Saat Al Quran sudah memberi kebahagiaan dalam rumah tangga, maka Anda akan terkaget-kaget dengan sinarnya, termehek-mehek dengan kebahagiaan yang diberikannya.
Saya akan share beberapa pengalaman keluarga kami saat bahagia bersama Al Quran.
Pertama, saat itu adalah hari libur dan kami mengisinya dengan bermain bulutangkis di sebuah lapangan dekat rumah. saya dan Hamzah kalah, sementara ummi Maya dan Mumtaz masih melanjutkan pertandingan.
Saya dan Hamzah menuju tribun untuk minum. Saya duduk agak sedikit ke atas tribun, sedang Hamzah duduk di bangku bawah untuk menatap pertandingan yang berlangsung. Matanya masih terus mengikuti shuttle cock kemana pun pergi, namun mulut nya terus berbunyi. Awalnya saya tidak memerhatikan dengan pasti apa yang dia baca. Namun setelah mendengar dengan seksama, saya pun jadi nangis haru karena mulut Hamzah membaca dengan nyaring surat Al Buruuj!
Masya Allah…. ini khan lagi olahraga, di lapangan badminton lagi… Gak pake disuruh! Namun saya yakin bacaan Al buruuj itu keluar dari hatinya, meski nafas tersengal usai kalah badminton.
Saya kagum sebenar-benarnya kagum!
Dulu juga saya pernah impikan kami sekeluarga akan menjadi keluarga yang gemar olahraga. Terbayang oleh saya kami jogging bersama. Ayah ibu dan semua anak-anak. sebuah impian yang tidak muluk untuk kebanyakan orang.
Dan benar, Allah wujudkan impian itu. Namun sejak menghafal Al Quran bersama keluarga, jogging itu lebih asyik jadinya. sebab di rumah meski mudah untuk menghafal, hal yang membosankan bagi kami sekeluarga adalah murajaah alias mengulang-ulang hafalan.
maka jadilah kami sekeluarga ‘butuh piknik’ rutin.
Saya pun mengajak anak-anak untuk jalan kaki mengelilingi komplek perumahan dimana kami tinggal. Berjalan kaki kadang lebih dari satu jam lamanya. Dan yang lebih asyik lagi, jalan kaki itu bisa menuntaskan minimal 1 juz Al Quran hafalan!
Badan tambah segar karena olahraga, dan hafalan Al Quran pun semakin mengasyikan.
Belum lagi kalau kami jalan-jalan berkendara. Anak-anak kami tak ubahnya seperti anak lainnya. banyak kemauan dan suka merengek saat meminta. Jika ada rezeki, saya ajak mereka untuk pergi ke tempat yang mereka suka. Namun asyiknya, sepanjang perjalanan saya dan istri meminta anak-anak untuk membaca Al Quran yang mereka hafal. Maka jadinya,di mobil pun atau ditempat yang kami kunjungi bacaan Al Quran nyaring terdengar.
Sering saya bergumam dalam hati, “Ya Allah, beri kami rezeki yang banyak agar bisa jalan-jalan begini setiap hari!” hehehehe
Itulah yang kami rasakan di rumah. Hidup bersama Al Quran terasa begitu indah. Saya berdoa semoga anda bisa rasakan ini di rumah, sehingga Anda bisa rasakan dimana pun indah jika hidup bersama Al Quran.
Sayyid Qutb berkata, “Hidup bersama AlQur-an adalah nikmat, nikmat yang tidak akan dirasakan kecuali oleh orang2 yang pernah merasakannya”.
Wassalam,
Ustadz Bobby Herwibowo
085 200 9000 77