PASCA BERAZAM TINGGALKAN KEBIASAAN BERUTANG & TANGGALKAN RIBA

0
927

*PASCA BERAZAM TINGGALKAN KEBIASAAN BERUTANG & TANGGALKAN RIBA*
_Steps-up to the Next Levels_

By Samsul Arifin, KSW #Kaltim
WA KSW 0811-113-139

Assalaamu ‘alaykum wrwb.
Pagi ini saya berdoa agar ALLAAH memudahkan segala urusan kita semua, Aaamien yaa ALLAAH..

Sahabat pengusaha..
Apa yang perlu dilakukan oleh seorang pebisnis yang telah berazam untuk bebas utang dan bebas riba? Apakah berhenti sampai bebas utang bebas riba? Tentuk tidak lah.. Merasa puas atau berhenti berjuang mengembvangkan bisnis setelah bebas utang dan riba sama saja dengan mengingkari tujuan penciptaan (pusporse of life), tujuan mengapa ALLAAH menciptakan kita semua ke muka bumi ini.

Terhadap pertanyaan itu jawabannya bisa macam-macam. Namun yang paling tepat adalah belajar fiqh muaamalah atau hukum-hukum niaga atau berbisnis dalam islam. Al-Ilmu qobla ‘amal. Berilmu, kuasai ilmuya dulu sebelum melakukan sesuatu.

Karena bisnis islami bukan sekedar bebas riba. Namun perlu bebas juga dari maksiyat-maksiyat lain, seperti aqad-aqad bathil, riswah dan lain-lain. Dari mana kita bisa tahu bahwa sesuatu itu bathil? Tidak ada cara lain, kecuali kita mempelajarinya.

Ada tiga tokoh dalam sejarah Islam yang sangat peduli dengan aktifitas muamalah (terutama berbisnis secara islami. Mereka adalah:
1. Sayyidina Umar RA,
2. Sayyidina Ali RA dan
3. Imam Maalik.

Saya mohon bantuan sahabat-sahabat semua untuk memposting nasehat atau perkataan mereka bertiga perihal pentingnya ilmu berbisnis atau fiqh muaamalah dalam Islam.

Silakan posting di sini ya.. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya..

Alhamdulillaah.. saat ini kesadaran sahabat-sahabat pengusaha untuk belajar ilmu-ilmu berbisnis dalam Islam sudah semakin kuat. Terbukti dengan maraknya kajian-kajian FIQH MUAMALAH yang diselenggarakan oleh berbagai komunitas pengusaha di berbagai kota.

Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah, ketika kita sudah belajar fiqh muamalah, sudah mulai memahami petunjuk-petunjuk menjalankan usaha yang Islami, apakah sudah cukup bekal itu untuk membuat bisnis yang mampu menggairahkan ekonomi ummat?

Apakah cukup hanya dengan belajar fiqh muamalah, kita bisa mengembangkan bisnis skala global yang bisa menjadi

#RahmatanLilAlamin?

Apakah cukup dengan menguasai fiqih muamalah, kita bisa berkebun kurma yang baik? Kurma yang bisa panen berlimpah, sehingga kita bisa berkontribusi lebih besar untuk kemajuan ummat ini?

Nah.. Ternyata pengetahuan fiqh muamalah itu adalah fondasi yang benar dalam berbisnis. Selanjutnya kita masih memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis yang berkaitan langsung dengan kegitan usaha yang kita lakukan.

Ada peristiwa yang sangat masyhur yang bisa kita jadikan dasar mengapa kita perlu menguasai ilmu dan keterampilan teknis dalam mengembangkan bisnis ini. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan ‘Amru An Naqid seluruhnya dari Al Aswad bin ‘Amir; Abu Bakr berkata; Telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Amir; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Hisyam bin ‘Urwah dari Bapaknya dari ‘Aisyah dan dari Tsabit dari Anas bahwa Nabi Muhammada SAW pernah melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau bersabda:
_”Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik.”_
Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewati mereka lagi dan melihat hal itu beliau bertanya:
_”Ada apa dengan pohon kurma kalian?”_
Mereka menjawab;
_”Bukankah Anda telah mengatakan hal ini dan hal itu?”_
Rosul lalu bersabda:
_”Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”_
(HR Muslim No 4358)
Jika demikian, apa yang bisa kita lakukan sebagai langkah awal dalam mengembangkan bisnis yang benar ini?
Terhadap pertanyaan seperti ini, tentu jawabannya bukan belajar bagaimana berutang atau menambah utang kan?
Hehehe…

Ada satu ilmu atau keterampilan yang perlu kita kuasai ketika sudah sadar kesalahan mengembangkan bisnis dengan mengandalkan utang. Ilmu atau keterampilan apakah itu?

Ia adalah *BENCHMARKING*. Benchmarking atau pembandingan sudah banyak dikenal dan dipraktikkan. Beberapa diantara kita mengenal dengan istilah ATM. Ayo.. apa itu ATM? Ya.. Amati, Tiru dan Modifikasi.

Kembali ke Benchmarking dulu ya…
Definisi Benchmarking menurut Wikipedia adalah teknik manajemen untuk mengukur performa atau hasil kerja, dengan membandingkannya dengan parameter atau ukuran terbaik yang dikenal di pasar dan biasanya ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan pemimpin pasar.

Gunanya benchmarking adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan kita sehingga mendekati bahkan melampaui performa terbaik perusahaan di mana kita memperbandingkan diri, sehingga dengan demikian kita dapat berharap untuk menggantikan perannya menjadi pemimpin pasar. Oleh karena perannya itu, benchmarking menjadi sebuah alat yang efektif dalam konteks TQM (total quality management).

Pertanyaan saya selanjutnya, siapa atau perusahaan apa yang Anda benchmarking? Perusahaan seperti apa yang ingin Anda kembangkan? Sebesar apa Anda ingin berkontribusi dari perusahaan Anda?

Buatlah petanya sekarang dengan teknik benchmarking. Beliau di video ini telah mendapatkan dan mengamalkan teknik benchmarking, sehingga usahanya kini menjadi distributor terbesar di Indonesia dari sebuah merek busana terkenal. Silakan klik ya: https://www.youtube.com/watch?v=PAtCdSZOcz8

 

Bagi Anda Sahabat pengusaha yang ingin meningkatkan kemampuan bisnisnya berkontribusi pada skala yang lebih besa, mari kita lakukan benchmarking dengan yang terbaik. *LEADERS LEARN FROM THE BEST*.

Insyaa ALLAAH kita akan berjumpa pada KSW Leaders Forum yang akan kita laksanakan pada Hari Sabtu, 4 Juni 2016 di Cico Resort Cimahpar Bogor. Insyaa ALLAAH kita akan belajar langsung dari CEO The BodyShop Indonesia.

– Kita akan belajar bagaimana The BodyShop berhasil merekrut team terbaik bukan dengan iming-iming materi.
– Kita juga akan belajar bagaimana The BodyShop menemukan ITM (Ideal Target Market) yang tepat sehingga bisa mensetting harga premium di kelasnya.
– Kita juga akan belajar bagaimana The BodyShop memasarkan produknya tanpa beriklan, sementara pesaingnya jor-joran beriklan.
– *Belajar bagaimana The BodyShop menjadi The Most Value Business 2016 tanpa mengandalkan utang sama sekali.*

Baik sahabat-sahabat semua, sampai jumpa di KSW Leaders Forum ya..
Yang sudah punya Kemeja SyaREA World, mohon dikenakan ya.
Mohon konfirmasikan kembali kehadiran Anda ke 0811-113-139.

Wassalam..
Samsul Arifin
Founder SyaREA World, Sharing Leadership

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here