TANDA-TANDA EKONOMI KAPITALIS HANCUR

0
1260

By : Dian , KSW #06
WA ONLY KSW 0811-113-139

Solusinya jelas harus keluar dari ideologi demokrasi dan mengganti sistem ekonomi kapitalis yang dianut.

Ganti sistem:
– Ga akan ada utang lagi, langsuung lunass nasss…
– Ga akan ada krisis lagi, karena krisis mah sudah satu paket sama sistem kapitalis.

Prediksi di tahun 2028 sepertinya mau ga mau bakalan dipaksa mau meninggalkan sistem ekonomi yang sudah memberikan banyak keuntungan bagi para penguasa dan sebagian kecil orang ini.

Karena sistem ekonomi kapitalis skrg sudah sangat sekarat tinggal menuju kehancuran. Pilihannya kita mau move on sekarang dengan langsung mengganti sistem ekonomi kita, atau mau ikutan KARAM?

Lebih dari itu, selama suara rakyat menjadi suara Tuhan: dimana rakyat adalah manusia yang memiliki salah dan khilaf masih menggantikan suara Tuhan, maka selamanya negara ini tidak mendapatkan solusi.

Jika pun terlihat memberikan solusi, yakin itu hanyalah solusi bayangan, dan menjadi penutup dari kebobrokan yang terjadi di dalam sistem yang lebih buruk setiap harinya.

Dengan jelas Mas Riza mengatakan, bahwa yang bisa menolong dari Goncangan Krisis global ini hanyalah kembali pada hukum dan ilmu Allah. Dan ekonomi syari’ah sudah jelas bisa menjadi solusi.

Ga nyangka, Mas Riza yang selama ini ahli di bidang ekonomi kapitalis ternyata faham ekonomi Syariah, bahkan sudah meneliti bahwa ekonomi syari’ah lah yang bisa menjadi penawar semua bencana yang diakibatkannya oleh sistem ekonomi kapitalis.

Naaah di sesi ke dua ada Dr. Arim Nasim. Msi.,Akt*–(Pakar Ekonomi Syariah FPEB UPI). Beliau memaparkan jauh lebih jelas dan sangaaat bisa dimengerti oleh akal dan qalbu bagaimana sistem ekonomi Syariah bisa menjadi solusi bagi Ancaman Krisis Global.

Sekaligus bikin mata terbelalak dengan kenyataan bahwa selama ini kita dibodohi dan dipaksa percaya pada nilai dari selembar kertas yang bernama “uang” yang disulap menjadi alat tukar dengan beraneka nilai. Padahal secara fisik tidak berbeda dengan uang monopoli.

Ust. Arim lebih dalam mengupas tahapan-tahapan bagaimana ekonomi syariah dapat menjadi solusi. Bikin pengen kuliah lagi, pengen lama-lama bahas sejuknya ekonomi Islam sama Ust Arim.

Dan puncaknya, kami disuguhi dengan materi tentang GETTING MOMENTUM. The Prudent Way to Debt & Riba Free”*
Oleh ust. Samsul Arifin
(Founder Syarea World & Masyarakat Tanpa Riba)

Lebih menguatkan lagi topik seputar Goncangan Krisis Global ini dengan memaparkan bagaimana ekonomi kapitalis ini menjadikan utang sebagai darahnya.

Sistem ini tidak akan bisa berjalan jika hutang tidak tersalurkan. Sehingga para kapitalis membuat utang menjadi budaya dari mulai level masyarakat sampai level negara.

Selain punya sisi positif bisa memberikan keuntungan Bagi para penguasa kapitalis dan melanggengkan kejayaan harta dan tahta mereka, Hutang ini sendiri punya tabiat yang sangat buruk bagi objek pelakunya

Mulai dari sifatnya yang SELALU BERTAMBAH DAN BIKIN KECANDUAN. Jangan jauh-jauh, negara kita tercinta ini tahun 1945 dapat hadiah kemerdekaan plus bonus hutang lebih dari 60 triliyun rupiah. Dan sekarang di pemerintahan pak Jokowi hutang sudah mencapai lebih dari 4000 triliyun.

Nambah bangettt… Inget utang sendiri juga, selama ini meski pernah lunas, tapi akhirnya ya ngutang lagi dann nambah guedeeee…

Hutang juga bisa bikin gagal fokus, gagal bersaing, berujung pada gagal dalam semua usaha yang kita bangun dari hutang tersebut. Kebayang kan, yang seharusnya energy maksimal untuk pengembangan usaha, harus terganggu dengan beban bayaran hutang.

Karena ketika kita bisnis dengan modal utangan kita sedang membayar kepastian dengaan ketidakpastian. Dimana utang setiap bulan nilai yang harus dibayarkan sudah pasti, sementara pendapatan kita dari bisnis tidak pasti setiap bulannya.

Dan masih banyak lagi tabiat buruk utang sampai yang paling menakutkan bisa bikin BUNUH DIRI. Kata Ust. Samsul, coba deh cari di google dengan keyword –> Utang dan Bunuh Diri. Ga akan kehitung berita yang termuat disana. Ngeriii…
Sepakat dengan Kang Reza dan Ust. Arim, jika sistem ekonomi syari’ah akan menjadi jawaban akan semua permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem ekonomi kapitalis.

Dan kita sebagai muslim punya PR besar untuk berjuang menegakannya mulai dari level pribadi tidak berhutang RIBA lagi, dan terus Istiqomah dalam dakwah.

Beliau menambahkan di akhir zaman Allah telah menjanjikan bahwa syariat Islam akan tegak dan tentu termasuk didalamnya sistem ekonomi yang dipakai adalah sistem ekonomi syariah.

Mau tidak mau, kita ikut berjuang atau tidak dalam menegakan syariat, pada akhirnya Syariat akan tetap berdiri tegak.

Ada pertanyaan, ” Ustadz, kalo Allah memang sudah menjanjikan kita tidak memperjuangkannya pun sistem ekonomi dan umumnya Syariat Islam akan tegak, lalu buat apa kita sekarang berjuang? Untuk melawan Riba nya saja kita sudah kelelahan dan kesakitan”.

Jawaban cerdas dari ust. Samsul: “Jika kita tidak ikut berikhtiar menegakannya, maka kita kehilangan PAHALANYA”. Karena di akhirat nanti siapa kita jika kita kekurangan PAHALA, padahal sejatinya di dunia lah tempat kita menuai pahala dari amal shaleh kita.

Lalu ada pertanyaan lagi, ” Ustadz kenapa kita tidak berusaha untuk menegakannya dari dalam? Kita berusaha untuk menduduki posisi penting di pemerintahan hingga kita bisa memiliki otoritas untuk merubah sistem ekonomi kita menjadi Syariah?”.

Kembali jawaban cerdas terurai: “Karena tidak ada kebaikan yang bisa dicapai dengan jalan yang tidak baik”. Deuuuh #Jlebbb bangeeettttt.

Beliau pun menambahkan, Rasulullah tidak mencontohkan seperti itu. Dulu Rasulullah pernah diberikan pilihan oleh pemuka kaum Quraish untuk menjadi Raja, memimpin kaum asal beliau mau berhenti berdakwah.

Bisa saja beliau menerima tawaran tersebut dan setelah menduduki tempat tertinggi sebagai pemimpin kaum, beliau dengan mudah berstrategi untuk bisa menegakan syariat.

Namun beliau memilih bersusah payah, dan setiap lelah, sakit dan tangis beliau dan para sahabat menjadi ibrah untuk kita hingga hari ini.

Dan yang paling ditunggu-tunggu materinya hari itu tentu saja tentang GETTING MOMENTUM. The Prudent Way to Debt & Riba Free”*. Dan mengenai materi ini, ada 4 point penting yang beliau paparkan:

1. Hard at the begining, Diawal memang akan sangat sulit untuk bisa lepas dari kemelekatan. Sulit untuk menolak RIBA. Ketika bertahan, standar hidup menurun, cash flow bisnis nol dan lebih banyaaaak lagi tantangan lainnya.

Ingat firman Allah dalam surat Al-Baqarah 278:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”

Tidaklah Allah memberikan ujian bagi kita dalam prosesnya menuju jalan yang ALLAH ridhoi, selain Allah ingin menguji keimanan dan ketaqwaan kita. Jika kita beriman, maka ikhlas dan bersabar dalam ujian.

2. Dalam perjalanannya, sebagian besar pasti merasa ini sebuah kemustahilan. Banyak bisikan -bisikaan yang meragukan kita, mana bisa hidup tanpa hutang RIBA dan lebih jauh lagi akan banyak yang berfikir menegakan syariat seperti menegakkan benang basah.

3. Just Start Moving, Keep Moving and Keep Learning sesulit apapun proses yang harus dihadapi.

Dan ketika kita merasa ujian belum juga berakhir dan semakin berat, ingatlah firman Allah dalam surat Al ankabut ayat 2-3:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”

4. BERHASIL = TROUGH THE FINISH LINE. Ketika kita berhasil melewatinya, Maka kita akan mengalami percepatan dan bertumbuh menjadi magnet kebaikan. Aaamiin

Menurut beliau sebagai Coach Syariah yang telah malang melintang membersamai bertumbuhnya perusahaan-perusahaan besar beserta personal didalamnya, Rumus ini berlaku dalam SEMUA HAL dalam hidup.

 

Subhanallah…
Semoga rangkuman tulisan ini bermanfaat. Silahkan untuk teman-teman menambahkan dan mengkoreksi.

Karena mungkin saja saya yang masih terbatas ilmunya ini masih salah dalam menanggapi materi yang disampaikan…
By : Dian , KSW #06

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here