“Yang kita sukai belum tentu baik, dan yang kita benci belum tentu buruk menurut Allah.”
Begitu juga, menang itu belum tentu mendatangkan tumpahan kebaikan, dan kalahpun belum tentu serta merta sebagai tanda akan hadirnya bermacam keburukan.
Yang terbaik itu adalah ketika kita bisa meyakini dan menerima dengan ikhlas dan lapang dada, bahwa apapun yang terjadi terhadap diri kita, merupakan sesuatu yang yang sudah digariskan serta menjadi ketetapan Allah SWT. Hal ini memang mudah diucapkan, tapi sungguh sulit untuk dilaksanakan
Baik atau buruknya suatu masalah yang kita hadapi, semuanya tergantung cara pandang serta cara kita menyikapinya.
Karena baik menurut pendapat kita, boleh jadi buruk menurut Allah. Dan begitu juga, sesuatu yang buruk menurut pikiran kita, boleh jadi menurut pandangan Allah SWT, adalah sesuatu yang sangat baik bagi kehidupan dunia dan akhirat kita
Lalu bagaimanakah sikap yang paling baik terhadap masa depan negeri ini, pasca keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)?
Biasa sajalah, karena keputusan tersebut boleh jadi sesuatu yang baik bagi nasib bangsa ini kedepan..
Masih ingat fitnah yang terjadi pada bunda Aisyah, yang dituduh berselingkuh dengan sahabat Syofwan saat tertinggal dalam satu perjalanan pulang ke Madinah? Pada akhirnya, kejadian tersebut membuat Rosulullah SAW semakin tahu, mana orang-orang di sekelilingnya yang benar-benar sahabat setia, dan mana pula yang menjadi bagian kaum munafikun dan kafirun.
Kita juga tidak pernah tahu rencana Allah. Boleh jadi keputusan yang dikeluarkan MK, adalah salah satu cara Allah untuk membuka tabir, siapa sesungguhnya para politisi dari pihak nol dua, yang benar-benar berjuang demi kepentingan rakyat atau hanya berjuang bagi kepentingan pribadi dan partainya.
Kita lihat saja setelah pembubaran koalisi partai pendukung nol dua. Dari sana akan jelas perbedaan antara orang-orang jujur yang berjuang demi masyarakat melalui adanya perubahan. Dan mana pula orang-orang bertipe pengkhianat nurani rakyat, yang akan dengan mudah beralih melangkahkan kakinya, sembari merapat ke kubu yang dimenangkan MK. Bisa saja mereka berdalih,”Begitulah lautan dunia politik, selalu ada gelombang dan dinamika.” ( pret !! )
Saudaraku, biarkanlah mereka di kubu sebelah menikmati “dimenangkan” dan berpesta dengan gelar juaranya.
Begitu banyak kemenangan yang terjadi pada para penguasa di dunia ini, pada saatnya Allah membuka tabir, semua itu hanya menjadi kemenangan semu yang sangat menipu..
Ya.. itulah kemenangan yang kelak akan mengantarkan orang-orang yang terlibat di dalamnya, hanya menjadi butiran-butiran hina dan tak berharga . Yang justeru di hari perhitungan nanti, akan sangat menyesali serta menangisi kemenangan yang dulu dielu-elukan dan dibanggakannya!
Bangkinang 0,33 Juli 2019