Friday, September 5, 2025
Home Blog Page 7

Pak Maheza, Pemecah Rekor Lunas Utang Miliaran

0

Ini rekor lunas utang miliaran tercepat  yang belum terpecahkan di kalangan warga MTR. Hanya 3 hari setelah gabung dengan MTR, utang 2,5M lunas.

Rekor itu dicetak pada tahun 2018. Ceritanya, Pak Maheza yang pengusaha dari Jogjakarta,  punya utang kepada familinya sebesar 2,5M. Juli 2017 ia terima 1,5M, dan 31 Desember jumlah itu sudah menguap.

“Saya dan istri benar-benar menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang 2,5M. Deadline 31 Januari 2018. Subhanallah,” kisahnya di atas stage pada  awal Februari 2018.

31 Januari, Pak Maheza menuruti ajakan istrinya untuk ikut SMHTR di Jogja. ”Istri saya yang hijrah pertama, lalu menarik saya untuk ikut SMHTR. Yang penting ayah ikut dulu, setelah itu terserah ayah mau ngapain, begitu, katanya.”

Dalam kondisi stres memikirkan deadline utang, Pak Maheza  menuruti ajakan istrinya. Ia berusaha sungguh-sungguh menyerap ilmu di SMHTR, dengan mengosongkan pikiran terlebih dahulu. “Ibarat CPU, kepala saya di-reset kembali ke  titik nol,” ujarnya lagi.

Masih di rangkaian acara  SMHTR,  ketika dzikir bakda Subuh sebelum acara berlangsung di hari ketiga, ponsel Pak Maheza berdering. Tercekat memandang nomor yang tartera di layar, ia angkat  panggilan telepon dari famili tempatnya berutang miliaran. Ia sangka  akan ditagih, tapi suara laki-laki di seberang yang ia panggil dengan sebutan  Om itu ternyata tidak menyinggung piutangnya yang sudah jatuh tempo. Si Om justru mengabarkan  berita   bahwa beliau mendapatkan proyek sejumlah utang Pak Maheza, dan langsung berinisiatif menghubunignya.

“Kamu bisa back-up secara hukum?” ujar Pak Maheza menirukan suara Omnya .

Kendati dalam kondisi tersandera moral akibat tanggungan utangnya kepada si Om, Pak Maheza memberanikan diri bertanya,”Kalau tentang kebenaran saya siap, Om. Tapi kalau hal yang batil dan riba saya tidak mau.”

Belum lagi Pak Maheza mengutarakan argumennya, si Om menukas cepat,” Tidak ada! Ini proyek Pemerintah untuk mengembangkan lahan di Jogja.”

Mulut Pak Maheza seperti terkunci atas kejutan itu, Tapi hatinya belum sepenuhnya lega. Masih ada persoalan besar dengan si Om terkait dosa utangnya.

Maka walaupun ia belum memiliki kemampuan untuk membayar utang, ia beranikan diri bertanya,”Lalu utang saya gimana, Om? Ehmmm…”

Belum selesai pengakuan dosa Pak Maheza, si Om menyergah,”Ah, utang kamu lunas hari in!”

Allahuakbar!!

Pak Maheza tersungkur sujud, tak mampu berkata apa pun atas kemahabesaran dan kemahakuasaan Allaah subhanawata’ala.  Sebuah proses lunas utang miliaran yang benar-benar di luar kemampuan akalnya. Unlogic factor of Allaah telah bekerja, menggoncang  singgasana akal sehatnya. Sebuah perjalanan lunas utang yang  tidak pernah ia pikirkan sama sekali.

Bahkan ketika baru ikut event MTR, ia masih berpikir bahwa karena persoalannya adalah problem dunia, maka penyelesaiannya pun mestinya dengan ilmu dunia. Namun kenyataannya,  Allaah telah menunjukkan Ilmu Allaah di atas segala matematika dunia.

Secara khusus Pak Maheza menyampaikan terimakasihnya kepada coach Jula yang selalu membimbing dan meyakinkannya ke arah unlogic factor.  Dan ia  bersyukur, meski awalnya tidak percaya, ia telah mengambil keputusan untuk merelakan dirinya mengalir dalam proses pembelajaran MTR, hingga berhasil menyesap ilmu rahasia yang diajarkan untuk mendapatkan pertolongan Allaah.

“Memantaskan diri di hadapan Allaah, insyaAllah. Itu ilmu yang saya dapatkan selama SMHTR. Dan setelahnya, rasanya semua mengalir begitu saja,” ujarnya terbata-bata di hadapan  puluhan peserta  SMHTR.

Namun ternyata unlogic process yang dialami  Pak Maheza tidak terjadi sekali itu saja. Keputusan Om-nya write off  miliaran utangnya adalah unlogic kedua yang ia alami.  Sesungguhnya, proses bergabungnya Pak Maheza dengan MTR pun sudah diwarnai dengan proses unlogic.

Sebelumnya saat akan ikut dalam event, Pak Maheza  mengaku ia dalam kondisi merasa tanpa daya.  Benar ia memegang uang, namun tidak berani mengambil keputusan untuk ikut karena  merasa semua dana yang ia miliki berasal dari proses riba. Campur baur, baik yang berasal dari utang maupun bunga berbunga.

Maka ketika diminta kepastian kesertaannya oleh panitia, ia hanya mampu menjawab,”InsyaAllaah kalau sudah ada dana halal saya ikut.

Sungguh, lagi-lagi Allaah Maha Mendengar doa hambanya yang ingin hijrah  dari dosa riba.  H-2 dari event MTR, restoran miliknya yang sudah lama tutup, tiba-tiba dibeli seseorang. Selama ini, jangankan ditawar, dilirik orang saja tidak. Orang itu mengaku sudah tiga hari menunggu.  Dan tanpa menawar, ia langsung sepakat mengambil alih ruko itu seharga Rp25 juta.

Sontak uang hasil pembayaran itu ia gunakan untuk memenuhi undangan Allah melalui event PBTR. “Ah, dalam SMHTR ini terasa sekali bahwa kita memang tidak ada apa-apanya. Di sini hanya ada matematika Allaah, matematika kita tidak laku,” tambahnya.

Dua kejadian unlogic  yang dialami, Pak Maheza  maknai  bahwa ia adalah salah satu pilihan Allaah yang diundang untuk ikut dalam jalan dakwah MTR. Lebih dari nikmat karena utangnya dilunaskan Allah hanya dalam tempo 3 hari, Pak Maheza  bersyukur telah terpilih menjadi salah satu orang yang mendapatkan nikmat hidayahNya. Ia berharap seluruh hadirin dalam majelis itu segera terbebas dari utang riba dan bersegera bergabung dalam barisan dakwah MTR.

Anda ingin ikut mencicipi nikmat lunas utang miliaran dan nikmat hidayah di jalan dakwahNya? Segera  bergabung dengan MTR terdekat  dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini.

️ 0853-353-353-19 

 ️ 0852-8966-9696

 

The Real Big Win with MTR

0

Alhamdulillaah

Semakin hari bertambah banyak  sahabat-sahabat kita di MTR yang  diberikan ALLAAH berbagai kemudahan  dalam proses penyelesaian utang yang dihadapi

Dan bahkan dalam berita mutakhir  yang telah kita ketahui bersama, seorang pengusaha “kelas paus” serta  seorang pengusaha non-muslim yang  notabene belum menjadi warga MTR, mendapat berbagai macam pencerahan dan ‘Big Win’ berharga, sebagai solusi  permasalahan utang yang mereka hadapi.

Sekali lagi Alhamdulillaah

Mendapatkan bermacam ‘Big Win’ tentu  sangat membahagiakan dan menenteramkan, tanpa kecuali bagi siapapun.  Namun bagi kami pribadi, big win terindah yang kami dapatkan, terutama sejak mulai bergabung dan belajar di Komunitas MTR ini, adalah ketika ALLAAH ‘Azza wa Jalla memberikan kesempatan dan peluang untuk bisa ikut serta dalam gerakan dakwah bersama sahabat-sahabat MTR lainnya

Ya, bagi kami, kesempatan untuk bisa ikut berdakwah, merupakan ‘Big Win’ teramat besar yang tak bisa dinilai dengan harga berapapun dan rasanya teramat sulit jua untuk bisa dibandingkan dengan berbagai kenikmatan lain yang dibentangkan ALLAAH di muka bumi ini.

Semoga ALLAAH memberi kita semua kesempatan untuk senantiasa berkontribusi dalam gerbong pencerdasan ummat ini dan memberi kita kekuatan untuk istiqomah bertahan dalam meniti rel perjuangan nan hakiki, bersama dan bersahabat dalam dakwah, menuju pintu gerbang utama keta’atan serta keselamatan sejati dan abadi.

 Aamiin

# PIKIR dan RENUNGKANLAH

BangKamRi 1442 M, M Islam Basrie

Don’t Let You Down

0

Bukan Allah yang meninggalkanmu, tapi manusialah yang tidak berusaha mencari-Nya

© MY050420

Saat Covid-19 melanda dunia, mulai dari buruh tani, kuli pabrik sampai tokeh kopra, semua kena imbasnya. Tak peduli pedagang eceran, atau kontraktor milyaran, semua ngeluh. Terlepas baik atau buruk, nyatanya sebagian masih berada pada posisi putus asa.

Padahal jika mau ‘nyelem’ dikit, wabah adalah siklus biasa dari kehidupan yang juga terjadi di masa lampau. Tugas manusia sampai hari ini pun sesungguhnya sama, berjuang untuk bertahan hidup, ikhtiar, dan tawakal.

Selama mau berikhtiar, kita pasti akan melewatinya. Sungguh Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hamba-Nya (QS. 2:286).

Ikhtiar membuat segala sesuatu menjadi lebih ‘membumi’, tawakal yang akan menyempurnakan semuanya. “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3).

“Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.” (Ibnu Sina)

Apa yang dikatakan Ibnu Sina sepuluh abad lalu masih diakui oleh ilmu kedokteran dan psikologi, bahwa rasa panik, cemas, dan stres berlebihan, akan menurunkan kekebalan tubuh. Produksi limfosit untuk melawan infeksi virus jauh berkurang.

Terlebih saat ngedrop dan jatuh sakit, rasa cemas akan membuat antibodi tidak cukup menahan gempuran virus.

Kedokteran Barat mengatakan meditasi akan menenangkan hati yang gelisah. Islam setiap hari mengajarkan apa yang disebut dzikrullah, seperti shalat, baca Quran, bertasbih, tahmid, takbir, istighfar, dll. “Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. 13:28).

Ketika hati tenang, otomatis segala sesuatu menjadi ‘selow’, santai, dan enjoy. Pada tahap inilah kesabaran akan hadir sebagai sebuah keniscayaan. Ini penting, karena hanya dengan bersabarlah kebaikan akan bisa disempurnakan. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. 39:10)

Semoga setiap terbitnya mentari membawa harapan, dan setiap terbenamnya matahari membawa kedamaian.

Wallahua’lam bissawab.

✍ Education For All

Gowes Istimewa MTR Jogja dan MTR Papua

0

Gowes MTR Jogja Ahad (20/9) kemarin menjadi istimewa dengan kehadiran dua saudara dari  Merauke, Pak Ochang dan Haji Umar dari Korwil 20 MTR Papua.

***

Sahabat, ada filosofi menarik dari Gowes Sepeda. Saat awal belajar, tertatih kadang jatuh, namun dengan kesabaran pelatih dan usaha maksimal,  lama-lama Anda bisa mengayuh dengan sempurna.

Gowes Ahad  (20/09) kemarin, kami start  tepat pukul 06.00 dari rumah Pak Sigit Ismanto, pemilik outlet AHASS Kurnia, Janti Jogjakarta. Yang istimewa kali ini,  kami kedatangan tamu dari ujung timur negeri, Korwil 20 Papua, yakni Pak Ochang dan Haji Umar from Merauke,

Sontak suasana gowes MTR kali ini  terasa semakin “guyub”, kami berpadu semangat dalam syiar di jalan raya. Dengan amir pak Hermawan, kami menyusuri jalur Selokan Mataram (ingat pahlawan-pahlawan Mataran Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro?) hingga Blue Lagoon, sebagai titik finish di Ngemplak Sleman.

Asyik Gowes Utang Beres. Semangat sukses selalu sahabat-sahabatku, semoga di Surga Allaah kelak kembali bertemu. [UALS]

 

#MTRGowesDakwahSehatGrowUp

#AsikGowesUtangBeres

Pak Cecep Tak Jadi Bubarkan Perusahaannya

0

Proses hijrah itu tidak mudah.  Rasanya seperti ikan yang air tempatnya hidup, dikeringkan seketika. Namun melalui wasilah ilmu yang diberikan MTR, Pak Cecep, kontraktor asal Tangerang  ini  mulai berbenah, dan sekarang dalam perjalanan menuju lunas utang miliaran.  

***

Pertemuan Pak Cecep dengan MTR berawal dari salah persepsi. Ia mengenal komunitas ini melalui Youtube, dan  untuk pertama kali mengikuti event PBTR di bulan September 2019. Seperti banyak  dugaan masyarakat awam, ia mengira di komunitas MTR akan mendapatkan bantuan untuk mengatasi miliaran rupiah utangnya.

Pertemuan itu adalah ujung pencariannya yang sudah berjalan satu tahun lebih. Seperti yang dialami para penderita #tabiatburukutang, ia merasa bisnisnya berjalan hampir tanpa keberkahan. Banyak masalah yang terjadi. Mulai dari proyek-proyek yang merugi, salah transfer dan berbagai problem aneh lainnya.

Melalui MTR ia tersadarkan, berbagai masalah yang datang, tidak lain tersebab besarnya maksiat riba yang ia lakukan dalam menjalankan usaha. Ia merasa Allaah telah menyadarkannya   agar tidak mengembangkan bisnis melalui utang.

“Sudah berjalan 12 tahun sebelum proses hijrah. Kami paham ilmu bisnis, tapi tidak paham fiqh muamalah.  Di MTR kami disadarkan hal yang paling fundamental, bahwa hutang adalah gerbang riba,” ujarnya menyebut nama Citra  Mandiri Group, bisnisnya yang bergerak di bidang  jasa kontruksi mekanikal, terutama heavy AC.

Seperti halnya para pebisnis lain, sebelum mengenal MTR Pak Cecep  punya anggapan bahwa mengembangkan bisnis melalui utang, adalah hal yang normal. Lebih dari itu, banyak pengusaha yang kurang perhitungan.  Kemampuan bayar  sebenarnya hanya 100 juta, namun ia ambil utang 200 juta.  Dan parahnya, mereka kemudian menilai sukses melalui pencapaian fisik –gedung dan mobil mewah,  tanpa  mengingat semua itu harus ditebus  dengan harga mahal berupa utang.

“Padahal kalau ukurannya itu, tinggal tunggu waktu saja akumulasinya. Soalnya dari kecil kita tidak diajarkan mana yang halal dan mana yang haram,” ujarnya menyinggung proses riba yang menyertai pencapaian-pencapaian tersebut.

 

Gerbong Hijrah Pak Cecep

Maka Pak Cecep pun berazzam untuk hijrah,  berbenah kehidupan,  mengajak keluarga dan gerbong bisnisnya. Karena hijrah tidak bisa dilakukan sendirian!

Ia beruntung memiliki dua bidadari yang selalu mendukung jalan hijrahnya; ibu dan istri.   Juga kereta bisnisnya yang diisi 200 orang karyawan, termasuk  karyawan di proyek. Ada pun karyawan yang tidak bersedia ikut dalam gerbong hijrah ini, ia anggap sebagai proses pencucian.

“Ustadz selalu bilang, jangan pegang gelasnya terus, karena kalau tidak dilepas Allah tidak akan menggantinya dengan yang baru,” ujarnya menyitir analog melepas kemelekatan yang menjadi prinsip bebas utang warga MTR.

Diakui, proses itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia tidak bisa “ujuk-ujuk” melunasi utangnya semua. Saat ini ia sudah berhasil menyelesaikan sebagian besar utangnya, dan berharap Allaah memampukan lunas utang miliaran dalam waktu dekat.

Soalnya  dalam proses pelunasan utang, kita berpacu dengan waktu. Karena kalau tidak, kita akan dibangkitkan seperti pencuri. Kita yang harus bertanggungjawab karena kitalah pelakunya,” tegas Pak Cecep.

Ia banyak minta pendapat dari para pengajar MTR, apa yang harus dilakukan, karena utangnya lumayan besar. Melalui wasilah ilmu dari MTR, ia yakin Allaah akan memberikan jalan keluar.

Pak Cecep sempat berfikir untuk membubarkan perusahaan, setelah menyadari besarnya dosa riba yang selama ini menjadi motor penggerak cashflow-nya.   Namun dari MTR ia mendapatkan penyadaran, bahwa kesalahan yang terjadi selama ini terletak pada pengelolaan, bukan pada bisnisnya.

Ia pun mengikuti semua program MTR,  melakukan step-step pembenahan yang diajarkan secara detil dalam pembelajaran di MTR.  Yang pertama ia lakukan adalah memetakan problem utangnya dengan skala prioritas, walaupun semua harus dibayar.  Dan yang lebih penting lagi, tidak ada akad-akad (utang) baru untuk urusan bisnis.

“Fokuskan pikiran pada pengembangan bisnis, dan melalui kemajuan  bisnis itu nanti kita selesaikan problem utang,” ujarnya.

Salah satu pelajaran yang ia dapatkan dari PBTR adalah focus terhadap ITM –  ideal target market. Melalui strategi tersebut, ia melakukan pembenahan bisnis dengan melakukan pemetaan (mapping) siapa customer yang benar-benar layak mereka tangani.

Ia akui, sebelum ini  kurang pilih-pilih target market, karena ingin mendapatkan customer sebanyak-banyaknya. Namun faktanya, cara itu bisa menjadi sumber masalah jika mendapatkan klien yang tidak bagus dalam pembayaran (cash in)-nya. Sangat sering terjadi,  ia akhirnya harus mengambil utang untuk menutup cash in yang telat.

Berangkat dari problem tersebut,  Pak Cecep pun berusaha keluar dari jebakan tersebut dan pelan-pelan mengubah positioning Citra Mandiri Group dengan memilih customer yang benar-benar sehat.

Selain membangun fundamental bisnis,  hal kedua yang ia persiapkan dalam proses lunas utang miliaran adalah menghadapi faktor eksternal, baik dari rentenir maupun investor.

Dalam urusan dengan unsur eksternal ini, ia minta waktu dan menjelaskan perubahan visi misi hijrah yang sedang ditempuh. Ia tetap mempertahankan supplier lama, namun minta perubahan sistem pembelian secara cash sembari pelan-pelan berdakwah untuk menyadarkan mereka tentang bahaya utang.

“Semua yang berhijrah mengalami itu, tekanan debt collector dan lain-lain. Cara menguatkannya, pantaskan diri di hadapan Allah, jangan jauh dari jamaah karena dari diskusi dengan mereka, kita tahu bahwa yang punya masalah seperti itu bukan Cuma kita. Jadi kita bisa saling menguatkan,” paparnya.

Pak Cecep berusaha menikmati setiap proses yang ia alami dalam perjalanan hijrahnya. Termasuk ketika kalah tender, ia sudah siap mental  bahwa saat itu Allah sedang menyampaikan pesan bahwa diri manusia ini sesungguhnya tidak punya daya apa-apa tanpa kekuasaanNya.

Pak Cecep bersyukur, di dalam MTR ia mendapatkan pengajaran  fundamental habluminallah dan habluminannash karena perbaikan tidak bisa hanya dilakukan dari satu sisi.  12 tahun “ngeriba”, menurutnya,  tidak cukup ditebus dengan sholat karena level dosanya sangat besar. Kasalahan itu hanya bisa ditebus dengan dakwah agar mereka bisa mendapatkan pahala jariyah dari orang-orang yang tersadarkan bahaya utang dan riba.

“Makanya prinsip kita adalah hijrah dan menghijrahkan,” ujar Pak Cecep yang kini aktif sebagai pegiat MTR Tangerang Raya.

Anda ingin ikut dalam gerbang hijrah seperti pak Cecep? Segera hubungi Masyarakat Tanpa Riba terdekat, dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini.

️ 0853-353-353-19 ️ 0811-1818-29 ️ 0852-8966-9696 ️ 0811-1888-29

Tuntaskan Amanah Segera

0

Sahabat sekalian yang budiman, semoga sisa usia kita diberi keberkahan oleh Allaah Ta’aala.  Mari lanjutkan amal shalih dan sinergi berjamaah,  semoga raih hasanah dan di ridhai-Nya.

Waktu terus berlalu, berlari tanpa terasa, usia kita semakin menua. Maka wajar bila Allaah ulang-ulang ingatkan di dalam Kitab Suci Al Qur’an:

Wal ‘ashr (Demi masa)

Wal laili (Demi malam)

Wad dhuhaa (Demi waktu dhuha).

Wal fajri (Demi fajar),

demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil, demi malam apabila berlalu..

Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad?  yaitu penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan  yang tinggi.  Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri yang lain.

..dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu-batu  besar di lembah, dan terhadap Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak  (bangunan-bangunan yang besar), yang berbuat sewenang-wenang di dalam negeri,

lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,

karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka. Sungguh Tuhanmu benar-benar mengawasi [TQS. Al Fajr : 1-14]

Maka sahabat,  mari kuatkan iman,  tingkatkan taqwa. Cegah kedzaliman penguasa, kawal pengusutan tuntas pelaku kriminal terhadap ulama, imam masjid dan rakyat yang tiada berdosa.

Karena sungguh Tuhan kita,  Allaah Subhaanahu wa Ta’aala benar-benar mengawasi kita semua. Tiada yang terlewat walau sekecil dzarrah pun, sahabatku yang mulia.

Mari siapkan bekal di sini untuk kehidupan bahagia “di sana”. [UALS]

@widadi_yogya

@syekh.alijaber

Step by Step Taubat Utang Warga MTR

0

@M.IslamBasri||

Sesuatu yang baik dan diniatkan dengan benar,  tentu harus melalui proses  perjalanan serta perjuangan yang baik  dan benar pula.

Setidaknya ada 11 “syarat  tak  tertulis”  yang berlaku di Komunitas Masyarakat  Tanpa Riba (MTR), agar kita bisa mendapatkan jalan keluar untuk segera terlepas dari penyakit Utang dan Riba.

  1. Taubatan Nasuha.  Tinggalkan kebathilan dan hentikan sepenuhnya semua hal yang berbau riba.
  2. Rajin menuntut Ilmu yang baik dan benar. Tiada kata rugi untuk mendapatkan ilmu yang disyariatkan. Bertahan dalam kebodohan adalah ciri  perugi sejati.
  3. Memperbaiki hubungan dengan ALLAAH dan sesama manusia, terutama dengan keluarga terdekat. Taat kepada ALLAAH dan silaturahim sesama manusia adalah dua hal yang tak terpisahkan.
  4. Bersemangat tinggi mengembangkan diri dan usaha. Kembangkan seluruh bakat,potensi, energi yang diri dan keluarga serta yang juga lingkungan yang Anda miliki,  sehingga senantiasa bisa lebih MEMBESAR melampaui berbagai bentuk masalah yang dihadapi, termasuk persoalan yang berhubungan dengan  problema dan dilema utang.
  5. Fokus membenahi usaha bukan menambah utang.  Konsentrasikan pikiran Anda untuk meningkatkan penghasilan, bukannya  fokus pada utang/menambah utang ) dan seksama memperkecil pos-pos pengeluaran atau bahkan menghapus  pengeluaran yang tidak perlu. Hanya orang yang belajar untuk selalu memperbaiki diri, keluarga dan usahanyalah, yang pantas menjadi penolong agama ALLAAH dan RosulNYA.
  6. Selalu dalam Jama’ah.  Ghirah atau spirit akan selalu terjaga  bila kita senantiasa bersama dalam jama’ah. Kitapun membutuhkan nasehat dan do’a dari orang lain.
  7. Giat dan Istiqomah berdakwah membantu agama ALLAAH. Meyakini bahwa ALLAAH pasti akan membantu siapa yang menolong agamaNYA, merupakan suatu amunisi yang mesti senantiasa dijaga dan dipersiapkan.
  8. Melepaskan Kemelekatan. Hidup merdeka tanpa utang butuh kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan.
  9. Senantiasa muhasabah diri. Pakai cermin sendiri dan lupakan cermin orang lain.
  10. Rajin mendoakan kebaikan untuk orang lain. Setiap mendoakan kebaikan untuk orang lain, malaikat akan mendoakan kita dalam hal yang sama.
  11. Disiplin dan banyak bersyukur. Syukur dan selalu qonaah adalah kunci keselamatan. Orang yang bersyukur pasti berusaha untuk bisa disiplin. Tiada syukur tanpa ada perbaikan  terhadap kemampuan dan disiplin diri.

PANTASKAN DIRI MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH DAN PANTASKAN DIRI MENJADI  PENOLONG AGAMA ALLAAH, ITULAH MUJAHID MTR SEJATI

#PIKIR dan RENUNGKANLAH

Teruslah Bergerak, dengan Ilmu yang Benar

0

Sahabat,
Setelah Shubuh tadi, nampak indah sebuah bintang mengiringi terbitnya mentari pagi.
Betapa bahagia kita, memiliki sahabat-sahabat yang setia dalam perjuangan, suka maupun duka haati

Tetaplah bergerak dan berdakwah, walaupun kadang dihadapkan pada fitnah dan caci-maki
Karena tugas dan kewajiban kita sudah di nash oleh Allahu Rabbul ‘Izzatiy

Sabarlah sahabat, tempuh perjalanan hidup ini, dengan ilmu yang benar. Maka semoga bahagia dunia dan juga bahagia di akhirat nanti. [UALS]

Utang Termasuk Perbuatan Cacat dalam Agama Islam

0

Sabda Rasulullah Saw:

اَلدَّيْنُ شَيْنُ الدِّيْنِ

Ad-Daynu Syaynud-Diin.

“Berutang itu termasuk perbuatan yang Cacat dalam Agama Islam” [Al-Hadits Asy-Syarif Hasan Shahih Riwayat Al-Hafizh Abu Nu’aim Rh, Imam Al-Qudha’iy, Imam Al-Qurthubiy, dan Imam Ad-Daylamiy]

‘Ulama` Azhariy dalam kitab Al-Balaaghah fil-Mudaayanah menyimpulkan dari berbagai jalur Riwayat Matan Hadits lainnya yang semakna, bahwa makna Syaynun (شين) adalah cacad atau ‘aib (عَيْبٌ) atau kehinaan (ذِلٌّ) bahkan keburukan (شَرٌّ).

Sehingga Imam Al-Qurthubiy Rh maupun jumhur ‘Ulama` memperingatkan keras sebagai Muslim tidak boleh mudah atau meremehkan berutang jika bukan dalam urusan yang urgent secara awlawiyat. Misal untuk kebutuhan jihad yang fardhu ataupun kebutuhan pokok keluarga yang fardhu sebagaimana

Rasulullah Saw pernah berutang 20 sha’ gandum (50Kg) itupun dengan ‘Aqad Rahn/gadai kepada kafir Yahudi. Oleh karena itu jauhi/hindari utang. Ust. Abdul Qadeem.

Lelang untuk Dakwah UAS, BUKU MERAH Tembus Harga Rp1juta

0

Sahabat Ahli Surga

Ini kali kedua Buku Merah berkesempatan “satu panggung” dengan Prof. H. Ustadz Abdul Somad, Lc, MA, PhD  (UAS).  Bertempat di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Senin (15/9) sore kemarin, MTR Tasikmalaya menyerahkan 1001 Buku Merah agar bisa tersebar lebih luas membersamai safari dakwah beliau.

Melalui koordinasi dengan panitia inti dan tim UAS, MTR diperkenankan berkontribusi dalam acara safari dakwah tersebut.  Di Tasikmalaya, MTR mendapatkan 3 momen khusus untuk berbagi BUKU MERAH  yaitu saat silaturahmi khusus tamu  UAS dengan undangan terbatas, mengisi materi sebelum ceramah UAS, dan usai ceramah UAS.

Saat silaturahmi khusus MTR dengan UAS, kami menyediakan 60 kantong souvenir khusus berisi BUKU MERAH untuk tamu undangan. Selain itu, kami juga menyerahkan 1001 BMM untuk beliau bagikan selama menjalankann safari dakwah. Melalui endorsing UAS, kami berharap BMM bisa  tersebar lebih luas guna menyebarkan lebih banyak umat dari  tabiat buruk utang yang bisa merusak kehidupan.

Usai ceramah, UAS berbicara mengenai Buku Merah dan menyerahkan langsung kepada audiens,”Ini ada oleh-oleh untuk para alim ulama, asatidz, dan tokoh masyarakat. Persembahan Buku Merah dari Masyarakat Tanpa Riba, semoga bermanfaat.”

Setelah itu, UAS  berkenan menandatangani 10 BUKU MERAH, yang  kemudian dilelang. Luar biasa, melalui proses lelang yang riang gembira, kesepuluh 10 BUKU MERAH itu bisa “terjual” pada harga Rp1,000,000/buku. Hasil lelang BMM itu kemudian disumbangkan untuk perjuangan dakwah UAS.

Ingin berkontribusi dalam Dakwah via BUKU MERAH bersama para Ulama? Silakan hubungi kami di +62 853-3533-5319. Mari berjuang bersama untuk meraih ridhoNya menjadi ahli surga.