Thursday, September 4, 2025
Home Blog Page 6

Lunas Utang Miliaran untuk Bapak di Alam Kubur

0

Kisah hijrah Bu Poerwanti ditulis ulang oleh @Bun️ ayya 🌹

Perkenalkan, saya Poerwanti istri dari Almarhum Bapak Tikno Sentono, dari  SOLO. Kami bersama berjuang dan berhijrah sejak SMHTR Jogja, 7 November 2019 dan kemudian lanjut PBTR Bogor, 25-28 Februari 2020.

Qodarulloh setelah pembelajaran luar biasa di PBTR, Bapak sakit dan Allaah subhanawata’ala  memanggil beliau pada tanggal 24 Maret 2020. Beliau meninggal dalam kondisi masih ada utang di Abank MaNisCekali sejumlah 1,6M.

Sejak itu saya selalu terngiang tulisan di BUKU MERAH tentang konsekuensi utang di akhirat, salah satunya “ruh jiwa seorang mukmin yang meninggal tersandera oleh utangnya, hingga utangnya itu tersebut dibayarkan”.

Dari situ saya gelisah, teringat wajah beliau setiap saat, bagaimanakah kondisi beliau di sana, saya kasihan kepada Bapak dan sebagainya.  Teringat sekali semangat hijrah beliau, semangat bertholabul’ilmi dan semangat dakwah yang beliau jalani sebelum Allaah SWT memanggilnya kembali.

Saya terus berusaha dan berdoa semoga Allaah subhanawata’ala  segera lunaskan utang kami.  Dan Alhamdulillah atas izinNYA, Rabu 30 September 2020  kemarin, tepat pukul 14.00 WIB, Allaah  subhanawata’ala berkenan melunaskan  1,6M utang Bapak.

Saya Bahagia bisa memberi hadiah terindah dan special untuk Bapak di alam kubur, 7 bulan setelah beliau dipanggil pulang.  Mudah-mudahan Allaah berkenan menerima ruh Bapak dan menempatkan di surgaNya kelak. Aamiin.

Perkenankan kami mohon dengan sangat,  sejenak berkirim doa untuk beliau,

Al-Fatihah….

Allohumaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu…

Aamiin ya Rabbal’alamiin….

Terimakasih saudaraku atas doa dan support untuk kami.

 

Kekuatan Sabar

0

▫️ Ma’na Bahasa, Isthilah dan Syara’ dari Ash-Shabr

▪️Secara Bahasa Ash-Shabr (الصبر)

berasal dari shabara (صَبَرَ), yashbiru (يَصْبِرُ), shabran/shabrun (صَبْرٌ/صَبْرًا) artinya habsun (حَبْسٌ) artinya menahan diri, atau man’un (مَنْعٌ) artinya mencegah diri, atau dhiddu jaz’in (ضِدُّ جَزْعٍ) artinya lawan dari kekhawatiran, atau ridha (رِضَى) artinya rela. Pelaku kesabaran disebut shaabirun (صَابِرٌ) dan obyeknya disebut mashbuurun (مَصْبُوْرٌ).

▪️Secara istilah Ash-Shabr adalah:

  1. (الصبر هو: منع وحبس النفس عن الجزع، واللسان عن التشكِّي، والجوارح عن التشْويش) artinya Ash-Shabr adalah: mencegah dan menahan diri hawa-nafsu dari kekhawatiran, lisan dari keluhan, dan anggota tubuh dari godaan keburukan.
  2. (حُسْنُ الْاِحْتِمَالِ) artinya sebaik-baik bertahan/pertahanan dari ujian, atau

▪️Secara Syar’iy Ash-Shabr didefinisikan:

حسن الاحتمال في هدوء واطمئنان دون شكوى ولم يتعجَّل مِنْ أَلَمٍ أَوْ بَلْوىً

Sebaik-baik bertahan hadapi ujian dengan ketenangan dan ketentraman tanpa keluhan dan keterburu-buruan dari penderitaan dan kesedihan.

 

🕋 Definisi Syar’iy ini sesuai dengan kandungan makna Firman Allah SWT:

▫️فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ

▫️“Maka bersabarlah engkau (wahai Muhammad untuk melaksanakan) Ketetapan Tuhanmu.” 📖 [Al-Quran Al-Kariim Surat Al-Qalam (67) Ayat 48 dan Surat Al-Insaan (76) Ayat 24].

▫️ Haqiqat Ash-Shabr

▪️Haqiqat dari Ash-Shabr (Kesabaran) adalah akhlaq yang paling utama dari semua akhlaq seorang Muslim yang mencegah Ash-Shaabir (Muslim yang memiliki Kesabaran Tanpa Batas) dari perbuatan apa saja yang tidak terpuji dan tidak baik.

 

🕋 Haqiqat akhlaq yang paling utama ini dilandasi Hadits Nabi Saw yang diriwayatkan dari Shahabat Abu Maalik Ka’ab bin ‘Aashim Al-Asy’ariy Ra yang bertutur:

▫️الصلاة نور والصبر ضياء

▫️ “Shalat itu adalah bagaikan Cahaya (Matahari di siang hari) dan Sabar Tanpa Batas adalah bagaikan Sinar (Rembulan Purnama di tengah malam gulita).” 📖 [Hadits Shahih Riwayat Al-Hafizh Al-Imam ‘Amru bin Abi ‘Aashim Asy-Syaibaaniy Rh. Matan semakna diriwayatkan Muslim, Ahmad, At-Tirmidziy, Al-Bayhaqiy, Ibnu Hibbaan, Abu Nu’aim, dan Al-Baghawiy].

▪️ ‘Ibrah (buah pelajaran berharga) yang bisa kita petik dari Al-Hadits Asy-Syarif ini, bahwa Rasulullah Saw mendudukkan posisi Sabar Tanpa Batas sebagai Lentera Raksasa (Rembulan Purnama) satu-satunya yang cahayanya menerangi bumi di tengah malam. Sehingga Sabar ini memiliki fadhilah tertinggi dari akhlaq seorang Muslim yang Shaabir.

 

▪️ Bahkan Khalifah ‘Aliy bin Abi Thaalib Ra mendudukkan posisi Sabar itu bagaikan Kepala bagian dari jasad seseorang, Beliau Ra bertutur:

▪️أَلَا إِنَّ الصَّبْرَ مِنَ الْإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ،

▪️ “Ingatlah, sesungguhnya (Puncak) Kesabaran (Tanpa Batas) itu ibarat bagian dari Keimanan dengan kedudukan seperti Kepala bagian dari jasad seseorang!”

▪️فَإِذَا قُطِعَ الرَّأْسُ بَادَ الْجَسَدُ،

“Jadi apabila dipisahkan Kepala itu maka binasalah jasadnya.”

▪️ثُمَّ رَفَعَ صَوْتَهُ فَقَالَ: أَلَا إِنَّهُ لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا صَبْرَ لَهُ.

▪️ Kemudian Beliau Ra (Khalifah ‘Aliy Ra) lebih melantangkan suaranya bertutur: “Ingatlah! Sesungguhnya Tiada Keimanan bagi seseorang (Muslim) yang tidak memiliki (Puncak) Kesabaran (Tanpa Batas) baginya!” 📚 [Aatsar Riwayat Al-Hafizh Al-Imam Ibnu Abid-Dunya Rh].

 

▫️ Kekuatan Ash-Shabr

▪️ Ash-Shabr yang dimiliki Ash-Shaabir merupakan sebuah kekuatan yang bersumber dari kekuatan paduan kekuatan ‘aqliyyah (pola-pikir) mafaahiim taqwa dengan kekuatan nafsiyyah (pola-perilaku) mafaahiim shabr.

▪️Sehingga paduan dari dua faktor tersebutlah seorang Shaabir tumbuh kekuatan kebaikan dan selalu istiqamah menjalankan kesabaran itu sesuai perintah Syara’ maupun menjauhi larangan Syara’.

▪️Kekuatan Sabar ini pula yang mengokohkan kekuatan tanpa batas dalam menghadapi berbagai ujian hidup meliputi:

  1. Ujian kesulitan/kesempitan/tekanan/embargo kehidupan (ekonomi),
  2. Ujian serangan fitnah/makar/intimidasi psikis dari penguasa zhalim,
  3. Ujian serangan persekusi/teror/penangkapan fisik dari rejim zhalim.

 

Semoga Umat Muslim umumnya dan Warga MTR khususnya dalam mengokohkan Mafaahiim Taqwa dan Mafaahiim Shabr mendapatkan Muyassarah wa Ma’uunah dari Allah sehingga dianugerahkan sebagai Ash-Shaabir. Aamiin Yaa Mujiiba Du’aa`inaa. 🤲🏻

➖➖➖

☪️ #Kokohkan’AqliyyahDenganMafaahiimTaqwa

☪️ #KokohkanNafsiyyahDenganMafaahiimShabr

☪️ #NiscayaWargaMTRmenjadiPengembanDakwahYangShaabiruun

 

✍🏻الفقير و الحقير الى الله،

اخوكم، محمد طه يس الامين.

📚Referensi:

  1. Kutayb Ash-Shabr karya Asy-Syaikh ‘Utsaymin Rh.
  2. Kitab Al-Fikrul-Islaamiy karya Asy-Syaikh M. Muhammad Isma’il Rh.
  3. Kitab Mafhuum Ash-Shabr karya Syaikhul-Islaam Al-Imam Ibnu Taymiyyah Rh.
  4. Kitab At-Tawhiid karya Asy-Syaikh Shaalih bin Fauwzaan Rh.

Lentera Sengkala

2

@MIslamBasri||

Entah berapa tahun, musim dan asa yang telah menghilang

Entah berapa peluang, kelapangan dan kemudahan yang telah tersiakan dan terbang terbuang

Sungguh, telah berlalu  waktu demi waktu

Sungguh, telah terhilang banyak impian yang terkubur kedalam tanah yang tak berlorong dan tiada berpintu.

Inilah nasihat hikmah ketika berita Al Huda dan Al Furqon telah dikerdilkan dan tak hendak diindahkan.

Inilah tunjuk ajar berharga, ketika rezeki dan nikmat yang dititipkanNya, dijadikan ‘tuk berpaling dari risalah yang dititahkan.

Kawan, demi Zat yang menggenggam ruh saat sudah sampai di tenggorokan

Kawan, demi Robb yang ditanganNya terkepal arah laluan seluruh bahtera dan laluan ombak sekujur lautan.

Tiada kata terlambat untuk terbangun dari mimpi yang melenakan dan memabukkan

Tiada kata terlambat untuk mulai menyalakan lentera-lentera sangkala yang akan terangi jalan

Lentera bercahaya petuah kebaikan dan yang akan memberi sinaran untuk untuk sang penyala dan insan-insan yang mencintainya

Lentera yang akan tetap menerangi dan setia menemani, disaat ruh tengah meregang dan kembali menghadap Sang Pemiliknya

Dialah AL QUR’AN, lentera ilham dan cahaya kebenaran menuju Surga

# PIKIR dan RENUNGKANLAH

BangKamRi 0,23 R 1441

Pengalaman Taubat Utang Seorang ASN

0

Dari coba-coba ikut teman, sayapun terbawa tren utang yang begitu familiar di kalangan ASN. Hingga tak terasa,  tren itu menjadi kebiasaan, dan saya pun kecanduan utang. Melalui perkenalan dengan MTR, saya berhasil sembuh dari #tabiatBurukUtang dan berhasil membawa SK PNS yang selama belasan tahun tergadaikan di bank.

 

 

Bismillah

Saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana MTR mengubah hidup saya.

Nama saya Asih, seorang PNS yang sudah mengabdi selama 15 tahun pada salah satu instansi pemerintah di Rohul (Kab. Rokan Hulu, Riau).

15 tahun mengabdi sebagai ASN, dan selama itu pula SK PNS saya sekolahkan di salah satu bank daerah. Sebenarnya, saya menggadaikan SK juga karena butuh-butuh amat. Namun karena kepolosan saya yang mudah dikompori oleh pada senior yang sudah terlebih dahulu menggadaikan SK-nya, akhirnya sayapun coba-coba. Daripada disimpan di rumah, begitu  prinsip yang kemudian saya ikuti berdasarkan masukan teman-teman.

Dan sayapun terbawa tren utang yang begitu familiar di kalangan ASN. Hingga tak terasa,  tren itu terbawa menjadi kebiasaan, dan saya pun kecanduan utang, salah satu dari #tabiatBurukUtang. Karena merasa hal itu merupakan hal yang umum, bahkan sudah menjadi budaya,  sayapun santai-santai saja membiarkan SK PNS tersimpan di brankas bank selama belasan tahun.

Hingga suatu saat, di tahun 2019, saya beberapa kali melihat postingan salah satu mitra kerja saya di media sosial facebook. Di akun media sosial tersebut, Ustadz Ahmad Siregar, demikian saya memanggil beliau, sering  memosting update tentang SMHTR, PBTR dan berbagai  acara yang saya tangkap isinya tentang segala hal terkait sesuatu yang “tanpa riba”.

Tadinya saya tidak begitu tertarik dengan postingan beliau. Namun ada teman yang penasaran dan minta kepada saya untuk menanyakan kepada Ustadz Ahmad apa maksud postingan beliau.

Pada satu kesempatan saya menelpon beliau. Kehendak Allaah memang sering tidak terduga. Setelah mendengar penjelasan Ustadz, teman saya terlihat tidak berminat, namun justru saya yang tambah penasaran.

Sampai akhirnya saya memutuskan untuk ikut undangan beliau ke acara Seminar Mengembangkan Harta Tanpa Riba (SMHTR)  pada bulan September 2019 di  Pakanbaru.   Inisiatif itu saya ambil masih sebatas menuntaskan rasa penasaran.

**

Ternyata yang saya alami sama sekali di luar dugaan. Acaranya luar biasa. Saya larut dalam lautan air mata taubat yang mengharukan. Walaupun di antara 200 peserta yang hadir,  saya merasa utang paling kecil,  tapi pemahaman atas riba yang saya dapatkan di sana, membuat saya harus bersimpuh taubat karena ternyata risiko dosanya tidak main-main.

Sepulang mengikuti acara SMHTR,  saya menjadi gelisah dengan utang riba yang tadinya saya tidak seberapa nilainya.  Selama ini saya tenang-tenang menikmati  dosa riba yang menempatkan kita sebagai musuh Allaah dan rasulNya.

Bahkan di hati timbul keinginan untuk berhenti dari jabatan bendahara karena  saya sudah tahu di mana titik-titik dosa saya berada. Akhirnya saya memang  mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan saya, namun baru disetujui pada bulan Januari 2020.

Alhamdulillah,  dengan pertolongan Allaah , selepas itu saya berhasil menghentikan transaksi riba. Agar bisa segera melunasi utang-utang riba, sebenarnya saya sudah menawarkan mobil dan rumah untuk dijual. Namun sayang, pandemic datang melanda yang membuat ekonomi ambruk sehingga mobil dan rumahpun tak kunjung terjual.

Ikut SMHTR memang memberikan pengalaman luar biasa.  Namun hati saya masih belum merasa puas. Maka ketika ada event PBTR (Platform Bisnis tanpa RIba ) di kota Bogor bulan berikutnya, saya memutuskan untuk ikut lagi. Kali ini saya penasaran dengan “surat cinta” yang banyak dibahas teman-teman yang sudah mulai proses pelunasan utang.

Di samping itu, saya juga ingin tahu tentang ilmu bisnis yang akan diajarkan. Kebetulan sudah hamper 2 tahun saya merintis usaha, namun tidak terlalu menghasilkan.

Berbekal ilmu dari PBTR, saya pun focus memperbaiki usaha saya.  Qodarulloh, korona hadir justru menjadi berkah untuk bisnis saya. Selama ini saya merintis bisnis madu dan obat-obatan herbal yang  terbukti menjadi sangat dicari selama masa pandemic. Karena itu tidak mengherankan, selama periode tersebut, omset penjualan kami langsung naik, bahkan pertumbuhannya sampai 400%.

Alhamdulillah dari keuntungan itu kami bisa menabung untuk melunasi sisa utnag di bank dan utang pada keluarga tanpa perlu menjual asset apapun.

Dan alhamdulilah, setelah selama 7 bulan kami menghentikan cicilan, kami berhasil mengumpulkan uang yang abisa untuk menutup pokok sisa utang. Maha Besar Allaah, setelah  belasan tahun sekolah di luar rumah, SK PNS saya pun bisa saya bawa pulang.

Saya semakin yakin kasih sayang  dan kekuasaan Allaah. Saya yakin bahwa,  Allah akan memudahkan rezki bagi siapapun yang ingin segera melunasi utang-utangnya.

Dan saya berdoa, semoga keluarga besar MTR yang masih punya utang akan segera Allaah lunaskan.

Untuk Anda yang tengah berjuang melunasi utang serta ingin mengikuti jejak saya, silakan hubungi Masyarakat Tanpa Riba terdekat, dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini.

☎️ 0853-353-353-19 

☎️ 0811-1818-29 

☎️ 0852-8966-9696 

☎️ 0811-1888-29

#MTRiTuAneh  #MTRituNyata  #MTRberGerak  #MTRRiau  #MTRBersabatDalamDakwah

Prasyarat Kemenangan

0

NGAJI SURAT AN NUUR(24) : 52

 

وَمَن یُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَیَخۡشَ ٱللَّهَ وَیَتَّقۡهِ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡفَاۤىِٕزُونَ

 

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. [Surat An-Nur 52]

Yang mendapatkan kemenangan itu adalah mereka yang menggabungkan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, serta takut dan taqwa kepada Allah.

Ayat ini berbentuk jumlah syarthiyyah yang artinya bahwa sesuatu tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan adanya sesuatu yang lain.

Dalam ayat tersebut, KEMENANGAN adalah sesuatu yang pasti akan diperoleh, pasti, tidak mungkin tidak, ini adalah jaminan Allah, dan Allah tidak mungkin memgingkari janjiNya. Tapi  hal itu akan diperoleh, jika PATUH KEPADA ALLAH DAN RASULNYA, SERTA TAKUT DAN TAQWA KEPADA ALLAH

 

Melepaskan diri dari riba adalah bukti taat pada Allah dan takut akan siksa pedih bagi pelakunya. Menjauhi utang adalah wasiat Rasul, mengikutinya berarti juga bukti taat kepadanya. Jika hal itu dilakukan, maka sudah memenuhi syarat bahwa Allah akan memberikan kemenangan.

Korelasi dengan kesuksesan SMHTR adalah, bahwa dalam pembelajaran tersebut ditanamkan dengan kuat, bahwa hanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah, disertai dengan hanya takut kepada kepada Allah dan dilanjutkan dengan tindakan ketaqwaan maka Allah dengan izinNya memberikan keberhasilan itu.

Keberhasilan atau kemenangan yang sejatinya adalah keselamatan dari siksa karena meninggalkan asbab siksaan tersebut dan usaha untuk memperoleh pahala. Kemenangan hanya akan berpihak kepada golongan yang punya karakter itu. (lihat taisiir al kariim ar rahmaan fii tafsiiri kalaamil mannaan)

Maka,

  • pasca SMHTR => dilanjut dengan pembalajaran di ULC, dan lainnya => dengan dorongan kuat agar menjadi hamba Allah sebagaimana dalam surat an Nuur 52 => akan semakin menguatkan keberhasilan = bukan hanya di akhirat tapi juga di dunia; dengan selesainya permasalahan utang dan riba.

Ayat 52 ini seakan menyimpulkan ayat sebelumnya, mulai dari ayat 46. Mari kita baca dan dipahami artinya, alias #mocoquransakmaknane. Allahumma irhamnaa bil qur’aan

wallahu a’lamu bisshowwaab

 

Azzam Kuat dan Laksanakan Proses Lunas Utang Miliaran

0

@widadi_yogya|| 

Sahabat,

Awali kebahagiaan Anda tiap pagi dan juga sore hari dengan syukur pada Allaah Ta’aala. Atas berbagai kurnia yang tiada tara banyaknya. Yang jikalau coba kita hitung, tentu tiada mampu saking banyaknya.

Tiap pagi biasakan niat asa raih kurnia kebaikan demi kebaikan, dengan mengharap keridhaan Ar Rahmaan. Karena sungguh Allaah akan tambah kurnia bagi siapa yang mensyukurinya, dan Allaah akan siksa dengan pedih terhadap siapa yang mengkufurinya. Lainsyakartum la aziidannakum wala inkafartum inna ‘adzaabiy lasyadiid“.

Walau lelah, namun tetaplah Lillaah. Jangan patah arang, karena Allaah Ta’aala Maha Kuasa membalas kebaikan kita dengan berlipat ganda.  Jalanilah dengan ikhlas dan tawakkal, insyaAllaah asa mulia Anda terlaksana.

Sahabat,

Sering kali ada yang bertanya, “Ustadz, bagaimana caranya bebas dari BDO ya, Terhindar dari Bunga, Denda dan Ongkos lainnya?

Kuatkan ‘azzam Anda, kuatkan fundamen diri Anda, fahami seluk-beluk utang dan evaluasi kesalahan langkah tempo lalu Anda, serta segera benahi.

Sahabat kita, Heri di Bekasi, 2,5M lunas dalam waktu kurang dari setahun, tanpa laku aset yang beliau tawarkan. Awal bulan kemarin kami berjumpa di Sentul Bogor

Ada Sahabat Rasdha di Yogya, 9M lunas dalam 1,5 tahun tanpa mencicil, bahkan outlet usaha baru beliau nambah lagi.

Banyak lagi yang lainnya.

Sahabat Ahmad juga di Yogya, 7,5M lunas dalam 9 bulan 10 hari, tempo yang sama dengan waktu ibunda mengandungnya.

Juga sahabat Mulyono di Sragen sana, 30M juga lunas selama 7 bulan, tanpa jual aset. Beliau sampaikan, “Iya Tadz benar…🙏niat berdakwah ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala”.

 Alhamdulillaah, semua atas karunia Allaah ta’aala, bebas dari riba semisal BDO, sahabatku. Mari berjuang bersama agar bebas dari utang dan riba.

Untuk Anda yang ingin mengikuti jejak kami, kami tunggu di Masyarakat Tanpa Riba terdekat, dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini. Semoga giliran selanjutnya adalah Anda, aamiin yaa Robbanaa.

️ 0853-353-353-19 

️ 0811-1818-29 

️ 0852-8966-9696 ️ 0811-1888-29

 

 

Lunas Utang, Omset Berlipat Miliaran. Apa Rahasia Pak Amiril bersama MTR?

0

Pasangan Pak Amiril Mukminin dan Bu Amel dari Bontang ini adalah pembelajar sejati. Setelah mempelajari dengan seksama profil MTR melalui Youtube, mereka kemudian bergabung dalam serangkaian program lunas utang miliaran dari MTR. Tak cukup diterapkan untuk diri sendiri, ilmu itu  juga mereka dakwahkan kepada lingkungannya.

Hasilnya luar biasa. 2M utang lunas 9 bulan, dan lebih dari itu, Allaah menggantikan keikhlasan mereka untuk melepas kemelekatan, dengan usaha baru yang barokah dan omsetnya berlipat-lipat dari jumlah utang semula. 

Bagaimana kisah perjalanan hijrah Pak Amiril Mukminin dan bu Amel untuk bergabung dalam jalan dakwah MTR? SImak tuturan beliau di bawah ini.

 

***

Agustus benar-benar menjadi bulan kemerdekaan hakiki bagi kami. Yup, genap 4 tahun sudah kami benar-benar merdeka dari perbudakan utang dan riba. Setelah selama beberapa tahun terjebak  tabiat buruk utnag karena gaya hidup.  Bekerja  sebagai karyawan salah satu BUMN membuat saya terlena. Hanya bermodal kartu identitas karyawan, saya bisa mencairkan uang senilai ratusan juta rupiah, tanpa agunan.

Awalnya untuk alasan membeli rumah. Saat itu rasanya bangga, karena di pernikahan yang baru berjalan dua tahun, saya bisa “membelikan” sebuah rumah besar untuk istri. Itulah awal mula saya memiliki utang riba.

Tanpa saya sadari, sejak itu saya mulai menderita penyakit #tabiatburukutang dengan gejala “membuat kecanduan dan ingin terus menambah”. Dengan alasan sayang istri yang hoby wirausaha, utang yang tadinya satu titik berkembang pesat menjadi 5 titik dengan total nominal 2M plus ribanya. Angka itu termasuk cukup  tinggi untuk sekelas karyawan BUMN.

Sebulan, dua bulan hingga setahun, kami masih merasa aman karena mampu membayar semua cicilan dengan lancar. Namun masuk tahun kedua, mulai terasa ada sesuatu. Dan pada tahun ketiga, sesuatu itu lebih mewujud bennya.

Suasana rumah tangga terasa semakin panas, istri sering ribut, anak-anak sukar dikendalikan, masalah bertubi-tubi datang tak kunjung usai. Rumah  yang lapang terasa sempit. Dan yang aneh.. hewan-hewan menjijikkan masuk ke dalam rumah. Kecoa banyak bersarang di setiap lubang, tikus-tikus beranak pinak dan berkeliaran di dalam rumah.

Saya sendiri merasa semakin tidak nyaman bekerja. Berangkat pagi pulang malam, penghasilan di atas kertas bernilai besar, namun entah kenapa selalu terasa kurang. Yang terjadi, gali lubang buka empang setiap bulan. Hingga puncaknya, kami sampai pada suatu titik tidak bisa membayar utang riba!

Dalam kondisi seperti itu saya terus menerus minta pertolongan Allah. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan kehidupan kami, karena dari segi Ibadah saya dan istri berusaha untuk taat. Saya tahu, istri pun diam-diam sudah sangat tidak nyaman dengan kehidupan kami. Namun saya tidak tahu, dalam diamnya ia ternyata berusaha mencari jalan keluar untuk terlepas dari keruwetan utang itu.

Hingga suatu malam, tanpa saya duga istri saya berkata,”Apa yang kita rasakan dalam kehidupan sekarang adalah karena RIBA, Mas. Jika kita mau terbebas dari tekanan ini, baiknya kita meninggalkan riba. Kita bisa mulai dengan menjual rumah.”

Saya kaget sekali mendengar istri saya tiba-tiba membahas riba. Karena saat mengajukan beberapa titik pinjaman yang kami sepakati dulu, tidak ada sedikitpun pembahasan mengenai riba.

Saya mencoba berargumen kepada istri,”Kata Ustadz H, pinjaman di koperasi kantor bukan riba. Itu fasilitas yang diberikan perusahaan kepada para karyawan. Begitu juga dengan pinjaman di bank Syariah.” Dalam pemahaman saya waktu itu, riba hanya terjadi melalui pinjaman rentenir.

Di luar dugaan, istri menutup pembicaraan terkait riba dengan kata-kata yang membuat saya mual bahkan sampai tidak bisa tidur dan membuat saya berfikir keras. Istri saya berkata, “Baik, jika Abi berpendapat seperti itu… Yang penting kewajiban saya sebagai istri sudah mengingatkan suami. Abi menerima atau tidak, itu terserah Abi. Yang jelas,  di akhirat Abi yang akan mempertanggung jawabkan keluarga kita di hadapan Allah”.

Alhamdulillah, pada akhirnya dari kejadian malam itu, pikiran saya terbuka. Saya bertekad  untuk berjuang segera terbebas dari riba bersama istri tercinta.

Istri saya kemudian menceritakan tentang komunitas Pengusaha Tanpa Riba (2015-saat ini MTR) yang beberapa pekan diam-diam beliau amati dan simak video-videonya. Inilah yang membuatnya berkesimpulan bahwa ketidaknyamanan hidup yang kami alami saat itu karena RIBA.

9 Bulan Utang 2M Lunas

Begitulah, di pertengahan tahun 2015, saya mencoba mengikuti event SMHTR di Bandung (versi 1 hari). Pada event pertama tersebut, saya menjadi paham dengan sesungguhnya perkara riba. Dari situ saya berazzam untuk talak tiga dengan utang dan riba. Taubat utang saya awali dengan meminta maaf kepada istri dan berkomitmen bersama untuk segera bebas dari utang dan riba.

Dan Alhamdulillah, awal 2016 saya dan istri berkesempatan untuk ambil bagian menyebarkan dakwah MTR di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Bontang. Selain dari SHMTR, ilmu-ilmu yang kami dapatkan dari CCKU (Cara Cerdas Kelola Uang), MKBK (Mengatasi Kemandegan Bisnis dan Kehidupan) dan CCBTR (Cara Cerdas Berbisnis Tanpa Riba) menjadi bekal untuk kami menyelesaikan persoalan Utang & Riba.

Salah satu Ikhtiar yang saya dan istri lakukan untuk segera terbebas dari utang riba adalah dengan menjual aset dan menurunkan gaya hidup sesuai Ilmu CCKU yang kami dapatkan. Mengencangkan ikat pinggang, memilah-milih antara kebutuhan dan keinginan, stop membayar riba sehingga memiliki cash kembali.

Namun yang utama dari semuanya adalah memohon ampun kepada Allah, terus mendekat kepada Allah sampai pada titik benar-benar diri ini lemah tak berdaya tanpa pertolongan Allah.

Kami selalu mengingat-ingat pesar Gurunda yang kemudian menjadi booster dan selalu terngiang hingga saat ini; “Jika ingin ditolong Allah, dakwahnya yang kenceeng dan hilangkan kemelekatan”.

Dua poin itu yang berusaha saya dan istri lakukan. Dan Allaahuakbar, dalam waktu 9 bulan setelah berazam untuk terbebas dari utang dan riba, atas pertolongan Allah, utang riba kami Allah Lunaskan.

 

Resign, Jaminan Allaah dan GEA

Tak cukup di situ hadiah yang Allaah berikan. Satu bulan setelah mendapat gelar LC (Lunas Cicilan), Allah memberikan kami hadiah yang membuat kami semakin yakin dengan janji dan jaminan Allah.

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363)

Saat menikmati kehidupan baru tanpa utang dan riba, pikiran kami menjadi semakin jernih dapat berfikir dengan baik hingga Allah memberikan ide-ide untuk usaha baru. Padahal saat proses lepas dari utang dan riba, bisnis istri saya yang sudah berjalan, kami tutup.

Awalnya kami prihatin melihat saudara-saudara Muslim di sekitar tempat tinggal yang melakukan praktik ribawi  melalui Lembaga keuangan dalam transaksi jual beli emas. Kami amati, jika tidak hati-hati dalam transaksi tersebut, sangat potensial terjebak ke dalam transaksi riba.

Dari situ, dengan niat dalam rangka dakwah yang kami sinkronkan dengan dakwah MTR, kami mencoba membuka peluang usaha baru yaitu jual beli logam mulia di Kota Bontang yang kami beri nama GEA-Gerai Emas Logam Mulia. Kendati awalnya tidak terbayang dan tidak berpengalaman di bisnis ini, Alhamdulilah Allaah mudahkan  semua prosesnya.

Dan yang membuat kami lebih bersyukur lagi, usaha itu kami bangun tanpa utang dan riba, kami kembangkan dengan ilmu-ilmu yang kami dapatkan di MTR. Mulai dari Ilmu BeMiMS, UBL, PBTR, MHBHB, MBUBB, ES, TTFM, CTGT, dll.

Jalan usaha kami semakin berkembang sehingga sejak satu setengah tahun lalu saya berani resign dari tempat kerja. Bahkan di masa pandemi ini, kami justru kualahan dikejar-kejar costumer karena setiap barang yang kami supply senantiasa habis, bahkan kurang dan kurang…

Alhamdulillah, Allaah mengganti 2M utang riba  yang kami tinggalkan, dengan bermiliar-miliar rupiah dalam bentuk omset. Dan yang lebih kami syukuri, saat usaha tetap berjalan, kami sebagai owner justru semakin banyak memiliki kesempatan jalan-jalan. Bukan jalan-jalan biasa, karena dalam rangka berdakwah.

Yang jelas, banyak hal yang saya dan istri dapatkan dari MTR. Lebih dari keberhasilan perihal Lunas Utang miliaran dan Usaha Berkembang pesat, kami  juga merasakan nikmat dari berbagai arah. Keluarga yang semakin harmonis  bersama anak-anak, membuat kami merasa semakin dekat kepada Allaah. Kami semakin paham apa hakekat tujuan hidup di dunia. Dan kami semakin bersemangat untuk belajar Islam secara kaffah. Selain itu, Allaah juga memberikan nikmat di dunia ini melalui MTR,  berupa teman-teman seperjuangan yang tidak ada ikatan darah namun rasanya melebihi saudara kandung.

Semoga Allah Istiqamahkan kita semua di jalan dakwah ini ✊😊

 

***

Ingin mengikuti jejak keberkahan hidup seperti Pak Amirul dan Bu Amel di Bontang?

 

Segera hubungi Masyarakat Tanpa Riba terdekat, dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini.

 

️ 0853-353-353-19 ️ 0811-1818-29 

️ 0852-8966-9696 ️ 0811-1888-29

 

 

MTR; Seruan untuk Sahabat yang Tertidur di Ketiak Awan

0

@MIslam Basri

Ketika kita diizinkan ALLAAH bersua dan berjalan bersama MTR.

Kemudian sebagian dari kita ada yang disegerakan ALLAH, selesai permasalahan utang-utangnya. Sebagian yang lain masih ada yang ALLAAH tunda penyelesaiannya.

Lantas..,apakah dengan lunasnya utang membuat kita berpuas diri dan tak lagi melanjutkan perjuangan?

Atau..,patutkah tertundanya penyelesai an utang yang kita hadapi,membuat kita berpatah hati meninggalkan kesempatan PLATINUM ikut berdakwah menolong agama ALLAAH dan RosulNYA ini?

Kawan..,

demi ALLAAH kembalilah ke sisi hari, karena takkan seorang pun yang bisa memungkiri betapa teramat banyak rezki dan anugerah yang telah kita nikmati.

Nikmat yang takkan pernah cukup untuk ditulis meskipun dengan mengumpulkan tinta sebanyak air tujuh lautan, lagi dan lagi.

# PIKIR dan RENUNGKANLAH

BangKamRi 1442 SF

Anda ingin ikut mencicipi nikmat lunas utang miliaran dan nikmat hidayah di jalan dakwahNya? Segera  bergabung dengan MTR terdekat  dan baca BUKU MERAH yang bisa Anda dapatkan melalui nomor-nomor berikut ini.

️ 0853-353-353-19 

 ️ 0852-8966-9696

 

 

Mati Cara Corona

0

© MY230920

Akhirnya menulis lagi tentang corona, ini kali kedua. Awalnya kasihan, empati, lalu gelisah. Akhirnya muak sekaligus marah.

Sadarkah anda?

Semua ini pada akhirnya akan jadi entertain “pro” dan “kontra” saja, dimana rakyat terus terbelah. Hanya konten dan narasinya saja yang berbeda, tujuannya tetap sama, meneror atau merayu kita.

Secara ilmiah…

Darimana virus berasal, bagaimana penularan dan apa antisipasinya, saya yakin Anda semua telah “khatam” di luar kepala.

Lalu mengapa sampai hari ini dagangan para penjual ketakutan, dan penderitaan tersebut tetap dikonsumsi rakyat?

Yuk mikir…

Saat negara lain menutup pelabuhan, bandara, dll, kita malah membuka pintu selebar-lebarnya. Masih ingat promo pariwisata dan dana buzzer?

Bro…

Saat obat masih dalam riset, maka satu-satunya pertahanan adalah imun. Nah, kita malah meneror fikiran dengan pemberitaan horor tentang corona. Presiden belum apa-apa malah mengumumkan akan membantu mengirim obat corona ke China, parah ‘gak tuh?

Rakyat bukan tidak percaya virus, “No, kita sangat percaya virus itu nyata”. Bahkan makhluk halus dan jin yang tak terlihat pun kita percaya, apalagi virus yg masih tampak lewat mikroskop. Bukan itu bro, pointnya.

Yap! Anda telah berhasil dimanipulasi, diorganisir dan dibuat takut. Takut Anda nyata bukan lagi pada Tuhan, tapi pada hantu.

Para awak kesehatan yang meregang nyawa dibenturkan dengan mereka yang berusaha bertahan hidup di jalanan.  Dikotomi kesehatan dan ekonomi jurangnya terus diperlebar. Seolah hanya ada dua pilihan dan tidak bisa jalan bersama.

Sampai kapan Anda duduk dalam kesendirian menanti nasib dan berharap corona hilang? “Corona itu terus menempel di kepala Anda bro!”

Para petani berhenti berkeringat, karena takut  berkebun. Pedagang sudah tidak mempunyai lapak untuk saling kontak. “Rumah Tuhan” berubah jadi “rumah hantu dari Wuhan”. Anda terus jadi bulan-bulanan.

Lagi-lagi rakyat yang jadi sumber masalah, rakyat yang radikal, rakyat susah diatur. Sesama rakyat seolah zombie, rakyat benar-benar ingin dibuat “berjauhan”, berjarak dalam lahir bahkan batin.

Salah seorang teman pejabat yang bertanggung jawab dalam pemulihan ekonomi saja terlihat sangat stres cenderung frustrasi dalam kebijakan plin plan dan keadaan yang tidak jelas arah dan tujuannya.

Saat saya menulis ini tidak sedikit sahabat, teman, dan terakhir keluarga divonis dan harus meregang nyawa.

Bahaya itu nyata ya, bahaya-bahaya yang lain jauh lebih nyata tapi biasa saja. Korban kecelakaan jauh lebih banyak, tapi kita tetap berkendaraan kan?

Benarkah semua itu penyebabnya adalah corona atau penyakit bawaan?

Lalu bagaimana dengan yang telah sembuh, apakah sembuh sendiri atau sembuh karena obat?  Kalau karena obat, apa obatnya? Kalau karena imun kenapa kita tidak diwadahi untuk tetap beraktivitas dan bekerja?

Mengapa pesta kolam tanpa masker di Wuhan begitu cepatnya? Kok di Indonesia makit rumit saja? Apa kabar Jerman, Italy dan lainnya?

Sudahlah bro…

Mari membangun semangat, kreatif dan berkegiatan seperti biasa, agar berkeringat. Jangan cuma rebahan dan duduk-duduk menunggu nasib, itu makin membuat kita sakit dan mati dalam ketakutan itu sendiri.

Percayalah…

Kita sudah lama diasingkan dari dunia luar, dari lingkungan. Kita sudah lama menutup pintu silaturahim padahal disana ada keberkahan karena malaikat ikut hadir. Malaikat tidak hadir lewat medsos dan media sosial, tidak juga lewat WA.

Masih mau bersembunyi dalam alasan dan mati ketakutan dalam monster yang kita ciptakan sendiri?

HANYA ALLAH PENGUASA TERTINGGI DALAM HIDUP MANUSIA

Katanya: “Kuhadapkan wajahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, nyatanya?”

 

Wallahualam bissawab.

✍️ Education For All

Tentukan Pilihan Bersama MTR

0

@NHYahya

Sahabat MTR yang dirakhmati Allah,

Tak terasa sudah sekian lama kita  bersama  melalui wasilah MTR dalam perjalanan lunas utang.

Seiring berjalannya waktu, telah banyak ilmu, saran dan masukan yang kita dapatkan dari pembelajaran dan silaturahmi yang kita lakukan.

Banyak pula proses yang telah kita lalui. Baik proses penyelesaian utang, proses memantaskan diri di hadapan sang Maha Pencipta, proses perbaikan hubungan dalam keluarga dan masyarakat, juga proses pengembangan usaha kita.

Sahabat MTR,

Apapun hasil yang telah kita peroleh,  sudah sepantasnya bagi kita untuk mensyukurinya. Bersyukur atas apa yang menjadi ketetapan-Nya dan bersabar atas segala permasalahan yang mungkin masih dan tengah kita jalani..

Hasil bukanlah semata-mata titik akhir dari sebuah proses. Namun yakinlah hasil adalah bonus sesuai  janji Allah SWT; “Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan…”

Janganlah berbangga diri dengan hasil yang melampaui harapan dan jangan pula berkecil hati karena tak sesuai harapan…

Namun, ingatlah sahabat MTR,

Terkadang banyak ilmu, saran, dan masukan menjadi tidak penting, jikalau kita tidak tau cara menggunakannya…

Dan… selama itulah kita tidak akan pernah merasa cukup.  Wallahu a’lam bishawab