Diterima ataupun ditolak adalah suatu yang lumrah di dalam kita menyampaikan dakwah kebaikan.
Pasti ada perasaan kecewa ketika apa yang kita coba dakwah kan kepada seseorang atau kelompok, ditolak atau bahkan mungkin dihina dan diremehkan.
Sebaliknya kita pasti merasa senang dan bahagia, ketika usaha dakwah yang kita lakukan, bisa diterima dengan baik oleh orang atau kelompok yang kita ajak hijrah ke arah kebaikan dan kebenaran.
Namun sesungguhnya , dalam kita melaksanakan dakwah, ujian terberat nya justru ketika apa yang kita sampaikan, diterima dengan senang hati oleh orang-orang tempat kita berbagi ilmu dan kebaikan.
Di saat orang -orang mulai ada yang mendapat hidayah hijrah lewat dakwah yang kita lakukan dan mereka pun mulai mengeluarkan rangkaian pujian, disitulah nafsu tersembunyi mulai memasang ranjau-ranjau jebakan.
Ranjau-ranjau riya,ingin dipuji dan kagum dengan amalan dan kebaikan diri sendiri, senantiasa akan bisa menjebak dan menghancurleburkan semua nilai amalan yang telah kita lakukan , bila kita tidak berhati-hati dan lengah mewaspadai kehadirannya.
Selalu muhasabah dan senantiasa saling mengingatkan dalam jalan perjuangan dakwah, adalah diantara cara-cara yang ampuh untuk mengantisipasi dan mencegah kita semua, terjebak dan masuk ke dalam perangkap yang akan menghapus banyak catatan kebaikan yang pernah kita lakukan.
Sehebat apapun amalan dan perjuangan dakwah yang telah kita perbuat , jangan pernah menganggap enteng, amalan-amalan ringan dan dianggap remeh , yang banyak bertaburan di sekeliling kehidupan kita.
Karena, disaat semua catatan amalan yang kita anggap hebat dan luar biasa ,ternyata hanya menjadi debu yang tak berarti karena jebakan nafsu yang tersembunyi, boleh jadi amalan yang kita anggap kurang berarti itulah, yang bakal diterima oleh ALLAAH SWT dan kelak bisa menyelamatkan kita, di hari perhitungan nanti.
WALLAAHU A’LAM
# PIKIR dan RENUNGKANLAH
Bangkinang 0,52 2019