Tabiat Buruk Kapitalisme

0
654

Ini ada tambahan fakta #TabiatBurukKapitalisme

*Yang seharusnya tanggung jawab negara, menjadi tanggung jawab pribadi rakyat*

??????????????

‪+62 857-7027-1717‬: Kuota Bidik Misi Turun Drastis, Ratusan Calon Mahasiswa Baru IPB Terancam Gugur
Rabu, 01 Juni 2016 | 20:43 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekitar 400  calon mahasiswa baru (camaba) Institut Pertanian Bogor (IPB) terancam gugur akibat terkendala biaya. Mereka belum membayar biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), sedangkan batas akhir pembayaran UKT tersebut adalah Kamis, 2 Juni 2016.

Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB  Yatri Indah Kusumastuti mengakui ada lebih dari 400  camaba IPB Angkatan 53 yang sampai saat ini masih terkendala biaya untuk membayar SPP. “Hal ini sebagai dampak kuota Bidik Misi IPB yang tahun ini turun drastis,” kata Yatri Indah saat dihubungi per telepon, Rabu (1/6) malam.

Bidik Misi adalah bantuan biaya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang kurang beruntung dari sisi ekonomi, tapi tidak berbasis prestasi. Meskipun demikian, umumnya penerima bidik misi adalah mereka yang pada waktu SMTA-nya merupakan siswa yang pintar dan berprestasi.

Yatri menyebutkan, selama ini kuota Bidik Misi yang diterima IPB berkisar sekitar 800 orang. Bahkan pernah mencapai 1.100 orang. Namun tahun ini jumlahnya menurun drastis, karena hanya 10 persen dari jumlah mahasiswa yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Tahun ini, kata Yatri,  jumlah mahasiswa baru IPB yang diterima melalui jalur undangan atau SNMPTN mencapai 2.700 orang. Itu berarti kuota Bidik Misi IPB hanya 270 orang.

Namun calon mahasiswa yang mendaftar Bidik Misi mencapai 700 orang. Berarti ada 430 orang camaba IPB Angkatan 53 yang belum jelas pembiayaannya. Dan waktunya hanya tinggal hari Kamis, 2 Juni 2016.

“Kami telah mewawancarai mereka yang belum tercover Bidik Misi tersebut. Mereka umumnya anak-anak yang sangat pintar, banyak di antaranya yang juara umum. Namun umumnya mereka secara ekonomi sangat lemah,” kata Yatri.

Yatri menambahkan, banyak di antara mereka   yang merupakan anak yatim piatu. Banyak  pula yang selama bersekolah di SMA tinggal di rumah gurunya, karena orang tua mereka tidak mampu.

Mereka berangkat ke Bogor pun atas biaya dari guru-gurunya. Di Bogor, mereka ditampung oleh kakak-kakak kelasnya di organisasi mahasiswa daerah (OMD).

“Bertemu dan diskusi dengan para camaba tersebut sangat mengharukan. Karena itu, IPB ingin sekali mencari jalan keluar agar jangan sampai mereka gugur hanya karena kendala biaya,” ujar Yatri.

Salah satunya, kata Yatri, melalui jalur  Himpunan Alumni IPB.  “Alhamdulillah, responsnya sangat baik. Banyak alumni yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Demikian juga para kakak kelas yang sangat aware terhadap adik-adik kelasnya yang baru datang,” tuturnya.

Namun, diakui Yatri, jumlah dana yang dibutuhkan memang cukup besar. Sebanyak 430 calon mahasiswa baru dikalikan Rp 2,7 juta, jumlahnya lebih Rp 1,1 miliar.

Yatri mengemukakan, pimpinan IPB pun menaruh perhatian besar terhadap masalah ini dan mencari alternatif  solusinya. “Pak Rektor terus mengikuti perkembangan masalah ini. Masih ada waktu satu hari hingga besok. Mudah-mudahan ada jalar keluar yang terbaik. Jangan sampai para calon mahasiswa itu gugur gara-gara masalah biaya,” papar Yatri.

Yatri menambahkan, IPB berharap pemerintah mau menambah kuota Bidik Misi untuk IPB. “Memang, ekonomi nasional sedang berat. Banyak pemangkasan biaya di sana sini. Namun kami berharap kuota Bidik Misi tidak dikurangi, sebab ini sangat strategis,” ujar Yatri Indah Kusumastuti.
Sumber: http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/16/06/01/o83i4t374-kuota-bidik-misi-turun-drastis-ratusan-calon-mahasiswa-baru-ipb-terancam-gugur

=== ====== ===

#TabiatBurukKapitalisme yang lain adalah Sistem Ekonomi berbasi utang (dan riba).

Masih percaya, kalau sistem buatan manusia ini akan mensejahterakan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here