Yang Dibutuhkan adalah Harapan

0
340

©WS 270619

Bapak renta dengan kemeja batik lusuh menghampiri saya. Beliau menawarkan kursi kayu panjang yang katanya dibuat sendiri. Tampak lelah di wajahnya yang legam. Bercucur keringat hingga mengkilat ditempa sinar matahari.

“Mak Itam” begitu beliau menyebut dirinya. Menawarkan dagangan yang dipanggulnya sejauh 15 km. Tidak tega rasanya melihat orang seuzur itu masih mau dan bersemangat mengais rejeki. Berjalan dari pintu ke pintu dengan beban yang sangat berat. Tidak tega rasanya, membiarkan tubuh renta itu terus berjalan, menahan letih dan terik matahari.

“Pak, berapa mau dijual kursi kayunya?” sapa saya agar Mak Itam berhenti.

Dan benar saja, beliau berhenti, berteduh dan menduduki kursinya seraya berkata “Belilah, Buk. Kursinya bagus, kokoh, insyaallah tidak lapuk dalam 5-10 tahun.”

Mm..saya mulai putar otak. Sebenarnya saya tidak mau membeli kursinya. Saya hanya ingin Mak Itam berhenti untuk istirahat sebentar, dan bisa menawarkan minuman untuk pelepas dahaganya.

Akhirnya saya berhasil memberikan 2 botol minuman tanpa menyinggung perasaan Mak Itam walau saya tak berkeinginan membeli.

Singkat cerita, karena sudah waktunya makan siang, saya menyeberang jalan untuk membeli lauk pauk guna menemani nasi di rumah.  Tak lupa saya belikan Mak Itam nasi bungkus. “Mudah-mudahan menjadi amal buat saya membantu org sedang kesusahan,” batin saya.

Saat berbalik keluar dari warung,  saya lihat Mak Itam mulai beranjak dari tempat Beliau istirahat. Saya kejar sambil memanggil namanya. Alhamdulillah terkejar. Saya berikan nasi bungkus itu.

Namun alangkah kagetnya, Mak Itam menolak uluran tangan saya. Saya sodorkan nasi bungkus itu berulangkali dengan sopan, Mak Itam tetap menolak.   Setengah memaksa, akhirnya saya selipkan kantong bungkusan itu ke jari beliau yang memegang kursi kayu yang sudah berada di atas kepalanya. Akhirnya beliau mau menerima.

Saya jadi berfikir ulang…

Semalam, ada  juga teman yang mau saya bantu, tapi dia juga menolak.. Katanya, dia butuh kerjaan untuk suaminya, bukan uang..

Apakah cara saya salah?  Apakah niat saya kurang ikhlas?  Atau apakah jumlahnya yang tidak membuat mereka puas? Wallahualam..

Terkadang manusia tidak ingin terlihat menginginkan walau sebenarnya membutuhkan..

Terkadang manusia butuh kehidupan, bukan hanya sekedar uang buat makan..

Terkadang manusia butuh harapan akan masa depan, bukan hanya bantuan sesaat..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here