By Diana DP, MTR #02 Kalimantan Timur
WA MTR 0811113139
Hiduplah dg bertanggungjawab
Mudik lebaran saya tahun ini memang terasa berbeda dari 4 tahun lalu , di sepanjang jalan yg kami tempuh seklg dg mobil sewaan menuju Kab. Berau sejauh 750km bisa kami jalani dg perasaan lega karena Allah yg Maha Kaya memberikan banyak jalan utk keluar dr jeratan riba setelah puluhan tahun bergelut dg riba dan berjuang melepaskannya satu persatu hingga tak bersisa.
Rasa khawatir sdh bukan lagi karena bgmn pulang mudik nanti membayar hutang2 dan segala masalah turunannya ..sehingga perjalann ini bisa kami optimalk utk silaturahmi dan rekreasi educatif bagi kelg dan anak2.
Saya sempat pesimis bahkan putus asa pada awal menjalankan niat kami melepaskan semua kredit ribawi itu . Karena di 3thn pertama perjuangan kami disaat semua aset habis terjual utk menutupi hutang di Bank , usaha konveksi pun harus stop produksi krn tdk ada modal saat itu pula suami saya terkena pengurangan karyawan alias PHK massal di perusahaannya ,lengkaplah penderitaan .. saya merasa menjadi org yg paling menderita sedunia . Kesulitan ini seolah tak berujung . Tetapi berkat bantuan dan support dari saudara dan teman2 di pengajian saya mulai membuka mata dan pikiran lebih lebar lagi . Ternyata modal dan uang bukanlah satu2nya power dalam hidup ini.
Pelan2 saya dan suami mulai menguatkan tekad lg utk merintis dr nol usaha dan pengelolaan keuangan kami dg baik, kami berusaha meningkatkan kualitas produksi dan servis menjdi modal utama membangun usaha. Pembiayaan usaha hanya memakai DP dari order yg masuk saja. Tidak hanya kepercayaan tapi juga ukhwah dg pelanggan kami jalin dg baik sehinggga alhamdulillah usaha kami bisa berjalan lagi
Sambil melepaskan pandangan pada hamparan bukit hijau perkebunan sawit tak sengaja munculah pertanyaan dlm benak saya , apa yg membuat saya begitu bodoh saat itu mengambil pinjaman modal dg bunga yg tinggi tanpa mempertimbangkan dampaknya ke belakng ..?
Apakah yg membuat seseorang begitu gampang menerima tawaran kredit ribawi padahal bs menjerat hidupnya ?
Dan apa yg membuat sebuah instansi bank begitu tega menjalan sistem keuangan yg membebani nasabahnya dg riba yg berlipat dlm pinjaman modal usaha demi menyelamatkan keuntungan mrk sebesar2nya tanpa mau menerima resiko kerugian usaha nasabah sedikitpun ?
Kemudian selintas teringat firman Allah yg baru saya baca td malam :
” Sesungguhnya kalian akan datang menghadap Kami sendiri – sendiri, sbgmn kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan dibelakang kalian ( dunia) apa yg telah kami karuniakan kpd kalian (QS. AL An’am : 94)
Ternyata inilah jawabannya..
Selain menciptakan kehidupan bagi manusia termasuk karunia kekayaan dan rizki ,Allah juga akan meminta pertanggungjawaban
Rasa tanggungjawab inilah yg saat itu hilang dr diri saya .. shg jadilah saya manusia yg berbuat sesukanya tanpa mau direpotkan dg resiko , padhal resiko itu lebih pasti datangnya drpada profit
Bila tdk bisa membayar cicilan maka bisa top up atau rescedule menambah hutang baru tidak sadar semua itu membawa hidup kami terjun ke jurang yg dalam dan gelap
Begitulah manusia bila pandangannya ttg kehidupan utk dinikmati saja tdk harus bertanggungjawb thd Sang Kholiknya akhirnya tak perduli dg resiko dan kesulitan org lain
Pandangan sekuler ini telah berhasil mengubah hidup manusia menjadi liar dan tak beradab meski dia seorang muslim sekalipun
Maka kekhawatiran saya selanjutnya adalah sudahkah semua yg kita nikmati membentuk diri kita mjd pribadi yg bertanggungjawab..? Karena semua yg bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah pasti membawa kebaikan dan berkah bagi semua makhlukNya ..