah//
Betapa kami rindu untuk bisa berjumpa/dan memandang teduh wajahmu/tapi kami malu karena belum banyak yang telah kami lakukan untuk membela ajaranmu//
Betapa kami ingin untuk bisa duduk Bersama/ menghirup harum tubuhmu/ dan menikmati indahnya mutiara lisanmu//tapi pantaskan diri ini?//
Di ujung hari/ bulan yang mulia ini/ kami kan bersungguh-sungguh berdoa dan berharap kepada Rob yang memuliakanmu// semoga suatu saat nanti/ kami
bisa menatap kesejukan dan kedamaian wajah muliamu/ di tepian telaga AL kautsar/melepaskan semua beban haus dan dahaga ..//karena rindu ingin bersua dengan dirimu//
Allahumma sholli ‘ala Muhammad//
Assalamualaika ya Rosulullah/Assalamualaika ya NabiAllah/ Assalamualaika ya Habibullah
Berlokasi di Kecamatan Leuwisadang Kabupaten Bogor, komunitas MTR yang berdomisili di wilayah Bogor Raya menyerahkan bantuan sosial untuk korban longsor di desa Wangunjaya. Dalam kesempatan tersebut, MTR juga menyelipkan edukasi mengenai kemandirian finansial kepada tokoh masyarakat, ketua BPD Desa Wangunjaya.
Kegiatan yang berlangsung Senin (18/5) tersebut dipimpin oleh koordinator MTR Care Nizar, bersama beberapa Pegiat MTR Bogor seperti Deny Maqna, Eko Jup1ter, Yana, dan Yogi, dipandu Firman wakil dari MUI Leuwisadeng serta Didin Relawan desa Wangunjaya.
Dalam sambutannya Nizar menyampaikan bahwa MTR bersedia membantu memberikan informasi kepada masyarakat yang ingin bebas dari tabiat buruk utang dan menyelesaikan sisa pokoknya saja.
MTR adalah komunitas unik tempat berkumpulnya para pengusaha dengan latar belakang yang sama, yaitu pernah terlibat utang dan kini menyebarkan pengalaman buruk mereka terkait berbagai tabiat buruk utang. Dalam praktik dakwahnya, komunitas ini memiliki tagline “Bersahabat dalam dakwah, tebar #sejutaBukuMerah.”
Mewakili warga penerima bantuan Muhyi, Ketua BPD Desa Wangunjaya menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kepedulian seluruh donatur MTR yang melakukan edukasi melalui BUKU MERAH MTR.
“Buku ini sangat kami butuhkan karena saat ini telah terjadi keresahan di masyarakat, terkait dampak pinjaman rentenir dan bank keliling di wilayah kami,” ujarnya.
Menambahkan informasi, Deny Maqna sebagai perwakilan pegiat MTR Bogor Raya menyampaikan bahwa BUKU MERAH MTR yang pengantarnya ditulis oleh Dahlan Iskan tersebut sudah sampai ke tangan banyak tokoh masyarakat, selebriti bahkan wakil presiden.Buku Merah MTR, jelas Deny, berisi pengalaman nyata para pengusaha yang pernah memiliki tabiat buruk berutang.
Anda yang berminat mendapatkan solus terbaik dalam menghindari tabiat buruk berutang juga bisa mendapatkan BUKU MERAH MTR. Silakan menghubungi pegiat MTR di kota Anda, atau join FB / tonton channel youtube Masyarakat Tanpa Riba.
Salah satu ketakutan bagi pelaku riba adalah di-blacklist Bank Indonesia dan dilelang asetnya. Betul, kan? Padahal itu salah satu solusi, lho.
Dulu, sebelum kenal yang namanya utang dan riba, kemungkinan besar Anda menganggap bank adalah solusi atas permasalahan dan keinginan Anda. Yakan? Jujur deh.
Kemudian, Anda mulai merasa “sok” paling dipercaya oleh mereka, saling berbalas pujian satu sama lain (enek) dan bahkan sampai lupa atau tidak peduli dengan isi berkas yang disodorkan untuk pencairan dana yang mereka janjikan. Padahal, di situlah nasib Anda mulai ditentukan selama bertahun-tahun ke depan, bahkan hingga tulisan ini dibuat.
Percaya atau tidak, bisa di pastikan Anda yang di-acc keinginannya terhadap dana cair ini langsung ke girangan nggakkaru-karuan,tak ye.. Bahkan yang lebih nggak masuk akal, ada di antara Anda yang langsung bikin syukuran karena pinjamannya di-acc oleh bank. Astaghfirullah..
Waktu berlalu, Anda mulai mencicil utang dan riba sebagai konsekuensinya. Awalnya terasa ringan, namun lama kelamaan Anda mulai merasa Lelah karena kewajiban itu seperti tidak habis-habis, tidak lunas-lunas. Terlebih saat pemasukan Anda mengalami gangguan.
Sampai akhirnya, Anda mulai muak dengan desakan yang dating beruntun untuk segera membayar cicilan. Pesan yang tadinya berbalas santun, menjadi semakin kasar ketika kemampuan bayar Anda macet karena keadaan. Anda semakin jijik untuk bertemu dengan orang bank.
“Aset Anda akan dilelang kalau tidak juga membayar cicilan utang!”
Ultimatum itu sontak membuat Anda seperti kehilangan harga diri. Masih beruntung kalau asset yang Anda jadikan jaminan milik sendiri, bagaimana kalau milik orang tua? Mertua? Rekan? Gimana hayo? Bingungkan?
Padahal ya, kalau kita mau berfikir logis, saat usaha kita sudah tidak bisa diharapkan, bisnis mandek banget bahkan minus, lelang merupakan salah satu ihtiar untuk bebas utang. Lepaskan kemelekatan, niscaya Allah mudahkan rezki kita.
Kendati demikian, Anda jangan ge-er juga kalau ada yang mau aset Anda. Tetap ikhtiar memperbaiki diri, dan cari pembeli dengan harga di atas lelang ya, agar bisa ketutup itu utang dan Anda bisa bangkit untuk memulai usaha baru ( Kalau asetnya gede)
Dan pastinya, jangan lupa hasil dari biaya lelang itu harus tetap melunasi utang tanpa bunga, denda dan pokoknya!!!
زَكَاةُ الْمَالِ فِي الاِصْطِلاَحِ: صَدَقَةٌ تَجِبُ بِتَطْهِيرٌ لِلْمَال مِمَّا فِيهِ مِنَ الْمُزَكِّي
Zakaatul-Maal secara istilah adalah shadaqah wajib untuk menyucikan harta yang ditunaikan dari sebagian harta seorang muzakki. [Kitab Mawsu’ah Fiqhiyyah, 23/226].
زَكَاةُ الْمَالِ فِي الاِصْطِلاَحِ: انفاق جزء معلوم من المال إذا بلغ نصابا مع مصارف معينة نص
عليها الشارع
Zakaatul-Maal secara istilah adalah infaq/pengeluaran suatu bagian harta yang diketahui bila telah mencapai nishab disertai para penerimanya yang ditetapkan Syara’. [Kitab, Mu’jam Lughatil-Fuqaha`, 233].
Definisi secara Syara’ yang simple
تعريف زكاة المال شرعاً أنها حقٌّ مقدّر يجب في أموال معينة.
Definisi Zakaatul-Maal secara Syar’iy adalah hak yang ditetapkan kewajibannya dalam harta-harta tertentu.
[Kitab Al-Amwaal fii Dawlatil-Khilaafah, 111].
Adapun Kewajiban Zakaatul-Maal yang dilandasi Dalil-dalil Syara’ dan pendapat ‘Ulama yang rajih dikelompokkan menjadi 6 kategori berikut:
1. Zakaatul-Maasyiyah (زكاة الماشية) atau Zakat Bidang Peternakan yang ditetapkan meliputi hanya 3 macam Hewan Ternak saja, yaitu semua jenis Unta, semua jenis Sapi/Lembu, dan semua jenis kambing/domba. Yang masing-masing sesuai nishabnya.
2. Zakaatuz-Zuruu’ wats-Tsimaar (زكاة الزروع والثمار) atau Zakat Bidang Pertanian dan Perkebunan yang ditetapkan meliputi hanya 4 macam saja, yaitu semua jenis Gandum (البر/القمح/الحنطة) burr/qamhu/hinthah, semua jenis Jewawut (الشعير) sya’iir, semua jenis Kurma (التمر) tamar, dan Anggur Kering (الزبيب) zabiib. Yang masing-masing sesuai nishabnya.
3. Zakaatudz-Dzahab wal-Fidhdhah (زكاة الذهب و الفضة) atau Zakat Bidang Emas dan Perak yang ditetapkan meliputi Mata uang Induk (النقود) nuquud berupa Dinar-Dirham, Perhiasan (الحلي) hulliy yang disimpan/tidak dipakai Isteri atau putri, dan Lantakan (التبر) tibru. Yang masing-masing sesuai nishabnya20 Dinar (85Gram Emas 22Karat/24Karat) atau 200 Dirham (595Gram Perak).
4. Zakaatul-Waraqiyyah (زكاة الورقية) atau Zakat Bidang Matauang Pecahan yang ditetapkan meliputi semua Mata uang Pecahan Resmi yang dicetak oleh Negara disertai Jaminan Emas dan Perak. Yang nishabnya ditetapkan setara 20 Dinar atau setara 200 Dirham, tergantung manakah nilai yang lebih rendah, maka itulah Nishabnya.
5. Zakaatu ‘Aruudhit-Tijaarah (زكاة عروض التجارة) atau Zakat Bidang Harta Perdagangan yang ditetapkan meliputi selain nomor 1-4. Yang nishabnya ditetapkan setara 20 Dinar atau setara 200 Dirham, tergantung manakah nilai yang lebih rendah, maka itulah nishabnya.
6. Zakaatud-Dayn (زكاة الدين) atau Zakat Piutang yang meliputi nomor 1-5. Yang nishabnya sama dengan nomor 3-5. Dengan syarat pembayaran piutangnya lancar dari madiin (debitur/pihak yang punya utang) kepada daa`in (kreditur/pemberi utangan/pihak yang punya piutang).
Keenam kategori Zakaatul-Maal tersebut di atas semuanya dilandasi Dalil-dalil Syara’ yang In Syaa Allah akan dibahas detail di dalam Event IBM sampai beberapa kali tatap-muka.
Saat ini yang sangat urgen dan mendesak dibutuhkan semua Warga/Pegiat/Pengurus MTR adalah mengkalkulasi Kewajiban Zakaatul-Maal yang akan dikeluarkan, mengingat bulan Ramadhan banyak Keberkahan yang dianugerahkan dari Allah SWT. Sekaligus mempermudah perhitungan Haul setahun Hijriyyah tanpa mengingat lagi, disebabkan dihitung dari Ramadhan ke Ramadhan dipastikan genap satu tahun Hijriyyah.
Nishab Zakaatul-Maal Khusus Nomor 3-6 Yang Wajib Dikeluarkan Zakaatul-Maalnya
Sesuai banyak Sabda Rasulullah Saw yang Shahih dan Hasan, sangat jelas bahwa nishab Zakaatul-Maal jenis Harta Benda kategori 3-6 adalah 20 Dinar atau 200 Dirham. Dengan perhitungan cermat yang dilakukan oleh Asy-Syaikh ‘Allamah ‘Abdul-Qadim Zallum Rahimahullah ditetapkan sebagai berikut:
Nishab Perak sebesar 5 Wuqiyah. Satu Wuqiyyah = 40 Dirham. Lima Wuqiyyah = 200 Dirham. Satu Dirham = 2,975 gram Perak. Dua ratus Dirham = 2,975 X 200 = 595 gram Perak. Bila 595 gram Perak dinilai dengan Rupiah saat ini (Rp 11.500,-/gram standar PT Antam), maka ditemukan Rp 6.842.500,-.
Nishab Emas sebesar 20 Dinar (Emas 22 karat). Satu Dinar = 4,25 gram Emas 22 karat. Dua puluh Dinar = 4,25 X 20 = 85 gram Emas 22 karat. Bila 85 gram Emas 22 karat dinilai dengan Rupiah saat ini (Rp 930.000,-/gram 24 karat, standar PT Antam), maka dihitung (22:24) X 85 gram X Rp 930.000,- = Rp 72.462.500,-.
Maka bisa disimpulkan Nilai Nishab Perak ( Rp 6.842.500,- ) ternyata jauh lebih kecil dibandingkan Nilai Nishab Emas ( Rp 72.462.500,- ). Sehingga kesimpulannya, semua Muslim termasuk Warga MTR wajib menggunakan Nishab Perak dalam memperhitungkan Zakaatul-Maal.
Jadi setiap Muslim yang memiliki (Tabungan/Simpanan/Piutang-Lancar) harta kekayaan sejak Ramadhan 1440 H tahun lalu minimal senilai Rp 6.842.500,- dan hingga Ramadhan 1441 H tahun ini tetap atau bertambah lebih banyak lagi, maka WAJIB dikeluarkan Zakaatul-Maal sebesar 2,5% dari Harta Kekayaannya.
Misal Pak Muzakki Ramadhan 1440 H tahun lalu memiliki Tabungan/Simpanan/Piutang-Lancar jenis kekayaan kategori 3-6 mencapai Rp 10.000.000,- (sudah di atas Nishab), kemudian Ramadhan 1441 H tahun ini berkembang menjadi Rp 100 M, maka Pak Muzakki WAJIB mengeluarkan Zakaatul-Maal sebesar 2,5% X Rp 100.000.000.000,- = Rp 2.500.000.000,-!
[Ringkasan Kitab Al-Amwaal fii Dawlatil-Khilaafah, 111-146]
Lalu siapakah Mashaarif atau Ashnaf atau Mustahiq Zakaatul-Maal?
Saat ini ahsan wa afdhal Zakaatul-Maal langsung diberikan kepada para Mustahiq yang tinggal 5 golongan saja;
1. Faqir. 2. Miskin. 3. Mu`allaf (Baru masuk Islam belum genap setahun Hijriyyah), bila telah lebih dari setahun Hijriyyah bukan Mu`allaf lagi.
4. Ibnus-Sabiil (Musafir yg kehabisan bekal, misal Mahasiswa/Mahasiswi di Perantauan).
5. Fii Sabilillah (Mujahid di medan perang melawan kuffar harbi fi’lan, misal di Palestina).
Adapun yang 3 berikut:
1. Gharim itu yang menetapkan status Gharim adalah ‘Ummal, Wulat atau Khalifah. Asalnya Gharim itu berasal dari Pengusaha yang murni tertimpa Musibah sebagai Ujian Qadha`. Atau bukan Pengusaha namun diuji Allah SWT hingga dikenakan diyat dan tak mampu bayar. Dan bukan dari Pengusaha Bangkrut yang berangkat dari dana Utang Ribawi dan Begaya Hidup Hedonis! Apalagi dari bukan Pengusaha tapi suka utang.
2. Budak sudah tidak ada, bahkan dihapus dalam Islam.
3. ‘Amiluz-Zakaat itu yang menunjuk dan mengangkat juga ‘Ummal, Wulaat dan Khalifah. Saat ini tdk sah adanya ‘Amiluz-Zakaat. Bila menamakan diri Panitia Penghimpun dan Pendistribusi Zaaatul-Fithri maupun Zakaatul-Maal maka Mubah/Boleh, tapi dengan syarat tidak berhak mengambil bagian dari Zakaatul-Fithri maupun Zakaatul-Maal!
Yang wajib diwaspadai adalah Lembaga Zakat dan semacamnya yang menghimpun dana Zakaatul-Maal namun menahannya dengan dalih diputar lebih dulu dan diberdayakan dengan dalih yang tanpa dalil Syara’ telah berani menantang Alah SWT dan Rasul-Nya menahan dana Zakaatul-Maal yang harusnya wajib langsung disegerakan didistribusikan kepada 5 Ashnaf/Mustahiq yang tersisa itu, bukan diberdayakan dulu dengan dalih yang culas dan menipu Allah dan Rasulullah serta Umat Muslim.
Kalau ada yang bilang omdo, suruh telepon ke whatsapp saya, Pak.
Nanti akan saya bilang, bahwa gara-gara saya membaca BUKU MERAH, saya pelajari dan praktikkan apa yang saya peroleh setelah bergabung dengan Masyarakat Tanpa Riba (MTR), saya merasakan berkah luar biasa.
Hidup senang, tenang, tanpa memikirkan dan was-was dengan cicilan. Tidur saya bisa nyenyak lagi. Dan ini nyata. Saya tidak merasa terhina di siang hari, dan tidak lagi gelisah di malam hari.
MasyaAllah, nikmat Tuhan mana yang Engkau dustakan?
Apakah usaha Anda masih berhubungan dengan utang riba dan riswah (suap menyuap)?
Apakah sendi-sendi usaha Anda sudah terasa tidak relevan saat ini?
Bila Anda merasa utang riba dan riswah sudah tidak relevan lagi, inilah saat yang tepat untuk mendestruksi usaha Anda…
Hancurkan bisnis model lama Anda, dan bertaubatlah pada Allah Subhana wa ta’ala…
Loh, kok malah disuruh menghancurkan bisnis modelnya? Kok malah disuruh bertaubat?.. Ya, karena melalui riba dan riswah-lah usaha Anda akan diperangi oleh Allah. Yakinlah 100% bahwa rejeki datangnya dari Allah semata, bukan melulu dari usaha kita.
Bisnis model dengan mengandalkan utang riba dan riswah sudah tidak cocok lagi dengan kondisi masa kini dan masa depan. Maka segeralah lakukan taubatan nasuha dan berazzam untuk tidak mengulanginya lagi…
Saatnya mengganti bisnis model lama ini, dengan model bisnis baru, model bisnis Islami. Segeralah berazzam untuk menyelesaikan utang riba.
Hindari, jangan ulangi lagi utang riba dan riswah. Jauhkan diri dari pembuatan maksiat dan taat pada aturan Allah SWT.
Efek dari wabah pandemik Covid-19 masih akan terus mengintai dan merugikan bisnis kita saat ini…
Jadilah “winner at crisis”, pemenang dalam krisis. Bukan sekedar “play not to lose”, cuman bertahan doang. Tanamkan pada diri bahwa kita adalah pengusaha mujahid.
Saatnya mengubah keseharian operasi perusahaan kita, ubah budaya perusahaan kita, ubah sistem perusahaan kita. Budaya dan sistem usaha kita haruslah memiliki kreativitas dan landasan muammalah yang mumpuni. Lakukan breakthrough dalam usaha kita, lakukan terobosan-terobosan yang jitu.
Semoga wabah segera berlalu dan kita mendapatkan keberkahan dan keberlimpahan dari penghancuran utang riba dan riswah.[]
Letakkan semua permasalahan dari sudut pandang aqidah, niscaya tidak ada kata gagal dan tidak bahagia.
@AmirMahmudin|MTR Jateng||
Mengapa dalam kehidupan ada bahasa gagal dan ada bahasa berhasil? Apakah ada dampak dari tersampainya informasi berhasil dan informasi gagal? Mengapa ada orang yang bisa survival dan ada pula yang tumbang dalam menghadapi dinamika kehidupan?
TERNYATA untuk menemukan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan di atas sangatlah mudah. Karena jawabannya langsung ada di dalam diri kita masing-masing. Yuuuk kita berselancar dengan sumber pertanyaan mengapa dan apakah?
BAHASA GAGAL dari kebanyakan pemahaman orang disimbolkan dengan adanya kerugian fisik dan atau materi. Sedangkah kebahagiaan sering kali disimbolkan keuntungan secara fisik dan atau materi yang diapatkan oleh seseorang.
Akan berbeda makna bila yang memahami adalah seseorang yang melihat makna BAHAGIA SECARA AQIDAH. Dirinya telah purna memahami keberadaannya di dunia adalah untuk beribadah atas perintah Sang Pencipta Alam Semesta.
Karenanya ia senantiasa memaknai hanya dengan satu kata, yaitu BAHAGIA. Mengapa demikian? Karena kata GAGAL yang menurut orang lain adalah satu bentuk kerugian, sedangkan menurut dirinya adalah satu bentuk aktivitas ibadah yang bernilai pahala…walhasil bahagia dunia dan Insya Allah bahagia pula di akhirat.
Sudut pandang berbeda memberikan pemahaman dan sikap yang berbeda pula.
Dari Zaid bin Tsabit r.a. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/ 183); Ibnu Mâjah (no. 4105); Imam Ibnu Hibbân (no. 72–Mawâriduzh Zham’ân); al-Baihaqi (VII/288)
Beralih pada pemahaman tentang rizki. Sering kita mendapati pernyataan “rizki saya sedang seret, rizki saya lagi sedikit, usaha saya sedang hancur”,
Atau sebaliknya, kita mendapati sesorang yang perasaannya akan bahagia, damai, tentram manakala isi dompetnya terisi penuh dengan tumpukan rupiah, rekening deposit banknya banyak, dan investasinya sedang berjalan lancar.
Sehingga saat uang di dompetnya menipis, ia gelisah. Saat deposit banknya terkuras, ia gelisah dan lebih – lebih saat invetasinya sedang jeblok, perasaanya kalang kabut, stres, lunglai dan terasa bahagia telah hilang dari kehidupannya.
Mengapa terjadi demikian? Karena pandangan matanya dan pemahamanya mengartikan rizki itu hanya tertuju kepada harta, isi dompet, deposit bank atau lancarnya aktivitas investasinya.
Lagi-lagi bagi sesorang yang memandangnya dari pemahaman Aqidah Islam, purna mengartikan rizki itu bukan semata harta, isi dompet, deposit bank atau nilai investasi. Itu semua adalah bagian kecil dari tidak terhingganya jumlah rizki yang Allah berikan kepada manusia (mahluk).
Rizki adalah semua pemberian dari Allah, baik terkadang baik, terkadang buruk, terkadang menyenangkan dan terkadang tidak menyenangkan untuk ukuran mahluk. Sejatinya semua pemberian dari Allah adalah baik dan membawa kebaikan untuk mahluk.
Sekali lagi, sudut pandang berbeda memberikan pemahaman dan sikap yang berbeda pula.
“Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.” (QS. Az-Zumar :52)
“….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq : 2-3)
Selanjutnya bagaimana saat sesorang yang diminta berbagi, sementara dirinya sedang mengalami keterpurukan? Ada sebagian orang memfokuskan pandangannya kepada dirinya, ia fokus memenuhi kebutuhan, menjaga dan melindungi diri serta keluarganya serta mengabikan keadaan orang lain yang membutuhkan bantuannya.
Menjadi berbeda pada sebagian orang yang memahami kehidupan dengan pemahaman Aqidah Islam, selain dirinya berupaya memenuhi kebutuhan diri dan keluargannya, dalam waktu yang bersamaan ia pun memperhatikan serta berbuat untuk orang lain yang membutuhkan.
Lagi-lagi, sudut pandang berbeda memberikan pemahaman dan sikap yang berbeda pula.
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang meringankan kesusahan seorang mukmin di antara kesusahan – kesusahan dunia, niscaya Allah akan meringankan kesusahannya di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Allah akan selalu menolong seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim).*
Bagaimana juga pada saat keadaan sesorang yang sedang mengalami kesulitan, sedangkan ia dipanggil oleh agamanya untuk berdakwah risalah agamanya?
Ada sebagian orang abai dan memfokuskan pandangannya kepada dirinya, yaitu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang sedang ruwet dan sempit. Panggilan agama ia dengar tetapi bersamaan pula ia abaikan.
Menjadi berbeda sebagian orang yang memahami kehidupan dengan pemahaman Aqidah Islam, selain dirinya berupaya menyelesaikan permasalah kehidupan yang sedang ia alami, dalam waktu yang bersamaan ia pun tetap tampil maju memenuhi panggilan dakwah agamanya.
Ah, masih sudut pandang berbeda memberikan pemahaman dan sikap yang berbeda pula.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Kosekuensi seorang Mukmin adalah beriman kepada yang ghaib. Urusan rizki, urusan kemudahan dalam penyelesaian masalah, urusan kemudahan jalan menuju kebahagian hidup di dunia dan akhirat merupakan sesuatu yang ghaib.
Karenanya tidaklah cukup sebagai seorang yang beriman hanya berkutat pada area yang terindra oleh panca indra saja. Kewajiban dakwah adalah wasilah memantaskan diri agar diturunkanya pertolongan Allah. Menjadi salah besar bila kita abai dan tidak mau mendakwahkan Risalah Allah SWT dan Rasulullah.
Bagaimana cara David lolos dari jerat utang dan riba dalam waktu singkat? Ikuti perjalanannya berikut ini.
2015, saat baru bergabung dengan Masyarakat Tanpa Riba (MTR), David Mailendra (45 tahun) punya ‘penyakit bulanan’ stress dan sakit kepala. Penyebabnya: cicilan utang yang mencapai Rp100 juta setiap bulan!
Utang mempengaruhi seluruh sendi kehidupannya. Ia menjadi gampang stress dan sering sakit-sakitan. Kinerja usahanya juga semakin turun karena pikirannya semakin tidak focus, sudah ruwet dengan upaya untuk mencari jalan membayar cicilan dari bulan ke bulan.
Tapi itu cerita lama. Sekarang setelah empat tahun berinteraksi dengan komunitas MTR, hidup dan bisnis David Kembali tertata. Hutangnya lunas semua dan bisnisnya kembali berputar kencang. Yang berbeda dari sebelumnya, kali ini ia selalu menyertakan Allah dalam setiap langkah usahanya.
Apa sih, yang ia dapatkan dari MTR hingga bisa bebas utang dalam waktu singkat? Berikut kilas balik perjalanan David Mailendra, founder dan owner PT Bintang Mono Indonesia dalam menata kehidupan bisnisnya bersama komunitas MTR, yang selalu memotivasinya untuk berpegang teguh pada tali Allah SWT.
David mendirikan PT. Bintang MONO Indonesia pada tahun tahun 2008. Perusahaan itu bergerak di bidang distribusi alat-alat kesehatan (alkes). Sejalan dengan keuletannya, ia berhasil mengembangkan perusahaan ini hingga menjadi distributor alkes berskala nasional. Tak hanya itu, PT Bintang MONO Indonesia juga dipercaya menjadi agen tunggal beberapa merek alkes untuk wilayah Indonesia.
Namun seiring berkembangnya usaha, utang David juga semakin besar. Dari waktu ke waktu, ia selalu tergoda untuk memperbesar bisnis dengan modal utang dari bank. Hingga ketika utang itu semakin membengkak, ia merasa semakin berat membayar cicilan utang beserta bunga-bunganya.
Pada titik itu, kinerja bisnis Bintang MONO perlahan -lahan merosot. Perhatian David tidak focus lagi pada strategi pengembangan usaha, karena semakin teralihkan untuk mencari cara bagaimana bisa membayar cicilan dari bulan ke bulan. David semakin stress terjebak utang, namun ia tidak tahu bagaimana cara keluar dari lilitan riba yang membelitnya semakin kencang.
Hingga akhirnya, pada tahun 2015 David mengenal MTR melalui sebuah postingan di media sosial. Tertarik dengan value yang ditawarkan, ia mencoba ikut kegiatan MTR yang kala itu diselenggarakan di Bandung. Dan betul, melalui acara itulah, titik balik kehidupannya dimulai.
Di seminar MTR tersebut, David mendapatkan pemahaman yang menampar kesadarannya, bahwa bisnis yang ia jalani selama ini tidak berjalan sesuai dengan kehendak sang pemilik otoritas kehidupan. Pasalnya, ia melibatkan utang dan riba yang sangat dimurkai Allah. Allah bahkan telah menyatakan pelaku riba adalah musuh Allah dan RasulNya sehingga pelakunya harus diperangi.
Namun yang lebih pokok, jelas Davis, di MTR ia juga mendapatkan pencerahan yang mengubah cara berfikirnya. Bahwa sebagai pengusaha, ia harus bisa berfikir lebih kreatif untuk tidak menggantungkan perjalanan usahanya kepada utang.
Davis memaparkan, selama bergabung dalam komunitas MTR ia mendapatkan banyak pelajaran bagaimana mengembangkan bisnis sesuai dengan syariat Islam. Di komunitas itu pula, ia merasa mendapat lingkungan yang mendukungnya untuk memperbaiki semua kesalahandi masa lalu.
Dan hasilnya, hanya dalam waktu 14 bulan sejak ikut acara MTR yang pertama, ia berhasil keluar dari jeratan utang riba. Desember 2016, utang David lunas seluruhnya. Ia hanya perlu waktu setahun lebih sedikit untuk membuktikan bahwa bisnis bisa tetap berjalan tanpa utang.
Berkat lingkungan pertemanan komunitas MTR yang saling berbagi ilmu dan motivasi untuk memperbaiki kehidupan di jalan Allah, bisnis dan kehidupan David semakin membaik. Perkembangan terakhir, 2018 lalu PT Bintang Mono berhasil meraih sertifikat CDAKB (Cara DIstribusi Alat Kesehatan yang Baik). Modal untuk memutar roda bisnisnya semakin kencang dengan bimbingan Allah SWT.
Value apa yang David petik dari pembelajarannya di MTR? “Cara berpikir saya mengenai hidup dan harta berubah banyak. Sekarang saya sadar bahwa bisnis adalah bagian dari ibadah kepada Allah subhanawata’ala,” paparnya.
Untuk sesama Muslim yang masih terjerat utang dan riba, David punya pesan khusus agar bisa keluar dari problema tersebut. “Utang itu sesuai janji (kita kepada) Allah. Kalau kita punya niat kuat untuk melunasinya, maka Allah akan membantu kita. Karena itu, perbaiki dan pantaskan diri kita di hadapan Allah supaya Allah mau menolong kita.”
Muzzaki yang benar sebaiknya menyerahkan langsung zakat yang dia keluarkan kepada mustahiq.
Melanjutkan penjelasan edisi sebelumnya, Muzzaki (orang yang wajib berzaakatul-Fithri) sangat disarankan untuk menyerahkan langsung zakat yang dia keluarkan kepada mustahiq (orang yang berhak menerima zakaatul-fithri). Penyerahan secara langsung tersebut bertujuan agar mendapatkan jaminan keberkahan ukhuwwah sesama muslim melalui proses pertemuan tatap muka yang terjadi.
Selain itu, yang lebih penting lagi adalah agar tumbuh perasaan empati dan kepedulian sesama Muslim yang lebih kuat, karena ia menjadi tahu/paham betul keadaan keluarga mustahiq yang menerima zakaatul-fithri-nya. Dengan pemahaman tersebut, kepedulian yang ia tunjukkan hendaknya tidak berhenti saat Ramadhan dan menjelang ‘Idul Fithri saja, namun juga berlangsung seterusnya.
Para mustahiq itu tidak cuma butuh kedermawanan setahun sekali. Setiap hari sepanjang tahun, mereka tetap harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan makan. Bukan Cuma menjelang ‘Idul Fithri saja.
Oleh karena itu, saya anjurkan kepada warga MTR untuk menyerahkan langsung zakaatul-fithri tanggungannya kepada mustahiq langsung, tidak usah melalui amil atau Lembaga zakat. Utamakan mustahiq tersebut dari kalangan fakir, miskin dan Ibnus Sabil yang saat ini masih ada.
Paling Afdhal Jelang Sholat ‘Idul Fithri
Lalu kapan waktu yang tepat untuk menunaikan zakaatul- fithri, dan terkait dengan itu menyerahkan fidyah? Dalam hal ini, ada 3 pengelompokan waktu yang masing-masing memiliki status hukum berbeda.
Jika ditunaikan sejak tanggal 1-28 Ramadhan, hukumnya Sunnah Ghayri Mu`akkadah.
Jika ditunaikan tanggal 29 atau 30 Ramadhan karena istikmal (penggenapan bulan menjadi 30 hari sebelum mulai bulan baru – dalam hal ini syawal), maka hukumnya Sunnah Mu’akkadah.
Jika ditunaikan ba’da Subuh hingga sebelum waktu Shalat ‘Idul Fithri, maka hukumnya wajib. Dan ini waktu yang paling afdhal/utama.
#MariPeduliKaumDhu’afa`
Semoga manfaat dan mendapatkan pemahaman yang diberkahi Allah SWT.
Sangat penting, karena (konten) di dalamnya real banget bagi pengusaha dan masyarakat yang melakukan utang.
Saya pasti bawa terus ke manapun pergi, selalu sedia di mobil. Kalau sedang kehabisan, sepertinya ada yang kurang. Apalagi kalau mau bepergian, karena pasti saya akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki cerita persis seperti yang ada di buku merah.
Pernah saya makan di warung pecel lele, saya tanya kepada penjualnya, “Bagaimana Bu, jualannya?”
Lah, beliau malah curhat segala dan ujung-ujungnya masalah utang. Tanpa pikir panjang saya kasihkan BUKU MERAH yang saya bawa.
Dia tanya berapa harga BMM ini, saya bilang, “Gratis. Silakan baca sampai selesai. Kalau sudah tamat silakan berikan kepada orang terdekat atau orang yang masih punya masalah utang.”
Sebenarnya masih banyak cerita berkaitan dengan BMM. Mulai orang yang utangnya hanya puluhan juta rupiah, sampai miliaran. Mereka tergerak hatinya untuk berubah setelah membaca BUKU MERAH.
Jazakallah untuk buku yang luar biasa ini. Bukan mindset utang kita yang berubah, tapi BMM mengubah mindset hidup kita tentang dunia akhirat.
Rukun atau sesuatu yang harus dipenuhi dalam melaksanakan zakaatul- fithri ada empat, yaitu
Niat yang wajib dilakukan oleh Muzakki dalam wujud shighat/ucapan saat diserahkan langsung kepada Mustahiq.
Muzakki (Muslim yang wajib berzakatul-fithri).
Mustahiq/Ashnaf (saat ini tinggal bersisa 5 golongan yang berhak menerima zakatul-fithri).
Bahan Makanan Pokok (beras, jagung, sagu, gandum, kurma, jewawut, dan lain-lain).
Bila salah satu dari rukun di atas tidak terpenuhi, maka Zakaatul-Fithrinya tidak SAH.
Contoh kasus :
Seorang Muzakki percaya dan menyerahkan begitu saja kepada ‘Amil Zakaat di suatu Masjid. Lalu oleh para ‘Amil Masjid, zakat (beras) itu tidak didistribusikan, namun setelah terkumpul dijual dan masuk kas masjid atau sebagian masuk saku para ‘Amil Masjid. Dengan fakta seperti itu, bisa dipastikan Zakaatul-Maal tidak pernah sampai ke tangan para Mustahiq. Maka hukumnya, Zakaatul-Maal Umat Muslim sekampung sekitar Masjid itu menjadi TIDAK SAH.
Syarat Sahnya Zakaatul-Fithri:
Telah masuk waktu Ramadhan (boleh ditunaikan mulai tanggal 1 Ramadhan atau paling akhir Subuh menjelang Shalat ‘Idul-Fithri).
Satu Sha’ (bila diwujudkan beras setara 2,176Kg atau bisa dibulatkan ke atas menjadi 2,5Kg).
Semua usia, meskipun bayi. Bahkan ada salah seorang anggota keluarga yang mengalami disorientasi psikologis, tetap wajib dikeluarkan Zakatul-Fithri.
Rizqi dan Beras/bahan makanan pokok dari Muzakki bersumber dari yang Halal.
Demikian, semoga bermanfaat dan mendapatkan pemahaman yang diberkahi Allah SWT.
Mari serahkan langsung Zakaatul Fithri kita kepada mustahiq nya. Jaga zaakatul maal kita,
2 bulan ini, pandemic covid-19 telah melanda berbagai belahan dunia, mengobrak-abrik segala tatanan. Kesehatan sudah jelas, begitu banyak korban berjatuhan.
Dan tak kalah berat pengaruhnya ke sector usaha. Banyak pelaku usaha terpaksa menutup tempat usaha, dan merumahkan para karyawannya. Omset penurun tajam, cash out tinggi, cash in turun drastis.
Belum lagi kebijakan tumpang tindih yang membuat para pengusaha semakin bingung mengambil sikap. Padahal fakta di lapangan, hampir 90% pengusaha menggunakan cara utang untuk mendapatkan modal usahanya.
Utang sudah tentu harus dibayar, apapun kondisinya. Alih-alih bisa bayar angsuran, bayar bunganya saja sudah sangat berat dalam kondisi sekarang.
Sadar atau tidak,
Utang adalah kepastian yang harus dibayar, sedangkan penghasilan adalah sesuatu yang belum pasti. Orang yang cerdas mestinya bisa berfikir jernih, berhitung kembali saat akan mengambil keputusan untuk berutang, karena hal itu sangat berpeluang memporak-porandakan bisnis/usahanya.
Hanya orang XXXXX yang berani membayar kepastian dengan ketidakpastian.
InshaAllaah, pengusaha yang tidak menggunakan utang sebagai cara dalam berbisnis akan lebih survive dan eksis. Banyak pengusaha yang tetap tenang sehingga mampu mendapatkan ide-ide berlian dalam proses bisnisnya karena sudah tidak dipusingkan oleh cicilan utang.
BUKU MERAH itu buku ajaib. Ia membawa wasillah hidayah bagi beberapa sahabat debt collector dan petugas bank konvensional yang saya temui saat mengawali hijrah meninggalkan riba akhir tahun 2018 lalu..
Dari tampilan covernya saja, BUKU MERAH sudah pasti sangat penting dibaca oleh seluruh masyarakat, khususnya para pengusaha hebat yang ingin usahanya semakin berkah berlimpah dalam ridho dan kasih sayang Allah SWT.
Itulah kesan singkat saya seputar BUKU MERAH. Itu pula alas an yang membuat MAQNA FOOD menjadikannya sebagai jalan dakwah terbaik setiap Jum’at.
Kami berusaha konsisten menyisihkan sebagian keuntungan dengan membagikan BUKU MERAH MTR kepada siapapun, khususnya para pengusaha hebat nasional. Melalui BUKU MERAH, kami ingin mengajak masyarakat menuju gerbang cerdas kebangkitan umat.
Deny Maqna Nur Alam, Petani Ternak Domba untuk makanan siap santap dalam kaleng yang ‘Praktis, Bergizi & Higienis’ IG: @maqna.food
Pemuda baik itu yang taat kepada Rabb yang Maha Pencipta, taat pula kepada Rasul Alloh teladan utamanya. Pemuda yang menjadikan bakti kepada orang tuanya, terutama terhadap ibu, melebihi kepada orang lain. Bukan malah “mimpi” besar bahagiakan wanita yang baru ia kenal. Bukan pula pemudi yang dari entah berantah, yang ia ‘kagumi’.
Sahabat,
Jika Anda telah bahagiakan orang tua maka berupayalah untuk tunaikan kewajiban yang lain. Firman Alloh, “Faidzaa faroghta fanshob wa ilaa Robbika farghob – maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”. [QS Al Insyirah (94): 7-8]
Terus berkaryalah sahabat, tempuh perjalanan menuntut ilmu, walaupun boleh jadi jauh. Yakinlah, darinya Alloh permudah Anda masuk Surga-Nya. Rasul pernah bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Alloh akan permudah jalan menuju Surga”.
Mari sahabat, jadikan didunia ini tempat menanam kita, tinggalkan ‘atsar’ yang baik, hingga kelak menjadi bekal kita “balik” dan tempat memanen kita.
Salam sukses barakah mulia, sahabat Anda di Yogya.
Ajaib karena isinya persis dengan penderitaan yang saya alami selama berutang.
Ajaib karena buku ini semakin meyakinkan saya, bahwa utang adalah sumber masalah.
Ajaib karena utang hanya akan menambah tekanan dan penderitaan dengan tambahan bunga yang AJAIB juga.
BUKU MERAH MTR adalah buku ajaib yang ternyata menginspirasi saya, membuat saya mendapat semangat baru untuk segera bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruk berutang.
Alhamdulillah semua atas pertolongan ALLOOH… saat ini utang saya sudah LUNAS. dan saya bisa menjalani hidup sebagai mahluk MERDEKAAAA, lepas dari belenggu dan tekanan utang…
Bersahabat dalam Dakwah, MTRCare Bogor melakukan penyemprotan disinfektan di Kel. Tegallega, Bogor bersama Satgas COVID-19.
@DennyMagna | MTR Bogor Raya||
Pegiat Komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR) Daerah Bogor melakukan aktivitas social MTRCare Lawan Corona! Dalam kegiatan tersebut, mereka melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai masjid, kantor polisi, sekolah, Rumah Sakit Rujukan dan sarana umum lainnya.
“Aktivitas social ini merupakan Program dari MTRCare dan perijinannya melebur dengan jadwal SATGAS Penanganan COVID-19 Kota Bogor yang jatuh hari ini, Senin (4/5/20) setelah waktu dzuhur, di Kelurahan Tegallega, Bogor Tengah,” papar Denny Maqna, Pegiat MTR Daerah Bogor, kemarin.
Latar Belakang MTRCare adalah kepedulian terhadap keadaan ummat dan peduli terhadap masa depan negeri ini. Untuk itu MTR melalui MTRCare berkomitmen untuk selalu andil bersama-sama #Lawan Corona! Dalam operasionalnya, yang bergerak di lapangan adalah Tim Reaksi Cepat & warga MTR.
Selain dalam bentuk penyemprotan disinfektan, aksi MTRCare juga dibarengi dengan membagikan “Buku MERAH MTR”. Sebanyak 300 eksemplar buku dibagikan kepada petugas Satgas di lapangan seperti petugas kesehatan, kepolisian dan masyarakat yang terlibat.
BUKU MERAH MTR adalah buku keluaran komunitas MTR yang mengungkap kesalahan-kesalahan fatal pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya melalui UTANG. Melalui buku merah tersebut, MTR Daerah Bogor menyampaikan dakwah tentang bahaya utang kepada segenap umat.
Komunitas MTR Daerah Bogor beranggotakan ratusan pegiat. Namun menyesuaikan dengan situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sedang diterapkan Pemerintah untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus covid-19, dalam aktivitas MTRCare tersebut hanya beberapa orang Pegiat saja yang terlibat di lapangan. Selebihnya berpartisipasi melalui kontribusi Buku Merah MTR dan memberikan ratusan pak takjil untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dulu aku anggap masalah kehidupan adalah sesuatu yang lumrah. Karena semua orang juga punya masalah. Dulu pemahamanku mengembangkan usaha dengan modal utang, juga lumrah. Karena aku lihat kebanyakan orang juga demikian. Pengusaha mana yang mengembangkan usahanya tanpa utang?
Selama menjalani usaha, aku rasa ya lumrah-lumrah saja bila banyak permasalahan. Dari uring-uringan karena target tidak tercapai, pembayaran telat melulu, dikhianati mitra kerja, harus kerja dari pagi hingga larut malam, dan masih seabrek permasalahan lain yang aku hadapi.
Saat itu aku tidak tahu bahwa di balik semua yang kuhadapi itu, ternyata ada simpul permasalahan yang selama ini tidak kupahami sebagai masalah. Boro-boro tahu cara menyelesaikannya, pakam bahwa di dalam pemahamanku ada masalah saya nggak tahu.
Alhamdulillah Qadharullah, April 2017 aku diketemukan dengan komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR). Dari program MTR tersebut , aku baru sadar dari ketidaktahuan yang panjang. Ternyata pemahamanku tentang bisnis dengan utang itu adalah salah besar.
Disinilah aku tahu simpul permasalahan dari carut marut bisnis dan kehidupan yang kujalani selama ini. Berlahan aku belajar. Dan satu persatu, simpul bundet tersebut mulai terbuka.
Untuk yang mengalami permasahan seperti saya, Anda beruntung. Saat ini sudah ada BUKU MERAH MTR berjudul “Kesalahan-kesalahan Pengusaha Mengembangkan Usaha dengan Utang.” Buku ini akan memandu pemahaman Anda dari awal.
Bagi saya, buku ini sangat penting. Di dalamnya banyak sekali kemiripan studi kasus para pengusaha dengan permasalahan yang aku hadapi.
Alhamdulillah, melalui BUKU MERAH MTR tersebut, sudah banyak sahabat pengusaha dan masyarakat umum yang mendapatkan pemahaman baru dan menyadarkan mereka dari kekeliruan cara pandang tentang utang selama ini. Melalui BUKU MERAH tersebut, mereka menjadi paham bahwa utang adalah sumber kekacauan ekonomi bisnis dan keluarga.
Sebagai bukti dari keberhasilan menerapkan ilmu yang ada di BUKU MERAH MTR, alhamdulillah, sejak 2017 aku sudah terbebas dari Utang. Rasanya legaaaaa sekali.. Dampak baik lainnya, pengembangan bisnis menjadi lebih focus, terukur dan terarah. Bahkan lebih dari itu, hal ini juga memberikan pengaruh positif terhadap keharmonisan keluarga kami.
Benar adanya, membangun usaha tanpa utang adalah kunci sukses seorang pengusaha. InsyaALlah Juni 2020 ini, kami akan launching satu kegiatan usaha baru kami yaitu Environment & Occupational Health Laboratory. Kegiatan laboratorium ini dibangun dan dikembangkan dengan menerapkan standar mutu internasional ISO 17025.
Untuk Anda saudaraku semua, aku anjurkan untuk memiliki BUKU MERAH MTR. Temukan cahaya dari kebuntuan penyelesaian persoalan kehidupan dan bisnis Anda. BarrakaAllahu Lanna Wallakum Jamii’an.
زَكَاةُ الْفِطْرِ فِي الاِصْطِلاَحِ: صَدَقَةٌ تَجِبُ بِالْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ Zakaatul-Fithri secara istilah adalah shadaqah yang wajib ditunaikan dalam bulan Puasa Ramadhan dengan sebab ‘Idul-Fithri. [Kitab Syarh Az-Zayla’iy, 1/306].
Adapun Kewajiban Zakaatul-Fithri adalah berupa bahan makanan pokok lazim yang mengenyangkan di masing-masing negara. Hal ini dilandasi oleh Al-Hadits Asy-Syarif Mutawatir bil-lafzhi wa bil-ma’na berikut:
صَاعًا مِنْ طَعَامٍ “Sebesar satu sha’ dari makanan pokok”
[Al-Hadits Asy-Syarif Mutawatir Riwayat Imam Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Ath-Thahawiy, Abu Dawud, At-Tirmidziy, An-Nasaiy, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Al-Bayhaqiy, Imam Malik, Ath-Thabaraniy, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaymah, Abu Nu'aim, Ibnul-Jarud, Ad-Daruquthniy, Ad-Darimiy, Ibnul-Ja'd, Abu 'Amar, Dhiya Al-Maqdisiy, Asy-Syajriy, Ibnu Zanjawih, dan Abu ‘Awanah serta Shahibul-Ma’ajim wal-Amaliyat].
Betapa banyak para Imam Perawi Al-Hadits Asy-Syarif yang memastikan dan membatasi bahwa Zakaatul-Fithri wajib berwujud bahan makanan pokok biji-bijian lazimnya yang mengenyangkan di setiap negara masing-masing. Hal itu bisa berupa gandum, kurma, jewawut, beras, Jagung, dan sebagainya.
Sehingga bila ada pendapat yang lain yang membolehkan mewujudkan Zakaatul-Fithri berupa uang, maka dengan sendirinya tertolak dan lemah. Meski mereka memiliki argumen dalil dan terbukti dalil yang mereka pakai sangat lemah haditsnya.
Berapa Takaran Timbangan Bahan Makanan Pokok Zakaatul-Fithri?
Sesuai kutipan Sabda Rasulullah Saw Mutawatir di atas yang sangat jelas bahwa besar takaran/timbangannya adalah Satu Sha’.
Dengan perhitungan cermat yang dilakukan oleh Asy-Syaikh ‘Allamah ‘Abdul-Qadim Zallum Rahimahullah sbb:
المد = 1/3 1 رطلاً بغدادياً. المد = 3/1 1 رطلاً× 408 غرامات وزن الرطل = 544 غراماً وزن المد من القمح. الصاع = 4 أمداد كيلاً. الصاع 4 أمداد × 544 غراماً وزن المد= 2176 غراماً وزن الصاع من القمح، أو = 2.176 كيلو غرام وزن الصاع من القمح.
1 Mud = 1 1/3 Rithl Baghdad. 1 Mud = 1 1/3 Rithl x 408 Gram berat Rithl = 544 Gram untuk 1 Mud Gandum. 1 Sha’ = 4 Mud takaran. 1 Sha’ = 4 Mud x 544 Gram berat Mud = 2.176 Gram berat Sha’ Gandum atau 2,176 Kg.
Jadi 1 Sha’ Gandum itu setara 2,176 Kg Gandum. [Kitab Al-Amwaal fii Dawlatil-Khilaafah, 39]
Lalu bagaimanakah dengan takaran 1 Sha’ Beras berapa Kg ketemunya?
Menurut Prof. Mahmud Yunus dalam kitabnya Al-Fiqhul Wadhih Juz 2 hal. 10, bahwa 1 sha’ Beras itu setara dengan 2187,5 gram beras. Beliau menyatakan :
ويخرج المزكي عن كل شخص صاعا من الأرز وقدره كيلوان ومئة وسبعة وثمانون ونصف قرام
“Wa yukhriju al-muzakkiyyu ‘an kulli syakhsin shaa’an min al aruz, wa qadruhu kiluwaani wa mi’atun wa sab’atun wa tsamaanuuna wa nishfu qiraamin”
“Muzakki mengeluarkan (zakat fitrah) untuk setiap jiwa sebesar satu sha’ beras, dan kadarnya (beratnya) adalah dua kilogram dan seratus delapan puluh tujuh setengah gram ( 2187,5 gram)” [Mahmud Yunus, Al-Fiqhul Wadhih, Juz 2/10].
Jadi kesimpulannya, ahsan wa afdhal untuk Umat Muslim Indonesia yang Zakaatul-Fithrinya dengan Beras dilebihkan takaran beratnya misal dibulatkan ke atas menjadi 2,5Kg perjiwa. Karena kelebihannya pun akan dihitung sebagai Shadaqah dalam Islam.
Saat ini ahsan wa afdhal Zakaatul-Fithri maupun Zakaatul-Maal langsung diberikan kepada para Mustahiq yang tinggal 5 golongan saja;
Faqir.
Miskin.
Muallaf (Baru masuk Islam belum genap setahun Hijriyyah), bila telah lebih dari setahun Hijriyyah bukan Muallaf lagi.
Ibnus-Sabiil (Musafir yg kehabisan bekal, misal Mahasiswa/Mahasiswi di Perantauan).
Fii Sabilillah (Mujahid di medan perang melawan kuffar harbi fi’lan, misal di Palestina).
Adapun yg 3 berikut:
Gharim itu yang menetapkan status Gharim adalah ‘Ummal, Wulat atau Khalifah. Asalnya Gharim itu berasal dari Pengusaha yg murni tertimpa Musibah sbg Ujian Qadha`. Dan bukan dari Pengusaha Bangkrut yang berangkat dari dana Utang Ribawi dan Begaya Hidup Hedonis!
Budak sudah tidak ada, bahkan dihapus dalam Islam.
‘Amiluz-Zakaat itu yang menunjuk dan mengangkat juga ‘Ummal, Wulaat dan Khalifah. Saat ini tidak sah adanya ‘Amiluz-Zakaat. Namun bila menamakan diri Panitia penghimpun dan pendistribusi Zaaatul-Fithri maka Boleh.
Yang wajib diwaspadai adalah Lembaga Zakat dan semacamnya yang menghimpun dana Zakaatul-Maal namun menahannya dengan dalih diputar lbh dulu. Atau diberdayakan dengan dalih yang tanpa dalil Syara’. Mereka telah berani menantang Alah SWT dan Rasul-Nya dengan menahan dana Zakaatul-Maal yang harusnya wajib langsung disegerakan dan didistribusikan kepada 5 Ashnaf/Mustahiq yang tersisa itu. Bukan diberdayakan dulu dengan dalih yang culas dan menipu Allah dan Rasulullah serta Umat Muslim.
Yuk, langsung serahkan zakaatul maal dan zakaatul fithri kepada mustahiq. Jangan kepada lembaha zakaat dan semacamnya. Karena dana zakaat itu aqad Tabarru,ah, bukan mu’awwadah tijaarah.
Demikian, semoga bermanfaat dan semoga mendapatkan pemahaman yang diberkahi ALlah SWT.
Bagi saya BUKU MERAH merupakan cermin dari kesalahan yang tentunya bisa kita perbaiki di masa yang akan datang. Karena kita yang sekarang adalah kita yang terbentuk melalui perjalanan masa lalu, sedangkan kita yang akan datang ditentukan kita hari ini.
Kita yang akan menentukan jadi apa kita selanjutnya. Dan BUKU MERAH (BM) MTR, akan menjadi sahabat dalam perjalanan dan proses menuju kita yang lebih baik. Kita yang menempuh kehidupan penuh berkah dengan keberlimpahan.
Dalam proses tersebut, membaca BUKU MERAH adalah proses yang sangat penting. Banyak pesan kebaikan luar biasa yang terkandung di dalamnya. Pesan yang jarang bahkan mungkin tidak/belum menjadi perhatian komunitas lain sebagai konsentrasi perjuangan. Pesan mengenai perubahan pola pikir dan pola sikap, untuk tidak lagi berutang dalam mengembangkan bisnis.
Karena utang itu adalah membayar kepastian dengan ketidakpastian. Saya sudah merasakan susahnya.
Semua selesai karena iman. Bukan karena kesombongan.
Begitu mudahnya Allah SWT menghentikan aktivitas mahluk ciptaanNya hanya dengan mengijinkan tersebarnya virus Corona…
Kemungkinan kita akan mati karena virus Corona bisa jadi hanya 1%,
akan tetapi kematian itu sendiri akan mendatangi kita dengan kemungkinan 100%
akankah kita lebih disibukkan dengan hal yang kemungkinannya hanya 1% tadi sehingga melupakan hal yang kemungkinannya 100%..??? MIKIR…..!!!
Kita sibuk, khawatir dan panik dengan Corona yang berasal dari Wuhan (made in china katanya??)
Lalu kenapa ditakutkan virus Corona sebagai pencabut nyawa kita? Apa nantinya mati juga akan made in china? MIKIR….????
JODOH, REZEKI dan MATI sudah diatur dan ditetapkan oleh ALLAH SWT.
Ikhtiar boleh tapi jangan memperTuhankan virus. Syarat mati tak harus nunggu sakit.
Tetapi…
kita tidak pernah sibuk, khawatir dan panik dengan virus yang sebenarnya bisa jadi sudah lama menjangkiti kita semua, yaitu virus AL WAHN (cinta dunia dan takut mati)
Takut kepada ALLAH mendatangkan KETENANGAN
Takut kepada selain ALLAH mendatangkan kegelisahan
Jika Allah Subhana wa ta’ala mendatangkan wabah ini sebagai ujian…./ Maka kami memilih menunjuk diri untuk mengambil peran…/ Walaupun itu kecil, hanya nilai manfaat yang ingin kami berikan…..//
Tak menyurutkan langkah kami untuk terus berdakwah …./Walau kondisi di tengah duka wabah …/ Tak menyurutkan Azzam yang telah terhujam kuat…./Tetap bersemangat bahagiakan ummat…//
Kami hanya jiwa-jiwa yang merindu surga…./ Yang selalu mengais pahala untuk bekal ke akhirat-NYA….//
Karena kami meyakini kebaikan yang kami lakukan…./Akan Allah balas dengan kebaikan yang berkelipatan…../ Hanya ikhlas mengharap RidhoNYA sebagai catatan….//
MTR bersama TNI dan POLRI bersatu padu dalam program MTR Care Peduli Pandemic Covid-19
Ingin seperti wortel, telur atau kopi?
@Amir| MTR Jateng||
Ini cerita lama yang sudah beredar luas di kalangan masyarakat. Namun nilainya bagus dan tidak lekang oleh waktu. Kisah tentang seorang anak dan ayahnya yang hidup dalam situasi sangat sulit.
Suatu hari, ayah dan anak itu terlibat dalam sebuah dialog. Begini cerita yang terjadi.
Sang anak bertanya kepada sang ayah, “Ayah, dalam situasi yang sangat sulit seperti ini, kita harus seperti apa?”
Atas pertanyaan anaknya, sang ayah tidak langsung menjawab. Ia malah mengajak sang anak ke dapur di belakang. Di sana, ayah mengambil 3 jenis bahan makanan dan kemudian mengajukan pertanyaan kepada putranya.
“Nak, apa yang ayah pegang ini?”
Jawab sang anak,”Ayah memegang wortel, sebutir telur dan segenggam kopi.”
Lalu sang ayah menuju tempat kompor, menyalakan kedua tungku apinya, dan meletakkan di atasnya masing-masing sebuah panci yang sudah diisi air. Ke dalam panci pertama, ia memasukkan wortel dan telur, dan di panci kedua ia masukkan biji-biji kopi yang ada di dalam genggamannya.
Sementara menunggu panci itu mendidih, sang ayah menoleh kepada anaknya.
“Nak, kita tunggu sebentar ya, amati apa yang akan terjadi pada bahan-bahan yang tadi ayah masukkan ke dalam panci.”
Putranya mengangguk, sabar menunggu apa yang akan terjadi dan menduga-duga apa yang akan disampaikan oleh ayahnya. Kira-kira 30 menit kemudian, sang ayah mematikan api kompor dan meminta anaknya mendekat.
“Kesini nak, ayah ingin menyampaikan suatu hal kepadamu?”
Anaknya mendekat.”Baik Ayah, apa yang ingin ayah sampaikan?”
“Begini nak, kau lihat sendiri, tadi ayah memasukan sebuah wortel, satu butir telur dan segenggam biji kopi kedalam panci. Semua ayah beri perlakuan yang sama. Panci ayah isi air, dipanaskan sampai mendidih, dan ketiga bahan makanan tadi ayah masukkan dengan waktu yang relatif sama.”
Anaknya menggangguk. Lalu sang ayah melanjutkan pembicaraannya.
“Coba perhatikan apa yang terjadi pada ketiga bahan makanan yang telah ayah berikan perlakuan yang sama tadi, Nak..?”
Sang anak menyentuh wortel yang sudah menjadi lunak, memecahkan cangkang telur yang sudah mengeras karena matang dan menengok ke dalam panci berisi kopi yang sekarang berwarna coklat berbau harum.
“Wortelnya lunak, ayah. Telurnya matang, menjadi keras. Dan air yang diberi kopi sekarang coklat berbau harum kopi.”
“Tepat, Nak,” jawab sang ayah. “Wortel yang tadinya keras menjadi lunak setelah ayah masukkan ke dalam air panas. Telur yang tadi cair sekarang malah menjadi keras. Dan biji kopi yang ayah masukkan, meski bentuknya tetap utuh, tapi di dalam air mendidih tersebut mampu mengubah warna airnya menjadi coklat dan memunculkan aroma harum yang menyenangkan siapa saja.”
Sang anak tampak mengerutkan keningnya. “Apa maksudnya, Yah?”
Ayahnya tersenyum dengan sabar, dan pelan-pelan menjelaskan kepada putranya yang belum paham.
“Begini Nak. Tiga bahan makanan tadi kita umpamakan sebagai 3 jenis manusia. Semuanya mendapatkan masalah yang sama, sama-sama sulitnya, dan berlangsung dalam waktu yang sama. Tapi kau lihat, masing-masing memberikan reaksi yang berbeda.”
Sang anak mengangguk, menunggu penjelasan ayahnya selanjutnya.
“Saat ada masalah yang berat, bisa jadi orang yang tadinya kuat menjadi lemah dan putus asa. Sebagaimana yang kau lihat pada wortel tadi. Tapi sebalinya, ada juga orang yang biasanya terlihat lemah, justru menjadi kuat dan percaya diri begitu ditempa permasalahan. Hal itu serupa seperti yang terjadi pada telur.”
Sang anak mengangguk-angguk, mulai paham arah pembicaraan ayahnya. “Lalu bagaimana dengan segenggam kopinya, Yah?”
Gembira dengan reaksi anaknya, sang ayah makin bersemangat melanjutkan penjelasannya.
“Ini yang istimewa. Ada orang yang benar-benar istimewa, saat ditempa persoalan hidup, ia tetap tegar, selalu berbaik sangka dan yang luar biasa, ia juga memiliki kreatifitas tinggi dan tetap optimis dalam berpengharapan.”
Sang anak semakin serius mendengarkan kelanjutan penjelasan ayahnya.
“Tak hanya itu, Nak. Orang ini juga selalu ingin berkontribusi dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia selalu memposisikan dirinya menjadi orang yang berupaya memberikan manfaat terbaik kepada orang lain.”
Sang anak tampak berfikir keras, sebelum akhirnya mengangkat kepalanya dengan paras cerah.
“Aku paham maksud Ayah.. Ayah ingin aku seperti kopi, yang tak hanya menjadi semakin kuat Ketika mendapat tempaan, namun juga membuat harum lingkungan dengan kontribusi kita.”
Ayahnya tersenyum lebar sembari menepuk-nepuk Pundak anaknya.
“Baiklah, Yah.. terimakasih filosofi kopinya. InsyaAllah aku akan berusaha menjadi seperti kopi, yang selalu bermanfaat untuk kehidupan.”
Dari cerita di atas, hendaknya kita bisa mengambil hikmah dalam situasi seperti sekarang. Saat kita menghadapi permasalahan wabah penyakit yang belum jelas kapan akan berakhir, sikap apa yang harus kita ambil? Apakah kita hanya akan berdiam diri dan tidak bergerak melakukan sesuatu?
Lakukanlah sesuatu untuk orang lain, untuk masyarakat luas dan untuk bangsa tercinta ini. Jangan pernah berhenti dakwah. Dakwah adalah penyampaian kabar gembira bagi segenap manusia menuju kemuliaan hidup!
Dakwah adalah kewajiban bersama. Dengan dakwah, insyaAllah akan bangkit ketakwaan makhluk hidup kepada sang Khaliq, Allah subhana wa ta’ala. Dan dengan ketaqwaan ini pula, InsyaAllah pertolongan Allah akan hadir, mengangkat musibah pandemic virus covid-19 dari kehidupan kita. Aamiin.
Semoga apa yang telah sahabat donasikan dan upayakan dalam program MTR Care peduli ini, Allah balas dengan balasan kebaikan dan kemuliaan yang lebih baik. Jazakumullah Khairon Katsiron. BaraakaAllahu Lanna Walakum Jamii’an
Cepat untuk bangkit (recovery)?/ Saling menyemangati?/ Tidak memberitakan berita kematian?//
Berita kehidupan dan berita kesembuhan?//
Tetapi kenapa netizen lebih memilih memberitakan berita ketakutan?/Apakah mereka memang ingin membunuh saudaranya sendiri?//
Bisakah?/ mulai saat ini kita hanya memberitakan berita yang penuh harapan?/ berita yang menenangkan?/ berita kehidupan?//
Bisakah kita membantu tim medis yang sudah sedemikian lelah?/ untuk berhenti membuat postingan yang menakut-nakuti?/membuat orang khawatir dan panic?/ Bisakah?//
Tahukah?/bahwa kekhawatiran berlebih akan menurunkan imun tubuh lebih cepat?//
Jangan buat mereka khawatir!/ sehingga terus menerus berbondong ke rumah sakit/ dan makin membuat lelah para pejuang medis//
Kepanikan adalah separuh dari penyakit//
Ketenangan adalah separuh dari obat//
Kesabaran adalah permulaan dari kesembuhan//
Jika kita bisa menikmati setiap proses yang kita lakukan/ dengan diiringi rasa syukur di setiap kondisi apapun/ maka kita akan menemukan kebahagiaan//
Setiap masalah ada jalan keluarnya//
Anda mungkin tidak pernah melihatnya/ namun Allah tahu jalan keluarnya//
Yakin dan percayalah pada-Nya.//
“Dan sungguh kami akan berikan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS: Al-Baqarah 155)
Sebelum bicara mengenai AI, IOT, Robotic, ada baiknya kita lihat dulu data science. Ini dilatarbelakangi keprihatinan saya melihat carut marutnya sebuah keputusan dibuat.
Keputusan yang tidak valid bukan saja merugikan individu itu sendiri. Pada next level, hal itu bisa menghambat kemajuan sebuah organisasi, keutuhan sebuah negara, atau jika dikaitkan dengan teori ‘buterfly effeck’, maka ini mengancam bumi. Mengambil keputusan tanpa basis data yang valid berarti berjalan menuju ‘neraka’.
Data sendiri sebenarnya hanyalah sekumpulan field yang tersusun atas baris dan kolom yang kita sebut dengan ‘record’. Contoh sederhana adalah tabel.
Simple khan?
Kumpulan tabel-tabel inilah yang kemudian membentuk database. Di dalam database dibuat agar bagaimana hubungan antar tabel terjadi, sehingga tidak ada dedudansi, duplikasi, dan lain-lain.
Sampai disini mulai terbayang ya, bagaimana sebuah data disusun sehingga membentuk apa yang kita sebut ‘struktur data”. Dalam dunia nyata ini dikerjakan oleh seorang data engineering.
Belum puyeng khan?
Walau baru start, saya janji Anda nanti akan sampai pada gambaran besar data science. Hal ini penting diketahui, sebab apapun latar belakangnya, setiap orang pasti akan mengambil sebuah keputusan.
Garbage in garbage out…
Nanti kita akan bedah bagaimana proses pengolahan data hingga dapat membuat sebuah keputusan valid. Semakin ‘clear’ struktur datanya, semakin valid keputusan yang akan didapat.
Peran data engineering yang terlihat kompleks sebenarnya simple. Yang dilakukan hanyalah NF Proses, atau normalisasi data, dari NF1-NF4. Jangan mengkerut dulu, itu ada ilmunya dan bisa dipelajari, Bro. Anda merasa asing gitu, karena nggak pernah dengar aja..
Sama kek memasak, karena ada kompor gas, ya tinggal klik aja. Nggak perlu cari kayu bakar, bikin api, dan lain-lain. Kebayang khan?
Jadi, jangan mau dibodohi media yang suka heran, seolah itu rumit, sulit, dan lain-lain. Ini hanya soal Anda berminat atau nggak?
Lanjut…
Database yang sudah terbentuk di atas bisa di-filter sesuai kebutuhan menggunakan Structured Query Language (SQL), atau juga sering disebut sebagai query.
Contoh bahasa manusianya begini: “Saya ingin lihat data karyawan yang usia 20 tahun keatas, yang suka makan nasi uduk, yang tinggal di Jakarta Selatan, yang masih jomblo, dll….. jreng! Serumit apapun kriterianya, dalam hitungan detik akan muncul.
Karena itu berupa angka-angka, tentu Anda malas dan bingung kan?
Tenang tinggal minta atau buat saja dashboard view-nya sehingga siapapun yang butuh mudah membacanya. Data analis biasanya membuat grafis jika ingin disajikan ke stakeholder.
Sulit nggak? Sama sekali nggak.
Sederhananya, Anda tentu pernah buka kolom dan tabel di spreadsheet software, excel misalnya. Maka tinggal klik graph, akan jadi tampilan grafisnya. Sesimple itu kawan.
Nah, untuk sampai pada ‘data science’ nanti, Anda hanya butuh sesekali fokus dan itu akan berguna untuk selamanya. Data science itu sangat mengasikkan, karena Anda akan mampu melihat apa yang orang lain tidak lihat.
Tanpa sadar tadi Anda telah melewati struktur data, database dan sql. Itu landasan awal dari data analys, bussines intelegent, dll. Dengan berbagai metode lanjutan, nanti Anda akan tahu decision tree, random forest, dll. Akhirnya membentuk apa yang kita namakan machine learning.
Karena ini bukan jurnal ilmiah, maka santai saja sambil ngopi. Nggak perlu ngegas untuk membahas satu halaman, ya. Sabar dan tunggu posting berikutnya. Anda akan sampai pada data science.
Benarkah Indonesia masih menganut sistem ekonomi Pancasila? Atau…..?
@NursaktiHidayat|MTR
Konon, sistem ekonomi yang dianut negeri +62 adalah “Ekonomi Pancasila”. Dasar demokrasi Ekonomi Pancasila adalah paham “usaha bersama” dan “asas kekeluargaan” (mutualism and brotherhood). Begitu pernah disampaikan oleh alm. Prof’.Dr. Sri Edi Swasono.
Dalam sistem ekonomi Pancasila, kepentingan masyarakat adalah hal utama, bukan orang perseorangan. Oleh karena itu, Indonesia menolak paham liberalisme yang melahirkan individualisme karena kedua hal itu merupakan cikal bakal kapitalisme yang berdasarkan persaingan dan pasar bebas ala demokrasi ekonomi barat.
Menurut mendiang Prof. Edi Swasono, dalam demokrasi Pancasila, berlaku “daulat rakyat”, di mana peran rakyat/manusia adalah sentral substansial seperti yang tergambar jelas dalam Pasal 27 ayat 2, pasal 33 dan pasal 34 UUD 1945.
Sementara dalam paham demokrasi ekonomi barat, kehidupan berdasarkan “daulat pasar”, berbentuk competisi yang berlandaskan paham liberalisme, neoliberalisme, kapitalisme, neokapitalisme. Di sini yang berperan sebagai sentral substansial bukan rakyat tapi modal, dan hak milik bersifat absolut tidak berfungsi sosial.
Bagaimana kenyataannya? Benarkah Indonesia masih menerapkan demokrasi ekonomi Pancasila, atau justru ekonomi kapitalis?
Mari kita coba tes sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia.
Sistem ekonomi dapat dianalogikan seperti tubuh manusia yang terdiri atas 4 bagian :
1. Tubuhnya yang khas.
2. Darahnya.
3. Jantungnya.
4. Pompa jantungnya.
Sekarang kita tes sistem ekonomi yang sedang kita jalani di bumi +62.
Analogi sistem ekonomi kapitalis :
1. Ciri tubuh ekonomi kapitalis adalah pasar bebas. Di mana komoditas sebagian besar menggunakan mekanisme pasar bebas. Kecuali komoditas tertentu yang ditentukan harganya oleh pemerintah, seperti bahan bakar minyak dan tarif listrik.
2. Darahnya yang khas, yaitu digunakannya mata uang kertas.
3. Pusat peredaran atau jantung ekonominya sistem kapitalis, yaitu bank dan pasar modal.
4. Pompa jantung bagi beredarnya mata uang, yaitu suku bunga.
4 kriteria di atas, jika telah dipenuhi oleh sistem ekonomi suatu negara, maka dipastikan negara tersebut telah menerapkan sistem ekonomi kapitalis.
Jadi, silakan disimpulkan sendiri, sistem ekonomi apa sekarang yg diterapkan di negeri +62 ini…
Lalu adakah sistem ekonomi lain, yang rahmatan lil ‘alamin? Tentu ada. Itulah sistem ekonomi Islam, yang sangat layak untuk diterapkan di bumi semua bangsa. Apalagi pada saat ekonomi dunia yang sedang dilanda wabah Covid-19 seperti sekarang.
Bagaimana agar para usahawan tegar bertahan dalam menyikapi pendemi Covid-19 yang membuat lesu perekonomian di seluruh dunia?
@AbahWidad|MTR DIY
Walaa taiatsuu minroihillaah (jangan berputus asa dari rahmat Alloh).
Pembaca yang budiman, di balik musibah pasti ada hikmah. Maka jangan pernah putus asa. Allah mewajibkan kepada kita terus bersemangat tinggi dan tekad baja di tengah musibah yang menerpa.
Saat ini Wabah Covid-19 menggemparkan ketenangan masyarakat dunia. Pendemi akibat virus yang berasal dari Wuhan negara Cina itu, berimbas ke segala aspek kehidupan.
Tidak hanya menjadi bencana kesehatan dan kemanusiaan dengan banyaknya korban yang berjatuhan, wabah tersebut juga berimbas ke sector perekonomian. Ekonomi mandek dan dunia usaha seketika lesu akibat pembatasan pergerakan manusia untuk membendung sebaran virus yang semakin masif.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai usahawan agar tetap tegar dan eksis dalam menghadapi kelesuan ekonomi? Berikut beberapa Langkah cerdas yang bisa diikuti agar bisnis kita tetap eksis di tengah situasi sulit ini :
Pertama, jaga kualitas produk/jasa. Baik bisnis Anda berupa perdagangan barang ataupun jasa, tetap jaga kualitasnya meski di bawah ancaman wabah penyakit. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga agar customer tidak kecewa. Karena dari sanalah pangkal tumbuhnya trust/kepercayaan yang membuat mereka mau beli dan beli lagi.
Kedua, modifikasi layanan antar ke customer. Dalam kondisi yang masih ada, adakan layanan antar ke pembeli. Servis ini akan memberikan kemudahan bagi customer yang sekaligus menjadi nilai tambah bagi bisnis kita.
Ketiga, jalin komunikasi lebih kuat dengan relasi. Baik kualitas maupun kuantitas, perkuat pola komunikasi kita dengan relasi. Selalu jalin silaturahmi dengan mereka, kendati hanya bisa dilakukan tanpa tatap muka. Jangan lakukan pembatasan. Jika konsumen sudah merasa “klik” dengan Anda, masukkan mereka dalam data customer istimewa.
Keempat, manfaatkan teknologi informasi untuk membantu pemasaran. Layani costumer melalui channel ini. Banyak kasus, walaupun lokasi usaha tidak di pinggir jalan utama, namun sangat dikenal di kalangan customer dan bisnisnya laku keras melalui jalur online.
Kelima, jangan remehkan pola promosi ‘gethok tular’. Di kalangan “komunitas tersenyum”, jurus tradisional ini sangat ampuh untuk menjaga loyalitas pelanggan.
Pembaca yang budiman, semoga dengan lima jurus diatas, bisnis Anda tetap melejit. Segala puji bagi Alloh, alhamdulillah. [AWAY]
Ketika masih merintis karir, saya pernah digaji hanya Rp 450 K sebulan. Jauh banget dibawah UMR. Juga tidak ada uang lembur, walau saya sering pulang malam. Bahkan akhir pekan dan hari libur saya masih bekerja.
Sementara saya sudah menikah. Istri hamil pula. Mungkin terasa tidak ringan waktu itu ya Kak…
Koq bisa saya bertahan?
Ya, karena saya tidak hanya melihat 1 faktor, yaitu gaji semata. Juga tidak memikirkan uang lembur. Karena gaji dan lemburan itu sangat terbatas. Terbatas pada waktu yang kita pertukarkan.
Saya melihat pekerjaan dari keseluruhan benefit yang saya terima dari perusahaan. Ternyata perusahaan memberikan banyak kesempatan pertumbuhan. Baik pengembangan diri, maupun karir dan penghasilan.
Selain gaji, dan transport kehadiran, yang keukur karena waktu. Perusahaan memberikan skema komisi/bonus yang menarik atas hasil kerja kita. Juga pendidikan dan pelatihan yang memadai serta budaya kerja yang menjadikan kami semua merasa nyaman.
Jadinya saya sungguh-sungguh bekerja. All out mengerahkan energi untuk menuntaskan tugas-tugas saya.
Wal hasil, selama saya bekerja, total penghasilan yang saya bawa pulang melebihi UMR, bahkan berlipat-lipat. Pengetahuan dan keterampilan bertambah. Relasi juga berlimpah. Hidup makin berkah.
Jadi, apa yang Anda cari Kak?
Nyari gaji UMR, atau nyari penghasilan yang bisa berlipat-lipat dari UMR?
Coba tengok teman kanan-kiri seangkatan Anda. Apa yang mereka dapat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan gaji UMR?
Ketika Anda sudah bekerja, punya penghasilan, sebetulnya cukup-cukup saja untuk hidup. Bahkan bisa hidup berlimpah dan barokah jika Anda tahu caranya.
Jadi, tidak perlulah sampai ngutang sana-sini. Apalagi ngutang untuk gaya hidup demi gengsi.
Justru penting untuk Anda kuasai ilmu CARA CERDAS KELOLA UANG. Agar berapapun penghasilan kita saat ini, bisa berkembang seiring dengan bertambahnya usia kita.
Selasa kemarin, karena suatu keperluan, saya mampir pada suatu area yang dikelola oleh organisasi ternama. Begitu mau cuci tangan setelah beraktifitas, saya menjumpai tempatnya seperti foto ini.
Piring, magkok dan sendok kotor, yang mungkin sudah berhari-hari dibiarkan. Meja berantakan.Barang-barang bekas berserakan. Sampah dibiarkan. Jangankan lantai dipel, disapupun tidak. Hiks
Saya tahu organisasi besar ini, sudah beberapa tahun belakangan dilanda konflik internal. Konflik antara para pemangku kepentingan. Juga konflil individu pemangku kepentingan.
Namun saya tidak tahu, mana yang duluan menjadi pemicu persoalan itu. Apakah konflik dulu terjadi, baru ketidakpedulian pada kebersihan dan kerapihan ini. Atau justru sebaliknya, tidak saling peduli pada hal detail, sehingga terjadi persoalan besar?
Semoga kita semua terlindung dari fitnah. Terjaga dari musibah. Dijauhkan dari wabah. Aamien yaa Qahhaar…
Sahabat pengusaha, silakan hubungi team kami di 0811-366-767 jika Anda merasa ada yang perlu diperbaiki dari budaya, kebiasaan atau perilaku team Anda di kantor ya.
Mudah-mudahan pengalaman kami membangun budaya kerja di perusahaan kami sendiri dan pada perusahaan-perusahaan kelompok usaha kami, bisa membantu Anda.
Biarlah orang bicara apa tentang my English, mau bilang meracau, bilang gak jelas. Silakan…
Yang penting kami terus belajar meningkatkan kemampuan ber-English. Speak-speak litle juga tidak mengapa.
Tidak semuanya benar juga tidak mengapa. Namanya juga bukan bule kan?
Yes! I am not a bule sir.
Alhamdulillaah, kantor sediakan guru English yang rajin datang tiap pekan. Jadi bisa tahu kalau ada bule ngomongin kita pas di International Executive Lounge. Oh ya, ternyata BUKU MERAH banyak juga ragamnya ya!?
Yang menjadi persoalan bukanlah seseorang itu bisa atau tidak. Tetapi mau atau tidak melakukan sesuatu lebih baik, bekerja lebih keras, berusaha lebih cerdas dan berkarya lebih ikhlas.Saya kagum pada Ade Kecil kita di video ini. Pada usianya yang baru 6 (enam) tahun, beliau sudah mahir menunggang kuda. Bukan sekedar fun riding, tapi riding for international competition.Saya yakin, beliau awalnya tidak bisa menunggang kuda. Tapi kemauannyalah yang membawa beliau ke tingkat mahir seperti yang Anda saksikan.Jadi…
Bukan Anda tidak bisa berprestasi lebih tinggi, tapi Anda tidak mau.
Bukan Anda tidak bisa closing lebih banyak dengan cepat, tapi Anda tidak mau.
Bukan Anda tidak bisa menghasilkan karya digital lebih baik, tapi Anda tidak mau.
Masih bilang “tidak bisa”?
Cium tangan De Nafidz gih, Putra bungsu Kak Irdham Kusumawardhana.
Mari kita ingat kalimat bijak ini:
<<< KETIKA ADA KEMAUAN, PASTI ADA JALAN >>>
Soedah semendjak Tahoen 2006-an, ataoe lima belas tahoen jang laloe kami biasa bitjara di atas panggoeng-panggoeng akbar seperti pada photo ini. Jang dihadiri moelai dari ratoesan hingga riboean orang.
Kendati demikian, kami terus belajar dan belajar lagi. Sehingga kemampuan team kami mendeliver pesan selalu bertumbuh dan berkembang. Peserta betah mengikuti program-program kami yang berdurasi paling pendek 16 (enam belas) jam.
Satu diantara banyak pelatih bicara yang turut membersamai perjalanan usaha kami adalah Kak M.N. Ikrar dan Kak Lila L. Thank you banget ya Kakak-kakak telah menantang kami bicara tanpa filler full 12 jam di depan ribuan audience.
Sukses selalu untuk BIM menapaki usia 3 (tiga) tahun hari ini ya Kak. Kami berharap BIM bisa terus tumbuh karena negeri ini perlu orang baik dan lurus yang cakap menyampaikan pesan dengan benar.
Oh ya, Anda punya keterampilan, keahlian dan kemampuan bisnis, pengembangan diri, keuangan, marketing, leadership dan technical lainnya? Tawarkan ke kami ya. Bahkan thema-thema yang unik sekalipun boleh. Karena kami selalu meluangkan waktu untuk rutin belajar, belajar lagi dan terus belajar.