©AmirMTR.
Sahabatku, inilah kisahku. Bisa jadi cerita Andapun tak jauh beda. Kisah menjadi orang tua yang tidak mengerti hakekat menjadi orang tua.
Kami jalani kehidupan menjadi orang tua sebagai mana orang kebanyakan menjadi orang tua. Menikah dan memiliki anak, berkerja dan bekerja dengan alasan memenuhi tuntutan kewajiban.
Benar sahabatku bekerja adalah kewajiban. Akan tetapi ada kewajiban lain yang ditinggalkan oleh para orang tua saat ini. Apakah itu…? Yaitu pembelajaran menjadi orang tua.
Begitu pentingkah belajar untuk menjadi orang tua? Jawabannya penting banget.
Coba perhatikan saat seorang arsitek ingin menghasilkan satu karya rumah yang elok, bukankah ia harus melalui proses pembelajaran yang cukup lama?
Lalu bagaimana pula bila orang tua ingin memiliki putra-putri sesuai idamannya? Yaitu putra dan putri yang shalih dan shalihah. Bagaimana kalau ia tidak tahu ilmu bagaimana menjadi orang tua yang benar bagi putra-putrinya?
Yuuk, kita introspeksi bersama dengan menjawab pertanyaan berikut : “Sebagai orang tua, sudahkan kita belajar menjadi suami untuk istri kita sebelm menikah? Begitu juga sebaliknya, sudahkah belajar menjadi istri bagi suami kita sebelum menikah? Dan secara bersama sebagai pasangan hidup, sudahkan kita belajar menjadi orang tua sebelum menikah? Kemungkinan besar, mayoritas menjawab belum..
Ada satu catatan menarik dari kisah sahabat pembelajar “Smart Parent Institute (SPI)”. Beliau adalah Muhammad Mansur, ST, orang tua pembelajar kelas SPI reguler batch#7. Beliau membuat catatan apik bagaimana menjadi orang tua yang pembelajar. Berikut catatannya.
“Mendampingi anak itu bukan di belakang atau di depannya. Tapi ada di sampingnya. Agar kita selalu siap menyamakan langkah.”
Kutipan yang menarik karena tak jarang kita (orang tua) tidak menyamakan langkah bersama anak-anak kita.
Tak ada waktu….Beda jaman….Beda generasi….Beda usia.
Dan seguuudang alasan, membuat kita, tak terasa, memiliki jarak dengan mereka. Dengan anak-anak yang kini telah beranjak dewasa. Dan jarak itu akhirnya menjadi jauuh…sekali.
Mereka tak lagi bermain dengan kita. Mereka tak lagi merengek pingin ikut kegiatan pengajian atau arisan kita. Bahkan sudah mulai tidak makan bersama kita lagi…
Padahal, seiring bertambahnya usia mereka, pendampingan itu tetap harus ada. Hingga anak-anak itu menampakkan kesiapan terjun di lautan kehidupan.
Sebagai orang tua, kita mesti selalu bersiap agar tak tertinggal langkah atau mendahuluinya. Bekali diri dengan ilmu, jangan pernah bosan jadi orangtua pembelajar. (Zulia Ilmawati)
Yuk kita coba..Menjadi pendamping terbaik bagi anak-anak kita.
Yuk kita coba..Sedikit demi sedikit belajar memahami mereka, menjadi orangtua pembelajar yang paham bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya sekolah.
Yuk kita coba…Memperkecil jarak dengan generasi kita, menjadi teman terbaik bagi mereka, menikmati peran penting diri kita sebelum mereka meminang atau dipinang oleh masa depan.
Mungkin Anda beralasan, tidak ada waktu untuk sekolah lagi.. tak ada sekolah untuk menjadi orang tua yang baik.
Lalu harus gimana? Tetap belajar dan istiqomah dlm ketaatan! Being great parents!!
Apakah Anda ingin berkomitmen menjadi orang tua pembelajar? Segera manfaatkan moment pembelajaran Smart Parent Institute Fundamental Bogor, 27-28 Juli 2019.
Hubungi 0811 181 829
BarakAllahu lanna walakum jami’an
Wassalamu’alaykum warrakhmatullahi wabarakatuhu