Di bawah ini ada tulisan penuh inspirasi dari Mas Tamyiz Sukses, Warga KSW #20 Jawa Timur.
Namun sebelum membaca tulisan Mas Tamyiz, silakan saksikan dan bagikan video kisah Pak Hero & keluarga yang telah berhasil lepas dari jerat utang dan riba ini dulu ya..
SEMUA BISA SUKSES
Tiba-tiba teringat ketika masih menjadi kuli batu (bangunan), beberapa tahun silam, tepatnya di Kertajaya Indah blok O Surabaya, perumahan Sinar Galaxy.
Hanya karena keinginan yg tinggi untuk bisa masuk sekolah SMK seperti anak-anak sebaya lainnya, yg memang bisa sekolah dengan beaya dari orang tuanya.
Iya begitu mahalnya sekolah pada waktu itu, terlebih bagi anak miskin seperti saya ini, yang merantau dari pinggiran desa terpencil, Bojonegoro, dimana desa saya selalu langganan banjir bengawan Solo, belum ada penerangan listrik dan jalannya masih jembrot, belum di aspal, apalagi paving, seperti desa-desa modern.
Sehingga bocah pinggiran kampung terpencil tadi, nekat merantau, ke kota besar Surabaya, walaupun dengan resiku, harus ngemper di samping gudang untuk berteduh, mencari sampah di Keputih Sukolilo, dan menjadi kuli batu untuk mempertahankan hidup, itu saya kerjakan dengan penuh suka cita dan gembira.
Bahkan makan hanya dengan lauk sambal dan sayur kangkung setiap hari, (kangkungnya mencari di sawah sebelah), kadang sarapan hanya dengan ubi rebus (itu kalau ada), atau nasi aking (karak atau nasi bekas yg di keringkan) itu sudah sangat menyenangkan kala itu.
Tidak pernah bermimpi makan dengan lauk tempe, sayur padang atau makan daging, itu hanya mimpi untuk orang-orang gedongan.
Makan dengan lauk ikan asin pun selama lebih 3 tahun, saya belum pernah merasakannya ketika masih sekolah SMK dulu, bahkan tidak jarang makan hanya dengan sambal tanpa sayur, hanya dengan garam saja.
Tapi nikmatnya luar biasa, karena hanya 1 harapanku, yakni bisa sekolah sampai tamat, seperti orang-orang gedongan sana, harapku.
Tekadku, sekolah sampai lulus tanpa meminta-minta, dan dengan jerih payah sendiri, kendati baju sekolah harus beli di pasar loak gembong, dekat pasar krampung, Surabaya, sepeda angin juga mencari yang bekas, di daerah pasar gembong juga.
Kendatipun putihnya baju bekas, tidak seputih baju seragam milik teman-teman sekolah saya, namun semangat dan tekad saya tidak mau kalah.
Iya, dengan pakaian bekas, sepeda angin bekas, ku kayuh sampai sekolah setiap hari.
Namun, aral melintang tak bisa di tolak, sepeda yg menyemangatiku pergi ke sekolah, di pinjam teman dan di hilangkan.
Duuh gustiiiiii ??
Umur 14 tahun sudah harus berpikir keras, bagaimana bisa bertahan dengan keadaan dan kondisi yang ada.
Ternyata, sepeda hilang itu bukan satu-satunya cobaan yang saya alami, masih bertubi-tubi rintangan dan cobaan yang menimpaku.
Cobaan anak urban yg dulu sekolahnya tidak pernah pakai sepatu, bertelanjang kaki, buku 1 untuk beberapa mata pelajaran, dan ketika pulang sekolah, buku sekolah di masukkan dalam baju, juga sebagai penggajal perut yang kelaparan, disamping karena memang tidak punya tas sekolah.
Akan tetapi Allah SWT memang Maha Pemurah, kuli batu dan pencari sampah tadi kini telah beranjak dewasa, telah bisa menjadi Developer/pengembang Perumahan, Kontraktor dan beberapa bisnis yang lain.
Maka jangan berkecil hati para pencari sampah dan buruh kasar, Anda juga berhak untuk kaya, sukses layaknya orang-orang sukses lainnya.
Tamyiz Sukses KSW #20 Jatim.
WA KSW 0811113139