Ketika masih merintis karir, saya pernah digaji hanya Rp 450 K sebulan. Jauh banget dibawah UMR. Juga tidak ada uang lembur, walau saya sering pulang malam. Bahkan akhir pekan dan hari libur saya masih bekerja.
Sementara saya sudah menikah. Istri hamil pula. Mungkin terasa tidak ringan waktu itu ya Kak…
Koq bisa saya bertahan?
Ya, karena saya tidak hanya melihat 1 faktor, yaitu gaji semata. Juga tidak memikirkan uang lembur. Karena gaji dan lemburan itu sangat terbatas. Terbatas pada waktu yang kita pertukarkan.
Saya melihat pekerjaan dari keseluruhan benefit yang saya terima dari perusahaan. Ternyata perusahaan memberikan banyak kesempatan pertumbuhan. Baik pengembangan diri, maupun karir dan penghasilan.
Selain gaji, dan transport kehadiran, yang keukur karena waktu. Perusahaan memberikan skema komisi/bonus yang menarik atas hasil kerja kita. Juga pendidikan dan pelatihan yang memadai serta budaya kerja yang menjadikan kami semua merasa nyaman.
Jadinya saya sungguh-sungguh bekerja. All out mengerahkan energi untuk menuntaskan tugas-tugas saya.
Wal hasil, selama saya bekerja, total penghasilan yang saya bawa pulang melebihi UMR, bahkan berlipat-lipat. Pengetahuan dan keterampilan bertambah. Relasi juga berlimpah. Hidup makin berkah.
Jadi, apa yang Anda cari Kak?
Nyari gaji UMR, atau nyari penghasilan yang bisa berlipat-lipat dari UMR?
Coba tengok teman kanan-kiri seangkatan Anda. Apa yang mereka dapat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan gaji UMR?