By Ikhwan Abdullaah, KSW #16 MTR
WA KSW 0811113139
Bismillahirrohmanirrohiimm…
Tgl 3 Juli saya jemput anak2, berlima dan si kecil yg paling ganteng di antara semua embaknya tak mau ketinggalan. Ibunya tetap di rumah Nenek (ibu istri) mau temani ziarah ke besan barunya di Jawa.
Alhamdulillah setelah melewati 2 lautan, diselingi jalan2 ke pantai pada siangnya, bisa tiba di rmh jm 2 malam, dlm kondisi pulsa listrik habis.
Akhirnya beli pulsa dulu, bersih2 rmh dulu krn kotor, khadimat mudik.
Mau tidur malas, takut lewat, krn jm 5 hrs bangun dan langsung berangkat kerja.
Akhirnya sempatin buka wa group KSW, ada 30 unread, baca satu persatu isinya pengalaman berramadhan dan lebaran…
Kusimak, kubaca, ada ketawa ada menangis haru, dan tak bisa kubendung lg air mata ini saat baca wa Pak Arif, jadi ingat ortu yg udah 2 thn lebih ndak ketemu, ndak pulang mudik, dan mereka ngarep2 kita pulang krn thn ini ingin berangkat haji..
Melihat cerita semua teman, berakhir heppy ending walaupun byk ujian di awal, tpi krn istiqamah, dan kompak suami istri, semua bisa dilewati dg baik dg bingkai ketaatan kpd Allah dan kesederhanaan…
Allahu Akbar..
Betul2 keluarga Islam idaman…sungguh merasa ikut berbahagia dan iri sekali saya ini.
Sedang saya…apa yg tersisa di Ramadhan saya kali ini. Ingin saya cerita tp ini aib klrga, klopun bercerita krn berharap doa dr para saudara yg telah mantap berhijrah dan diberikan jalan hijrah by Allahu Ta’ala.
Lebaranku kali ini adalah lebaran tanpa permohonan maaf dari istriku… ??.
1. Sudah hampir setahun ini hubungan dg pasangan kurang baik, bhkan ancaman cerai selalu membayangi, hanya karena anak2 yg mulai besar2 dan mulai tahu adanya masalah ayah-bundanya, yg membuat saya kuat bertahan. Dan kami bisa menutup rapat kondisi hubungan kmi ini dr ortu dan saudara2 Kami.
2. Saya pekerja, istri bekerja, kmi berdua punya kegiatan di luar kerja, kegaitan positif, tapi sy merasa tdk berefek pd positifnya bahagianya rumah tangga. Makin lama usia pernikahan kAmi, makin ndak jelas arahnya, tdk ada lagi komunikasi yg baik, apalagi saling support beribadah kpd Allahu Ta’ala. Kayaknya pangkalnya adalah dosa riba yg sy lakukan, rumah hasil riba, motor hasil riba, accessories rmh hasil riba, jalan2 naik pswt, tdr di hotel gesek pke krtu riba, Semua akad riba, bhkan dftar naik hajipun ikut dana talangan.
Pernah tobat KK, tapi hnya sebentar, niatnya setiap ada tagihan akan bayar, jd ndak ada bunga, tapi itu khan rencana manusia, Allah punya rencana, akhirnya tagihan KK ndak bisa full bayar, mulai ada bunga dan bayar riba. Ditambah ada bank yg kasih KTA, ikut alasan emergency, alasan hanya utk menenangkan hati, jd tahu ilmunya tapi dilanggar, ini dosa yg lebih keji.
Akhirnya semua pinjaman ndk jadi apa2, bonus kerja amblas tak berbekas, gaji bulanan ndk tersisa, yang ada adl cicilan dan dosa2, kita disibukan dg kegiatan kita tanpa memperhatikan kebutuhan pribadi kita pasangan masing2, miskin perhatian, miskin belaian, miskin ibadah, miskin komunikasi…
Betul Allah buat kita sibuk tak berujung, shg menelantarkan hak masing2, hak anak2, timbul percekcokan, dan mulai ada fitnah, karena merasa kesepian.
3.Lalu bertemu dg SMHTR, diikuti PBTR, tapi sendirian, pasangan ndak mau. di situlah berawal, betul2 Insya Allah sadar bahaya riba, lewat seminar Pak Samsul, padahal sering jg ikut kajian ilmu ttg bahaya riba tp nggak nendang. Betul2 sy baru sadar, bhwa Riba telah meluluh lantakan segalanya, tinggal keluarga yg blm, hampir dan makin di pinggir jurang, mohon doanya semoga tidak.
3. Pasangan mati2 ndak setuju, soal memacetkan, takut ada plang sita malu diketahui byk org dll.
Masih sendiri berjuang anti riba, di saat kondisi keluarga sudah tdk harmonis.
2. Masuk Ramadhan, berharap besar sbg moment perbaikan diri, terus berdoa, moment rujuk dg pasangan, tp tampaknya dia blm terima, sy sahur lebih sering siapkan sendiri dibantu anak2, buka jg dmkian, semua disiapkn sndiri, psngan cuek saja, disindir lewat wa, hnya dibaca.
Berharap saat 10 hari terakhir bisa komunikasi lebib intens, ternyata tdk, dia pamit duluan ke rmh ortu, krn ada urusan penting, okelah msh terhibur sama anak2. Yg paling besar nelpon, ada kbr gembira dia sudah khatam bacaan AlQuran saat Ramadhan.
Membuat hati jg ingin setelah 17 th menikah, kayaknya hampir ndk pernah khatam, berbeda saat masih lajang dulu yg selalu bisa selesai hingga khatam.
Lebaran hampir tiba, ortu sms minta pinjaman uang dikembalikan, duh… mau lebaran tp krn udah janji ya akhirx ttp trnsfer, lalu ibu bercanda ingatin THR, akhirx kluar uang THR, dan mau gak mau sisihkan jg utk mertua dan ortu angkat, lalu melihat saldo ATM, uang tinggal utk berangkat ongkos antar anak2 pulang ke rmh neneknya.
3. Moment libur 4 hr lebaran antar anak2 5 org, alhamdulillah bisa ikut itiqaf walau cuma 24jm pada siang dan mlm ke-29. Dan bisa tuntaskan khataman quran yg bersisa 16 jz sebelumya.
Alhamdulillah 24 jm-15 jz, dan khatam..
Allahu akbar.
4. Lebaran tiba, anak2 kompak bajunya warna coklat muda. Sdh dibelikan ibunya.
Setelah pulang dr Masjid, spt biasa saling minta maaf, semuanya, tapi tidak utk istriku, dia ndak mau ucapin duluan, pas sy sindir, Ayo Ibu ndk minta maaf sama Ayah, tersenyum kecut sj, akhirnya sy yg minta maaf, tp ndak dijawab, datar saja.
Ya Allah, doaku blm dikabulkan.
5. Tp sy tetap brharap dan berdoa semua akan berakhir bahagia, apalagi melihat coretan anak2 yg ditempel di dinding tangga kami, setiap melintas akan terbaca kreativitaa mereka, goresan hati mereka yg ingin keluarganya tetap utuh, Ya Allah selamatkan keluargaku ya Allah, coret mereka di dinding.
Satu persatu membuat karya tanpa kecuali, membuat hati ini tambah yakin untuk tetap bertahan dan tidak menyerah. Agar istriku membukakan pintu maafnya untukku, Allah mengembalikan istriku.
6. Sekarang ada kesempatan mendapatkn dana utk bayar semua hutang2 riba, syaratnya ikut program efisiensi di kantor, saya mau, tp istri menentang gak setuju.
Sementara aset rumah blm laku2.
6. Hubungan kami seolah baik2 saja, nelpon, wa, tapi klo ketemu, jarang tegur sapa, dia lebih suka diam di kamar.
Dia mau konsultasi dg Ustadz di Jawa perihal pola hubungan kami, saya sangat senang malah, semoga dia bisa tercerahkan..
6. Terakhir mohon doa, agar Allah menyatukan keluarga kami kembali, agar Kami bisa melunasi hutang2 riba Kami dan hutang2 kami yg lain…
Betul2 menguras pikiran dan membuat semuanya hancur…
Semoga Allah melihat bahwa taubat saya sungguh2 ndak mau meriba lagi…