©MIslamBasri.
Pertama mengetahui hadits Rosululliah SAW tentang dosa terkecil dari riba sama dengan dosa berzina dengan ibu sendiri, dan juga hadits tentang satu dirham riba, dosanya sama dengan berzina dengan tiga puluh enam wanita, terbersit sedikit protes dan tanda Tanya. Rasanya, level dosa yang diberikan Allah untuk pelaku riba itu terlalu keras dan kejam, bahkan terasa agak berlebihan.
Belakangan,dengan berbagai bukti dan fakta yang telah banyak terungkap, tentang banyaknya wanita-wanita yang terperangkap dan menjadi korban kebiadaban efek buruk riba, barulah kami benar-benar menyadari kebenarannya. Peristiwa-peristiwa itu sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan, mengapa dalam kedua keterangan hadits Rosulullah SAW di awal tulisan ini, Allah meletakkan perbandingan atas nama ibu dan wanita. Allah sejatinya telah mengisyaratkan akan adanya kaitan serta konsekuensi yang teramat kuat, antara dosa riba dengan harga diri dan kehormatan kaum wanita.
Tragedi besar itu telah banyak terjadi. Berapa banyak wanita yang dijadikan sebagai umpan transakasi riba. Bahkan sudah ada suami yang tega menyerahkan (maaf ) kehormatan isterinya untuk sekadar melepaskan desakan cicilan ribanya. Dan yang terakhir, beberapa hari lalu, kita ketahui dan sempat viral di media, seorang wanita menyatakan menjajakan kehormatan dirinya, hanya karena kepanikan dan alasan harus segera membayar tagihan utang riba online yang telah memenjarakan dirinya.
Lalu kemana negara ini ketika kerusakan telah begitu massive terjadi dan setiap saat mengintai harga diri para wanita?
Seharusnya para pejabat wanita yang menjadi wakil suara urusan wanita di pemerintahan dan para wanita yang menjadi wakil rakyat di parlemen lah yang paling tersentak serta meneriakkan perlawanan paling lantang, terhadap tragedy yang banyak terjadi belakangan ini.
Tapi sepertinya, sebagian besar di antara mereka menderita sindrom kebisuan. Atau, mungkinkah karena sudah “sangat pintar”, mereka menganggap kehormatan kaumnya, bukan lagi sesuatu yang sangat sakral dan perlu diperjuangkan untuk dipertahankan?
Lagu emansipasi yang selalu mereka koar-koarkan, sepertinya tak memiliki syair tentang begitu mulia dan sakralnya nilai kehormatan seorang wanita. Bisa jadi harga diri dan kehormatan wanita versi mereka adalah bisa berkarier dan mendapat kedudukan serta jabatan seperti seorang pria.
Tapi sudahlah, bagi kita yang masih menganggap betapa suci dan mulianya kehormatan kaum wanita, mari sama-sama bergerak berjuang melakukan apapun yang kita bisa. Memberi pengetahuan dan menyadarkan seluruh umat muslim, betapa agama Islam ini, sangat melindungi dan menghargai martabat diri kaum wanita.
Tiada jalan lain kecuali kembali ke jalan Allah dan RosulNya. Bersama kita sadarkan para wanita tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan nafsu yang selalu menyesatkan.
Satu hamparan fakta yang tak bisa dipungkiri, hampir seluruh wanita yang terperangkap dalam lingkaran penjara riba, adalah mereka-mereka yang mementingkan gaya hidup dan terjebak oleh keinginan nafsu untuk senantiasa mendapat pujian palsu yang menipu serta selalu berujung kesengsaraan. Bukan karena kebutuhan hidup mereka yang hakiki. WAllahu A’lam
Bangkinang 0,87 Juli 2019