Sunday, July 13, 2025
Home Blog Page 74

HIDUP INI KITA SENDIRI YANG MENJALANKAN DAN MERASAKAN

0

GAK PERLU MALU, GAK PERLU GENGSI
By Sahir, KSW #21 Diaspora
WA KSW 0811-113-139

Kami merasa tak perlu malu dan gengsi. Karena sudah setahun ini kami mengontrak rumah. Mungkin pandangan orang, kerja di timur tengah koq rumah ngontrak. Pandangan orang tidak akan mengubah dosa yg harus kita tanggung saat terus bergelimang RIBA.

Cukup lama untuk bisa meyakinkan diri untuk berazzam lepas dari jeratan riba. Sejak awal bekerja, thn 2002…dengan bangga langsung ambil kredit motor. Setelah menikah ada keinginan punya usaha sampingan. SK istri akhirnya disekolahkan. Dari sini lah jeratan riba itu terasa tak mau lepas. Usaha berjalan tapi gak ada hasil…asset akhirnya harus dijual. Dan cicilan harus tetep dibayar.

Karena usaha hanya sambilan, masih merasa punya penghasilan, godaan riba terasa terus tak terbendung. Walaupun dari awal sudah tahu, riba itu dosa, tp karena kurang pemahaman tentang seberapa besar dosanya, apa efek dan akibatnya, merasa lazim dilakukan oleh rekan dan orang sekitar dan merasa terdesak ini menjadi jalan satu-satunya utk membeli rumah, akhirnya KPR dengan Bank konvensional pun disikat.

Saat mendapatkan pekerjaan baru yg gajinya sedikit lebih besar, akhirnya KTA pun dicicipin…tujuannya utk menjadikan cicilan hanya satu pintu dan cicilan yang lain ditutup. Hidup terus berkutat dengan riba dan memikirkan cicilan.
Kami berdua bekerja, jika dijumlahkan, sdh lebih dari cukup. Tp gak ada kelihatan terkumpul hasilnya. Tiap bulan pusing mikirin cicilan, dan uang habis terus.

Sampai akhirnya hidayah itu datang…

Berawal dari kesempatan bekerja di timur tengah, kami terus belajar dan mencari penguatan tekad untuk keluar dari Riba.
Anak dan istri sempat kami bawa selama tiga tahun di negeri gurun ini.
Syukur alhamdulillaah…karena istri cuti dari PNS, dia lebih byk waktu belajar. baik menyimak dari dari internet, atau dari Ustadz-ustadz yg berkesempatan mengunjungi negeri ini, termasuk Ust. Samsul salah satunya…

Kami mulai tersadar, kami bisa melihat lebih luas…dan ternyata kita sangat minim ilmu. Kami mulai mengubah sudut pandang, dan berusaha mencari jalan keluar. Akhirnya kami putuskan menjual rumah KPR kami dan menutup sisa cicilannya. Walau terasa berat, kami harus merelakannya, dan kami akan tinggal di rumah kontrakan.

Kami mulai mengejar keberkahan rejeki, anak-anak pun mulai kita fokuskan belajar agama dan mengahafal Al Quran. Walaupun anak-anak punya kesempatan untuk bersekolah di sekolah international, tentunya dengan fasilitas kantor, kami putuskan cukup tiga tahun mereka bersekolah di international school dan mereka harus pulang ke Indonesia untuk lebih mendalami ilmu agama dan Al Quran. Putri pertama kami akan fokus hanya menghafal Al Quran, tanpa harus bersekolah. Siapa yg tdk menginginkan dipakaikan mahkota oleh anaknya yg penghafal Al Quran? Pasti semua menginginkannya…minimal salah satu anaknya menjadi penghafal Al Quran.

Sekarang kami merasa lebih tenang, tanpa utang tanpa riba, dan semoga menjadi lebih berkah. Dan tempat tinggal lebih fleksibel (karena ngontrak, bisa milih dan pindah kemana aja ?)….bisa ngikutin ke lokasi yg deket dengan sekolah anak.
Dan tahun ini, إن شاءالله istri akan resign dari PNS dan akan fokus hanya mendidik anak.

Semoga kami bisa segera memulai membuka usaha dan bisa berkumpul sekeluarga lagi.

Saat hanya ridho dan keberkahan Allah yg kita kejar, kemudahan إن شاءالله akan menghampiri kita, dan sering dari jalan yg tidak kita duga.
Sambil terus memperbaiki diri, terus tebarkan pemahaman tentang RIBA kepada keluarga terdekat dan orang-orang di sekitar kita.

Abu Dhabi, 08 Juli 2017

CERDAS MENGELOLA UANG Part -2

0

By Samsul Arifin, KSW #14 General Business
WA KSW 0811-113-139

”Pak Samsul, saya bingung nih”

Mbak Irma, KSW #34, mengawali pembicaraan di bilangan SCBD Jakarta Bulan Ramadhan kemarin, setelah kami selesai mendiskusikan pengembangan usaha suaminya, Mas Yefri, KSW #31, tanpa mengandalkan utang yang ada ribanya.

”Bingung kenapa Mbak” Saya menyelidik

”Begini Pak Samsul. Sekarang saya ditugaskan pada bagian penggajian suatu instansi.”
Mbak Irma menghentikan pembicaraan, seakan berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan ekpresi kegundahannya.

”Bagaimana ya Pak? Saya sering dimintai oleh sejawat untuk membuatkan slip gaji palsu. Slip gaji yang dinaik-naikkan jumlahnya”

_”Untuk apa mereka minta slip gaji yang dinaikkan jumlahnya Mbak?” Saya penasaran

”Ah.. Pak Samsul kura-kura dalam perahu.. Ya untuk ngutang lah Pak. Agar utangnya disetujui, mereka minta slip gaji dinaikkan jumlahnya. Biasanya mereka pakai untuk mengajukan utang mobil, ngutang rumah atau ngutang-ngutang lainnya Pak”

”Yang membuat saya semakin nyesek Pak, sudah banyak diantara mereka yang sebagian besar gajinya habis untuk bayar cicilan. Ada yang gajinya tinggal Rp 500 ribu setelah dipotong cicilan. Dan bahkan ada yang minus, alias harus nombok cicilan, karena gajinya sudah tidak cukup Pak”

Mbak Irma menjelaskan tanpa jeda untuk membuat saya faham situasi kerjanya.

Sambil menyimak penjelasan Mbak Irma, fikiran saya menerawang ke kampoeng halaman saya. Ketika lebaran Tahun 1437 Hijriah, tahun lalu, saya diminta berbagi kepada Jama’ah Shubuh di Masjid at-Taqwa yang persis di sebelah barat alun-alun kota saya.

Begitu selesai acara, ada seorang jama’ah senior yang mengajak saya ke rumahnya yang berjarak cuma ratusan meter dari masjid. Dengan ditemani Ustadz Abid, KSW #10 dan Chef Rofiq, KSW #06, kami menerima ajakan jama’ah senior masjid besar itu.

Sambil menawarakan penganan lebaran, beliau bercerita, bahwa sudah 4 (empat) tahunan yang lalu pensiun dari kepala dinas. Namun apa yang terjadi? Ketika pensiun, beliau masih menanggung utang ratusan juta Rupaiah dari aBank. Setiap bulan uang pensiunannya habis hanya untuk membayar cicilan, yang beliau tidak tahu, kapan akan lunas utang-utangnya. Kini, bapak pensiunan tua itu, masih harus bekerja keras untuk menutupi utang dan kebutuhan sehari-harinya.

Kejadian yang sama ketika kami melakukan #DakwahRombongan ke Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Sehabis Sholat Magrib di suatu masjid, seperti biasa Warga DR berbagi kisah dengan jama’ah. Ketika beranjak meninggalkan masjid, kami didekati oleh Ketua Ta’mir.
Beliau juga bercerita, bahwa beliau sudah pensiun dengan jabatan terakhir kepala dinas. Dan sekarang, uang pensiunannya habis untuk membayar cicilan utang yang juga ratusan juta rupiah. Sambil berbisik beliau minta jalan keluar kepada kami.

Huuuuufffff…
Tarik nafas dulu ya…

Ternyata tidak semua PNS seperti itu. Buktinya, mertua saya pensiuan Golongan IV.

Alhamdulillaah… Beliau tidak punya kebiasaangan ngutang. Sehingga uang pensiunannya utuh setiap bulan. Dan karena sudah tidak punya pengeluaran. Pengeluarannya ditanggung putra-putrinya. Beliau hanya punya penghasilan.
Asyik apa aseek?

Apa yang dilakukannya setiap bulan ketika uang pensiunnya cair? Kerjaannya adalan bagi-bagi duit kepada saudara-saudara dan cucu-cucunya.
Hehehe..

Pertanyaan saya:
SEPERTI APA MASA TUA YANG INGIN ANDA LALUI NANTI?
Masih kerja keras mencari uang untuk membayar cicilan? Atau berbagi penghasilan kepada yang membutuhkan?

Yuk.. Rancang hari tua sambil bertatap muka membicarakan KETAHANAN KEUANGAN. Kita diskusikan CARA CERDAS KELOLA UANG atau CCKU agar ke depan, kita bisa mempersiapkan ‘amal sholih sebagai bekal kehidupan akhirat yang lebih baik dan lebih banyak. Insyaa ALLAAH ketika kita memahami CCKU, kita bisa meraih apapun yang kita inginkan, bisa hidup bahagia, barokah dalam keberlimpaha.

BaarakALLAAHu lana wa lakum jamii’an..

DOAKAN KAMI SEGERA KELUAR DARI JERAT UTANG & RIBA INI

0

MASIH BERJUANG
By Saiye Muhammad Abdul Marufi, MTR#05 Samarinda
WA MTR 0811113139

Bismillahirrahmanirrahim.
Banyak banget ngeliat tulisan tulisan yang dishare Ustadz Samsul mengenai kisah hidup temen temen yang berjuang lepas dari riba, atau yang sudah lepas dari riba dan menikmati pertolongan Allah.

Saya jadi tergerak pengen nulis juga kisah saya, walaupun saya gak pandai nulis, tapi nyoba apa adanya.

Keluarga saya mulai terjerat hutang dan riba saat ayah saya sakit, mulai saya kelas 8. Mata beliau katanya sarafnya bermasalah.
Wallahu alam, saya juga gak faham betul, tapi banyak yang nyaranin temen teman ibu saya yang dianggap faham, untuk gak perlu dioperasi.
Tapi pas dibawa ke jakarta, sama keluarga ayah disana dilakukan operasi sampai 2x, sampai donor mata, tapi gagal, gak cocok.

Akhirnya intinya sampe sekarang di samarinda lagi sama kami gak bisa ngelihat total, sehari hari hanya di rumah.

Sudah 4 tahun berarti karena saya sekarang sudah lulus SMK.

Intinya semenjak ayah saya sakit, ibu saya jualan sendiri. Pengobatan ayah saya memerlukan gak sedikit biaya saat masih di samarinda, dan pendapatan dari jualan kurang.
Akhirnya ibu saya berhutang, awalnya masih ke teman teman yang benar benar untuk membantu. Tidak ada bunga, denda dll.
Tapi akhirnya minjam ke koperasi yang bayar harian, mingguan, bahkan bulanan pun ada, di bank konven juga.
Saya gak faham betul kapan awalnya dan gimana.
Karena dulu saya taunya sekolah aja, belum faham betul apa itu riba, bahaya berhutang dll.
Ibu saya juga masih terlihat baik baik saja saat berhutang, masih mampu bayar, gak pernah ngeluhin masalahnya.

Sampai akhirnya saya kelas 11, mulai tertarik belajar agama. Dari sosmed, datang majelis dll.
Sampai ikut pertama kali acara di islamic center Samarinda yang membahas tentang riba, lalu masuk di grup MTR Samarinda.
Dari situ saya banyak belajar kisah hidup orang orang, ilmu baru, walau saya cuma menyimak. Tapi cukup menginspirasi dan menguatkan untuk menjalani hidup.

Akhirnya kelas 12 ibu saya mulai cerita tentang keadaan kami yang sebenarnya, saya juga mulai faham dan menganjurkan untuk membebaskan diri dari utang dan riba.

Tapi wallahu alam, memang riba ini menghancurkan sekali.
Utang kami kalo saya total, tidak sebanyak temen temen yang subhanallah, sampai ratusan juta bahkan milyar.
Hanya 50 juta kurang lebih utang kami total, tapi itu tidak satu tempat.
Seperti saya bilang. Ada di koperasi yang harian, mingguan, bulanan, di teman ibu saya, sama di bank.
Sulit rasanya keluar dari jeratan ini karena setiap ada yang sudah hampir lunas atau bahkan lunas.

Misalnya yang koperasi harian sudah hampir lunas, tapi utang di bank sudah jatuh tempo dan gak ada lagi pegangan untuk bayar.
Akhirnya ibu saya tambah lagi utangnya di koperasi harian itu.
Begitu terus keadaan kami sampai sekarang, dari saya SMP, dan saya baru tau itu.
Posisi kami saat ini juga masih ngontrak rumah.

Ya Allah, saya begitu kasian mengetahui perjuangan ibu saya ini, kadang menangis saat salat sambil berdoa itu.
Saya berfikir utang 50 juta itu jika saja cuma di satu tempat, dan fokus bayar itu saja misal bulanan, tentu lebih ringan tidak seperti ini yang sangat menyulitkan karena di banyak tempat.

Mohon doanya agar kami bisa segera lepas dari jeratan ini, kami benar benar ingin lepas dari jeratan ini, bisa membina hidup yang lebih baik.
Bebas hutang dan riba, hidup berkah.
Aamiin

KEMANA KAH BERKAH HIDUP AKAN KU CARI

0

Goresan pena Winda Ummu maryam, KSW #04 PBTR
WA KSW 0811113139

Sore tadi saya bersama ke2 jagoan ku, kakak galang & adek haleem menuju ke rumah eyangny di daerah tlogosari. Ketika kami lewat di dpn salah satu toko handphone ternama di smg, S** s*op ada pemandangan yg tdk biasa, hampir 10 orang termasuk promotor2 merk tertentu turun ke jalan, dan parahny hampir 1/3 badan jalan dipenuhi oleh sales tsb.
Ehm…sebagai pengguna jalan tentu merasa terganggu, dan tentuny berbahaya juga bagi keselamatan.Pemandangan serupa jg kami temui ketika masuk ke perumahan tlogosari.

Sejenak merenung kenapa sampe sedemikian rupa cara jualan, jadi teringat diri sendiri karna core bisnis ny hampir sama.
Dan mungkin juga penyakit yang dimiliki oleh sebagian pengusaha elektronik ketika barang banyak harga di hajar habis2an bahkan sampe minus sekian puluh bahkan mungkin ada yg ratusan ribu. Ditambah lagi apabila sudah tiba waktuny untuk membayar cicilan si ABANK ato mungkin hanya sekedar untuk membayar BUNGA nya saja, barang2 sejenis laptop atau pun android menjadi benar2 kehilangan Valueny, menjadi tidak berharga sama sekali dimata penjual ny hanya sekedar untuk memenuhi komitmennya kpd si Abank.

Miris terdengar, tapi memang begitulah kenyataan yg tjd.
Lalu apa yg salah dgn bisnis ini???
Sebetulny secara proses bisnis tidak ada yg salah, InshaAllah barangny halal, transaksiny InshaAllah halal, tidak ada unsur penipuan dll yg merugikan customer.

Tapi ketika ditelisik lebih dalam, ada pertanyaan dari manakah modalnya apakah benar murni dari suplier yang rata2 tempony hanya 1 sampe 3 minggu, apakah benar barang sebanyak itu laku dalan waktu 3 minggu??

He….he….he
Ternyata jawabanya adalah TIDAK. Lha lalu sudah jelas kan siapa pihak ke3 yg terlibat disini, alih2 memberikan bantuan permodalan. Justru disini lah penyakit parah yg merusak bisnis sekaligus merusak akidah pelaku bisnisny.

Padahal sudah jelas tugas kita di dunia ini adalah menjadi khalifah, sekaligus mengemban misi untuk senantiasa menegakkan agama dan aturan Allah SWT.
InshaAllah benar2 berkah dan manfaat apabila di dasari aturan Allah dan Rasulny, tetapi kadangkala kita tidak sabar, ingin segera memiliki fasiltas2, aset2 yg sebetulny blm saatny untuk kita nikmati.

Dimanakah berkahny????

Jika permodalan, aset2, diperoleh dengan menabuh genderangan perang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Saya rasa jawabannya sudah pasti TIDAK ADA BERKAHNY. Beruntunglah kami yg berdosa ini masih diberikan kesempatan untuk bertaubat, dan InshaAllah sdh kami pasrahkan segala sesuatu yang nantiny terjadi hanya Kepada Engkau wahai Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.

Hasbunallah wa ni’mal wakil.

Ketika kami datang ke dunia ini, tdk satu pun kami miliki. Lalu Engkau cukup kan semua kebutuhan kami. Maka apabila ada yang akan Engkau ambil maka tidak ada niat kami untuk tidak mengikhlaskanny.

Kembali ke Al-Qur’an dan Sunah, kembali ke fitrah, dan kembali ke titik Nol.

Salam Lunas & Salam Cash
Ummu Maryam??

KUASAI CASH FLOW-NYA, ASET AKAN BERBONDONG-BONDONG MENDATANGI

0

By Adi Rohadi, KSW #29 Jabodetabek
WA KSW 0811113139

Lebaran ini tanpa presentasi

Sudah menjadi tradisi pada saat Idul Fitri, kita akan silaturahim ke keluarga baik itu keluarga istri maupun keluarga saya.

Pada tahun kemarin mendapat kesempatan setelah puluhan tahun bisa berziarah ke makam almarhum mertua di Medan. Krna dr awal menikah bapak mertua sdh tidak ada.

Dalam tradisi keluarga Medan maupun daerah yg lain. Pastinya kumpul ke keluarga yg lebih tua. Yakni tempat almarhum nenek dan kakek yg di tempati rumahnya oleh salah satu bou (sebutan untuk tante).

Perjalanan dari Kota Medan ke kampung Gunung Tua selama 16 jam. Karena ini pengalaman pertama bawa mobil sendiri di wilayah Sumatera yg awam medan jalannya jadi bawanya hati2.

Sepanjang perjalanan di temanin oleh Tulang, dan banyak bicara ttg bisnis. Salah satunya bisnis Rental Mobil dan Uber. Diskusi yang panjang membuat tulang sangat tertarik untuk membeli mobil dan menitipkan mobilnya di Uber.

Akhirnya uang pun di transfer dan mobil yg disepakati pun di beli. Seiring berjalannya waktu di Pool Uber kami di Cinere berkembang smpi skrg ada 30 mobil. Awal mula teguran Allah, ketika ada mafia mobil pura2 jadi broker sewa mobil dan Akhirnya 10 mobil hilang entah ada dimana. Dan Allah menunjukkan kuasaNya hampir semua mobil kembali.

Teguran yg penuh makna menjadikan kita untuk berpikir ulang menginvestasikan mobil sebagai aset. Akhirnya kita lebih memilih untuk membuka sebesar-besarnya mobil milik personal untuk dikontrak di pool kami di Cinere. Dan terasa lbh berkah walaupun itu bukan mobil kita tp kita tidak pernah pusing dengan cicilan. Semuanya sistem setoran dan bagi hasil.

Dan Bu Susi dari Nayyara Driving School yg mempertemukan dengan Ustad Samsul Arifin. Ustad Samsul berniat untuk sewa mobil, dan Alhamdulilah bisa menyediakan mobil Avanza Veloz untuk aktivitas MTR dan Ustad Samsul.

Dalam perjalanan banyak investor yg tertarik untuk mengadakan unit mobil di pool kami. Ketika kami bertanya sistemnya seperti apa? Mereka menjawab bahwa mereka akan pinjam uang 1 Milyar untuk dijadikan DP untuk 50 unit Mobil. Krna sdh taubat dan berusaha untuk menghindari membeli mobil dengan kredit. Akhirnya dengan halus sya menolak tawaran tersebut.

Dan Lebaran ini kami tidak pulang kampung, tetap ada di Jakarta. Permintaan armada selama Lebaran sangatlah tinggi. Dan Allah mempertemukan saya dengan pool mobil yg lain mempunyai 250 mobil tp yg efektif digunakan hanya 60 mobil. Dan kerjasama pun terjalin.

Mendengar nasihat Ustad Samsul kmrn ketika saya silaturahim ke rumah beliau, ada yg blm lepas dr ingatan saya.

Kuasai Market bukan Kuasai asetnya

Ternyata benar, Uber & Gojek tidak punya asetnya, tapi punya marketnya. Air BnB tidak punya asetnya, tapi menguasai marketnya.

Jadi pengen belajar Becoming MASTER in MARKETING & SELLING atau Be-MiMS bersama SyaREA World nih..

Terima kasih Bu Susi yang telah mempertemukan saya dengan pak Samsul dan grup MTR ini.

Semoga bisa mengedukasi driver online untuk tidak berhasrat membeli mobil dengan cara kredit ke leasing. Kasihan mereka, 24 di jalanan hanya untuk kejar setoran.

AKU MAU JADI INVESTOR

0

Cita Citamu Apa?
By : APU, MTR #29 Kedir, Madiun Dsk
_WA MTR 0811113139

Tak terasa liburan anak sekolah telah usai..hari senin adalah hari pertama masuk sekolah buat Navigator Senior (Kaka) dan Nabivator Junior (Dede)….mereka seneng dipanggil navigator daripada alligator katanya.

Dan saya menjadi petugas antar jemput selama 1 minggu ini karena ingin menemani mereka di minggu pertama sekolah, karena saya yakin pasti akan ada cerita seru di hari pertama mereka masuk sekolah.
Saya antar sekolah juga saya jemput sekolah lho hehhee…

Jam 14.00 saya jemput di kaka dan dede… langsung si dede dengan suaranya yang khas…cerita tentang pengalamannya dia di kelas hari ini…dia sekarang sudah kelas V….sungguh tak terasa..

“Papa….tadi sama Pak Yudhi walikelas, disuruh perkenalan satu persatu maju di depan kelas juga suruh nyebutin cita citanya apa”

“Aku doang lho yang cita citanya INVESTOR, kebanyakan temen temen aku yang cewek pengin jadi dokter…kalau yang cowok pengin jadi Polisi dan TNI”

“Terus temen-temen pada tidak tahu apa itu INVESTOR, jadi akhirnya dijelasin deh sama Pak Yudhi, karena aku sudah terlanjur duduk”

“Emang dede gak bisa jelasinnya?”

“Bisa koq, salah satunya yang punya Rumah Sakit, kan dokter kerja sama yang punya Rumah Sakit.Terus punya toko Indomaret Alfamaret, terus yang punya kos kos an”

“Ya..kalau punya cita cita yang tinggi sekalian ya dik, biar makin semangat belajarnya”

Saya menceritakan tentang Cashflow Quadrand sekalian ngasih contoh, kenapa saya Trip sama mereka disaat semua orang sudah masuk kerja, dan saya selalu pesan,

“Tidak perlu malu dan minder kalau kamu berbeda dengan temen temen kamu, selama itu lebih baik dan tidak melanggar aturan”

Semoga menjadi INVESTOR yang berhasil ya nak…walaupun itu hanya 5% dari jumlah masyarakat yang ada.

Catatan sore:
@ LIA Pramuka-Jaktim

Report: $15 minimum wage bill would benefit 20.7 million workers

0

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

CERDAS MENGELOLA UANG Part -3

0

Samsul Arifin, KSW #21 Diaspora
WA KSW 0811-113-139

Suatu hari, menjelang maghrib pada Bulan Desember Tahun 2014 yang lalu, saya bersama Pak Musadik Najri, seorang pengusaha dari Lombok, Warga KSW #27 DR memasuki salah satu hotel terbaik di Jalan Sudirman Kota Pekanbaru Riau. Begitu masuk lobi hotel, seseorang yang berpenampilan necis, sangat perlente, mencegat saya;

“Maaf Pak.. Apa maksud tulisan di t-shirt Bapak itu?”
Pria yang ditangannya menggenggan gadget & tas tangan high-end itu bertanya dengan mimik penasaran, menunjuk ke tulisan pada t-shirt merah yang kami kenakan.

“Ooo… ini komunitas yang kami ikuti Pak. Komunitas para pebisnis, investor dan masyarakat lain yang berkomitment meraih keberkahan dengan mengembangkan harta tanpa riba dan tanpa aqad-aqad bathil lainnya.”
Jawab saya menyambut kesopanannya.

“Boleh kita ngobrol-ngobrol sejenak pak? Kita ke café sambil ngopi”
Pintanya dengan ramah kepada kami.

“Hmmm… Kita di lobi saja ya Pak.. Saya agak terburu-buru karena ada temu pengusaha nanti malam” Jawab saya memenuhi permintaannya.

Kemudian beliau menceritakan bahwa beliau adalah seorang anggota dewan. Sebagai anggota dewan, penghasilan resminya bisa mencapai antara Rp 200 – 300 juta setiap bulan. Akan tetapi, pengeluarannya bulanannya bisa mencapai Rp 500 juta.

Sama seperti kisah expatrian Indonesia di luar negeri yang juga berpenghasilan ratusan juta sebulan, namun pusing memikirkan keuangan, rupanya bapak anggota dewan itu, juga banyak cicilannya. Dan yang juga sangat besar pengeluarannya ternyata bukan kebutuhan hidupnya, tapi gaya hidupnya. Termasuk gaya hidup punya perusahaan yang sebetulnya usahanya tidak memberikan penghasilan, namun memiliki beban besar. Gaya hidup agar disebut pengusaha besar.
Hehehe…

Walhasil, kondisi keuangan seperti itu membuatnya pusing tujuh keliling. Kini terjerat utang yang semakin lama semakin membengkak. Setiap saat, fikirannya dihantui untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Kendati telah mencoba meningkatkan penghasilan dengan membuka usaha bersama sahabat-sahabatnya. Namun usaha yang dirintisnya tidak sesuai harapan, bahkan malah semakin menggerogoti situasi keuangannya.

Pertolongan pertama yang terfikir olehnya adalah berutang. Yang baru disadarinya bahwa utang telah menjerumuskannya setelah saya jelaskan #TabiatBurukUtang seperti pada video di bawah ini >>>

Oh ternyata…
Seseorang yang berpenghasilan ratusan juta, mereka juga pusing terjerat utang. Sesuatu yang secara logika sederhana tidak mungkin mereka para high networth itu terlilit utang. Penampilan kerreen, mobil mewah, kongko-kongko di hotel berbintang.
Koq bisa ya?

Kita bertemu tatap muka yuk.. Kita diskusikan tentang KETAHANAN KEUANGAN dengan tema aplikatif CARA CERDAS KELOLA UANG. Topik mengelola uang ini akan efektif kita sampaikan melalui forum tatap muka, bukan sekedar chatting di We-A.

BaarakALLAAHu lana wa lakum jamii’an..

MUDIK YANG TENANG DAN SENANG

0

By Diana DP, MTR #02 Kalimantan Timur
WA MTR 0811113139

Hiduplah dg bertanggungjawab

Mudik lebaran saya tahun ini memang terasa berbeda dari 4 tahun lalu , di sepanjang jalan yg kami tempuh seklg dg mobil sewaan menuju Kab. Berau sejauh 750km bisa kami jalani dg perasaan lega karena Allah yg Maha Kaya memberikan banyak jalan utk keluar dr jeratan riba setelah puluhan tahun bergelut dg riba dan berjuang melepaskannya satu persatu hingga tak bersisa.

Rasa khawatir sdh bukan lagi karena bgmn pulang mudik nanti membayar hutang2 dan segala masalah turunannya ..sehingga perjalann ini bisa kami optimalk utk silaturahmi dan rekreasi educatif bagi kelg dan anak2.
Saya sempat pesimis bahkan putus asa pada awal menjalankan niat kami melepaskan semua kredit ribawi itu . Karena di 3thn pertama perjuangan kami disaat semua aset habis terjual utk menutupi hutang di Bank , usaha konveksi pun harus stop produksi krn tdk ada modal saat itu pula suami saya terkena pengurangan karyawan alias PHK massal di perusahaannya ,lengkaplah penderitaan .. saya merasa menjadi org yg paling menderita sedunia . Kesulitan ini seolah tak berujung . Tetapi berkat bantuan dan support dari saudara dan teman2 di pengajian saya mulai membuka mata dan pikiran lebih lebar lagi . Ternyata modal dan uang bukanlah satu2nya power dalam hidup ini.
Pelan2 saya dan suami mulai menguatkan tekad lg utk merintis dr nol usaha dan pengelolaan keuangan kami dg baik, kami berusaha meningkatkan kualitas produksi dan servis menjdi modal utama membangun usaha. Pembiayaan usaha hanya memakai DP dari order yg masuk saja. Tidak hanya kepercayaan tapi juga ukhwah dg pelanggan kami jalin dg baik sehinggga alhamdulillah usaha kami bisa berjalan lagi

Sambil melepaskan pandangan pada hamparan bukit hijau perkebunan sawit tak sengaja munculah pertanyaan dlm benak saya , apa yg membuat saya begitu bodoh saat itu mengambil pinjaman modal dg bunga yg tinggi tanpa mempertimbangkan dampaknya ke belakng ..?
Apakah yg membuat seseorang begitu gampang menerima tawaran kredit ribawi padahal bs menjerat hidupnya ?
Dan apa yg membuat sebuah instansi bank begitu tega menjalan sistem keuangan yg membebani nasabahnya dg riba yg berlipat dlm pinjaman modal usaha demi menyelamatkan keuntungan mrk sebesar2nya tanpa mau menerima resiko kerugian usaha nasabah sedikitpun ?

Kemudian selintas teringat firman Allah yg baru saya baca td malam :

” Sesungguhnya kalian akan datang menghadap Kami sendiri – sendiri, sbgmn kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan dibelakang kalian ( dunia) apa yg telah kami karuniakan kpd kalian (QS. AL An’am : 94)

Ternyata inilah jawabannya..
Selain menciptakan kehidupan bagi manusia termasuk karunia kekayaan dan rizki ,Allah juga akan meminta pertanggungjawaban
Rasa tanggungjawab inilah yg saat itu hilang dr diri saya .. shg jadilah saya manusia yg berbuat sesukanya tanpa mau direpotkan dg resiko , padhal resiko itu lebih pasti datangnya drpada profit
Bila tdk bisa membayar cicilan maka bisa top up atau rescedule menambah hutang baru tidak sadar semua itu membawa hidup kami terjun ke jurang yg dalam dan gelap
Begitulah manusia bila pandangannya ttg kehidupan utk dinikmati saja tdk harus bertanggungjawb thd Sang Kholiknya akhirnya tak perduli dg resiko dan kesulitan org lain
Pandangan sekuler ini telah berhasil mengubah hidup manusia menjadi liar dan tak beradab meski dia seorang muslim sekalipun

Maka kekhawatiran saya selanjutnya adalah sudahkah semua yg kita nikmati membentuk diri kita mjd pribadi yg bertanggungjawab..? Karena semua yg bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah pasti membawa kebaikan dan berkah bagi semua makhlukNya ..

TERNYATA SAYA BISA NULIS

0

By Herfin, KSW #25 DIY & Jateng
WA KSW 0811113139

“Kami tidak butuh silent reader”
Tulisan itu yg menggelitik sy utk membuat tulisan sakiso-isane ini.
Sy mengenal MTR beberapa bln yg lalu, dg membaca buku milik keponakan karangan Mas Saptuari dg tajuk Mulai dr Titik Nol.

Dulu, sebelum sy mengenal usaha pemasangan Parabola, sy lebih dulu menggeluti usaha konter hp. Mulai dari servis hp, pulsa hp, perdana, sampai sy jual bensin eceran di depan konter. Awalnya sy ikut org namun dg modal nyekolahke BPKB dan tambahan pinjam dr kakak, sy memberanikan diri buka konter sendiri. Memang ada teman yg mengingatkan kl mulai usaha itu jangan ngutang nanti begini dan begini. Namun sy kekeuh memulai, dg yakin segala resiko urusan belakang. Benarlah berjalannya konter, sy mulai nambah utang lwt koperasi keliling. Mulai dr yg harian, mingguan, sampai bulanan sy punya. Sebenarnya istri mengingatkan kl ngutang itu gk baik, tp sy berdalih yg pentingkan bisa bayar.
Gaya hidup pun berubah, tanpa sadar hutang mulai menumpuk, sampai modal konter terkikis sedikit demi sedikit, dan akhirnya konter harus tutup dg hutang yg msh menumpuk yg blm beres.

Alhamdulillah selama buka konter sy jg belajar bisnis ol, itu yg jadi pertahanan sy selama konter tutup sampai mengenal usaha pemasangan parabola. Kebetulan ditempat sy mengaji punya Chanel TV yg hanya bisa diakses lewat Parabola.

Awal2 sy bisnis parabola ambil modal dg nyekolahke BPKB lg. Entah apa yg ada dipikiran sy, sebetulnya parabola tdk begitu butuh modal besar krn sy dpt kenalan distributor yg blh ambil brg dlu baru transfer setelah dpt uang, tp melihat BPKB nganggur hawane pingin nyekolahke wae.

Setelah mengenal MTR lewat bukunya Mas Sabtu, sy tertegun. 2 hari sy langsung habiskan baca bukunya, sy tersadar bagai dpt hidayah, sy merasa sangat berasalah dan sangat bodoh. sy berazam menyelesaikan hutang2, dan jgn sampai ajal datang sblm lunas hutang2 sy. Sy beli barang yg sy butuhkan bkn yg hanya sy inginkan, dan sy akan beli jk sdh ada uangnya dg cash no credit. Sy bersyukur mengenal MTR sebelum sy mati.
Waktu berjalan, kemarin sy ketemu teman lama yg ternyata sdh bergabung dg MTR Semarang dia punya buku bagus, InsyaAlloh Ahad besok saat Kopdar Halal Bihalal akan sy beli bukunya. Buku karangan ‘Yang Punya Jasmin’.
Mohon doanya semoga kami sekeluarga istiqamah terus memperbaiki diri.