©MY220720|MTR Tangerang Raya||
Semalam saya ditelepon sahabat hijrah. Dia cukup mapan dan menghidupi banyak karyawan.
Seperti biasa, karena satu dan lain hal, utang menjerumuskan mereka hingga jatuh pada titik nadir dari hidup. Dan itu mereka jalani bukan dalam waktu yang pendek, karena lewat setahun proses berjalan.
Saya ingin ingatkan sahabat semua, efek teror dan rayuan dari para “pelaku riba” akan terus menjadi lingkaran setan jika tidak bisa Anda retas. Alhasil Anda jadi frustasi dan mulai goyah. Bagaimana, tidak? Walau proses sidang masih berlangsung, proses lelang tetap berjalan.
Lalu apakah upaya yang Bapak/Ibu lakukan itu sia-sia? Hmmm…
Tidak ada yg sia-sia. Belajar itu bukan tentang hasil, tapi tentang proses. Nanti waktu yang menjawab, apakah Anda akan lulus atau tetap mau jadi pecundang.
Sampai kapan? Terserah anda. Lho kok? Hanya Anda yg mampu menjawab.
Jika landasan sedang dan telah Anda upayakan, maka waktu jadi ‘point of view’. Waktu berkolerasi dengan menunggu. Dan menunggu itu menjemukan, makanya Allah wanti-wanti dengan sabar.
Nggak percaya? Coba ngamuk, marah-marah, atau berteriak sekeras-kerasnya. Menangis histeris, mendayu-dayu, atau mungkin ingin guling-guling? Apa yang Anda dapatkan setelah itu? Atau malah makin bingung?
Menangis dan tertawalah karena Allah! Bukan karena terror, apalagi karena modus para pelaku utang dan riba yang coba mengontrol hidup Anda.
Pahami DNA dan rumus terror;
- Mulai dari permainan kata di WA, tindakan mempermalukan by phone, sampai ancaman dan tekanan psikis lainnya.
- Surat pemberitahuan lelang yang hadir sebulan sebelum lelang, adalah rangkain dari permainan panjang 30 hari teror.
- Pemasangan spanduk dan penulisan lelang di tembok rumah adalah teror of social.
- Memaksa Anda harus dan terus riba dengan berbagai argumen adalah teror terhadap aqidah.
Ini berbahaya! Bagiku inilah iblis dari kalangan jin dan manusia yang sesungguhnya. Karena…
Anda diajak mempertaruhkan agama dan menukar akhirat dengan dunia. Dan Anda mau? Nauzubillahi min dzalik.
Hanya para pecundang enggan belajar, yang mampu mereka teror berkali-kali. Jika Anda ingin menjadi orang besar, tentu ujiannya juga besar. Nggak mungkin mau tesis doktor tapi ujiannya ‘high school’.
Lagian, modus-modus teror ala debt collector, leasing dan sejenisnya itu, sebenarnya sangat klasik dan usang banget. Itu bentuk kelemahan dan ketidakmampuan mereka dalam berkomunikasi dengan klien. Anda jangan ikutan ya?
Makanya penting memahami bersahabat dalam dakwah, di mana aku, kamu dan kita semua akan masuk dalam bimbingan-Nya.
Nanti lanjut, mau bantu istri persiapan halaqoh ahwat by zoom. Ini salah satu resep agar istri nggak mempan mereka teror.
Mereka selow, aku selow, kamu selow, jadi santai aja. Belum pake ayat lho?
Coba bayangkan jika Anda meluangkan waktu sedikit dengan menelusuri ayat, hadist dan kitabnya. Maka tak akan ada pelaku riba yang bisa meneror dan merayu anda.
Wallahua’lam bissawab.
✍️ Education For All