Mengapa Penting Membaca Buku Merah?

0
736

Konten buku merah mampu memetakan dengan presisi problem utang yang dialami para pengusaha, beserta kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan dalam memutar bisnis melalui utang.

Di kalangan warga MTR, Buku Merah  sudah seperti “legend book” selama 9 tahun terakhir. Buku ini selalu menjadi pembicaraan hangat, dan beredar luas sebagai sarana dakwah yang sudah sampai ke ratusan ribu tangan.  Sejak dirilis pertama 9 tahun lalu, buku ini sudah mengalami 13 kali cetak ulang karena permintaan yang datang bertubi-tubi.

Tahun ini, MTR kembali mencetak  buku merah seri revisi ke-13. Revisi dalam arti penambahan  case study berdasarkan pengalaman pengusaha yang sudah berhasil lolos dari jeratan utang dan riba.  Tidak heran  kalau penampilannya semakin tebal dan modern.

Bagaimana bisa sebuah buku dicetak konsisten puluhan ribu eksemplar setiap tahun hingga sekarang akumulasi penjualannya sudah mencapai lebih dari 150 ribu buku?  Angka itu telah melampaui penjualan  buku-buku regular yang beredar di jaringan penerbitan ternama. Padahal, buku tersebut tidak dijual bebas. Hanya beredar dan diedarkan terbatas oleh tangan-tangan warga MTR

Kuncinya ada pada problem dan solusi.  Konten buku merah mampu memetakan dengan presisi problem utang yang dialami para pengusaha, kesalahan-kesalahan apa yang telah mereka lakukan dalam memutar bisnis mereka melalui utang. Hampir semua pengusaha yang membaca buku ini akan merasa seperti bercermin karena pengalaman yang mereka alami begitu mirip. “Ah, gue banget!”

Tapi, hey.. tetapi bukankah hampir semua orang dewasa pernah melakukan utang? Jadi bukan hanya kalangan pengusaha, semua orang yang punya problem utang –sedikit atau buanyaak, sudah lunas atau masih terpenjara di dalam jeruji  utang entah sampai kapan, sangat relevan membacanya.

Membaca buku ini, Anda akan tersadarkan betapa berbahayanya masuk dalam  jebakan utang, hingga kapok untuk mengambil utang baru. Karena selain pengalaman buruk yang sudah Anda rasakan, juga disajikan dalil-dalil   berupa peringatan dari Allah subhanawata’ala yang akan menyadarkan kita tentang tujuan hidup yang sebenarnya.  Dengan penyajian seperti itu, selama 9 tahun terakhir buku merah telah membantu ribuan pengusaha atau pebisnis lepas dari utang.

Memang sih, sekilas di dalamnya Anda tidak akan menemukan step by step tentang -cara yang mereka lakukan untuk melunasi utang-utangnya. Hampir semua pengusaha yang menjadi nara sumber buku ini menjawab, semua seperti terjadi begitu saja  hingga atas ijin Allah subhanawata’ala.  Dan jreng, dalam satu setahun dua tahun, bahkan ada yang hanya 9 bulan, utang-utangnya bisa lunas.

Namun kalau jeli, Anda bisa menemukan pola baku dari pengalaman para pengusaha tersebut dalam upaya keluar dari problem utang. Yaitu, mulai dari kesadaran akan bahaya utang dan riba yang selama ini telah melilit mereka, kemudian bertaubat, lalu berazzam atau berkomitmen kuat untuk menghentikan kebiasan berutang dan segera melepaskan riba.

Bersamaan dengan itu, mereka action menyempurnakan ikhtiar atau tindakannya dengan memperbaiki pengelolaan usaha. Mereka melakukan perbaikan di sana-sini, mulai dari diri sendiri, keluarga, tim dan binisnys. Dan selanjutnya tanpa disadari utang-utangnya lunas dalam waktu yang tidak lama.

Untuk Anda yang masih pusing dengan problem utang yang tak kunjung selesai, silakan ikuti pola mereka. Anda bisa memulai langkah awal dengan membaca buku merah ini sebagai pintu gerbang perbaikan. Dan ajak rekan-rekan  pengusaha di sekitar untuk mendiskusikan isinya.

Sebagai penguat, Anda bisa menyimak pengalaman Ibu Qimen AdysMiky berikut ini.

“Mengapa penting membaca buku merah? Kalau menurut saya, yang paling utama adalah mengubah mindset kita tentang utang, yang tidak melulu terkait hal duniawi. Saya membeli buku ini dalam sebuah bazaar, dan saat itu sedang berusaha bangkit dari keterpurukan bangkrut untuk kesekian kalinya dengan nominal utang riba satu  miliar rupiah.  Allahuakbar.

Membaca buku ini memang tidak menjadikan utang lunas, namun mengubah mindset, menambah semangaat untuk benar-benar keluar dari kungkungan utang dan  membuat saya makin yakin dan istiqomah untuk meninggalkan utang riba. Sekarang semua sudah berlalu , saya tinggal menata usaha dan melunasi utang riba yang hanya tersisa seperempat dari total utang.”

Jadi, seperti disebut Pak David pengusaha alat-alat kesehatan yang dalam waktu 14 bulan mampu melunasi miliaran utangnya, buku merah adalah pelajaran nyata yang bisa kita jadikan referensi untuk memperbaiki kehidupan. Mari baca dan sebarkan buku merah. Mudah-mudahan Allah meridhai dakwah kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here