I am Radical

0
468

Error 404 Democracy not found.

© MY120719.

Iseng buka wikipedia untuk melihat defenisi sederhana radikalisme, karena pasca pilpres kata radikalisme makin santer digunakan dan telah menjadi protap birokrasi di tengah dinginnya ajakan rekonsiliasi.

Radikalisme (dari bahasa Latin radix yang berarti “akar”) adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung gerakan di Britania Raya dalam reformasi sistem pemilihan. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh. Pada abad ke-19 makna istilah radikal di Britania Raya dan Eropa daratan berubah menjadi ideologi liberal yang progresif.

Apakah saat Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797 ia mengidentikannya dengan Islam?

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia); Radikalisme/ra•di•kal•is•me/ n 1 paham atau aliran yang radikal dalam politik; 2 paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; 3 sikap ekstrem dalam aliran politik.

Ah, itu kan kalian umat Islam aja yang baper…, mungkin itu yang ingin Anda lontarkan.

Ok, mari kita jujur. Sejak kapan kata radikalisme di Indonesia menjadi identik dengan Islam?

Dulu ketika penjajah masuk Indonesia bukankah oleh kolonial mereka disebut radikal? Pangeran Diponegoro, Antasari, Imam Bonjol, dll, juga radikal kan?

Kini ketika penguasa ingin memberangus lawan politik yang mayoritas adalah umat Islam, mereka mulai mengulang narasi yang sama lagi, lagi dan lagi?

Jika demikian apa makna dari narasi radikal oleh negara terhadap warganya?

Jika aku bangga jadi radikal seperti para pendahulu bangsa, apakah itu benar atau salah?

Kalau salah apa dasarnya, kalau benar maka “Aku Adalah Radikal.” Sampa disini paham ya brother…

Menginginkan berdirinya khilafah adalah radikal? Menegakkan sunnah adalah radikal? Berhukum pada quran adalah radikal? Menjalankan syariat adalah radikal? Menjadi muslim yang kaffah adalah radikal? Come on, ngaku deh… kalian takut kan dengan narasi yang saya sebutkan diatas. Kalian benar kan melarang membicarakan hal-hal yang saya sebutkan diatas. “Yes, I am radical…!!!”

Ingat ungkapan Ibunda Asma kepada putranya Abdullah bin Zubair agar tetap semangat membela kebenaran sampai titik darah penghabisan melawan kekuasaan tiran saat itu pimpinan Yazid bin Muawiyah?

Hidup itu pilihan. Mau seperti apa akhir dari kehidupan kita nanti, kita yang tentukan dan kita yang memilih. Isy Kariman aw Mut Syahidan, apakah pilihan itu juga kalian hukumi radikal?

Hidup Mulia atau Mati Syahid itu merupakan suatu pilihan yang tentu sangat sulit daripada memilih antara dua hati yang membuat kita susah tidur, susah makan, dan susah-susah yang lainnya. GEDUBRAK !!!

Bersambung…

✍ Education For All

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here