• Latest

Lebih Ikhwah Daripada Kita

21/12/2016

Keberpihakan

04/11/2020

Kafir setelah Beriman

04/11/2020

PBTR (2), Saatnya Situasi Berbalik Mendukung Proses Lunas Utang

02/11/2020

Utang Lunas 4 Bulan Pasca PBTR Pertama

02/11/2020

Syaiful Hidayat, Berkah Lunas Utang Miliaran untuk Orang Tua

31/10/2020

Renungan Maulid Nabi Muhammad SAW

30/10/2020

Reaksimu, Bukti Cintamu pada Rasul

30/10/2020

PBTR (1), Level Teknis Pembelajaran Lunas Utang

02/11/2020

Menjadi Pejuang yang Dicintai Allaah

27/10/2020

Belajar Menjala Matahari sambil Merunduk ke Bumi

27/10/2020

Azzam Lunas Utang Miliaran Terkabul Setahun 22 Hari

26/10/2020

Iman dan Taqwa, Kunci Solusi Problema

26/10/2020
Senin, April 19, 2021
Masyarakat Tanpa Riba
  • BERANDA
  • MTR MILIARDER CLUB
  • LUNAS UTANG MILIARAN
  • BUKU MERAH
  • EVENT
    • All
    • BeMiMS
    • CCKU
    • MBUBB
    • PBTR
    • SMHTR
    • SPI
    • TTFM

    PBTR (2), Saatnya Situasi Berbalik Mendukung Proses Lunas Utang

    PBTR (1), Level Teknis Pembelajaran Lunas Utang

    Mendidik Generasi Pembuka Roma

    New Normal, atau Kembali ke Hukum Syara?

    Misteri ASI dan Karakter Kesatria Agung

    KALAU BISA MELIPATGANDAKAN PENGHASILAN,..

    AFTER BDO FREE, SO WHATS NEXT…

    Becoming Master in Marketing and Selling

    MELUNASI UTANG TANPA BAYAR RIBA

    Saat Umara Terjerat Utang Riba

    Trending Tags

    • HUBUNGI KAMI
    No Result
    View All Result
    • BERANDA
    • MTR MILIARDER CLUB
    • LUNAS UTANG MILIARAN
    • BUKU MERAH
    • EVENT
      • All
      • BeMiMS
      • CCKU
      • MBUBB
      • PBTR
      • SMHTR
      • SPI
      • TTFM

      PBTR (2), Saatnya Situasi Berbalik Mendukung Proses Lunas Utang

      PBTR (1), Level Teknis Pembelajaran Lunas Utang

      Mendidik Generasi Pembuka Roma

      New Normal, atau Kembali ke Hukum Syara?

      Misteri ASI dan Karakter Kesatria Agung

      KALAU BISA MELIPATGANDAKAN PENGHASILAN,..

      AFTER BDO FREE, SO WHATS NEXT…

      Becoming Master in Marketing and Selling

      MELUNASI UTANG TANPA BAYAR RIBA

      Saat Umara Terjerat Utang Riba

      Trending Tags

      • HUBUNGI KAMI
      No Result
      View All Result
      Masyarakat Tanpa Riba
      No Result
      View All Result
      Home Umum

      Lebih Ikhwah Daripada Kita

      in Umum
      3 min read
      249
      0
      Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

      Oleh: Baba Ali
      (http://alimargosim.blogspot.co.id)

      Suatu ketika si Udin bertanya, “Ustadz, kenapa ya setiap kali orang china buka usaha, usahanya relatif sukses, cepat besar dan maju?”

      RelatedPosts

      Insan O,5

      Masyarakat Tanpa Riba Makin Nyata

      Cerita Lunas Utang & Bebas BDO dari Bukittinggi

      Si Ustadz terdiam, kemudian menjawab dengan raut wajah sedih, “Akhi, mereka lebih ikhwah daripada kita.”

      “Afwan ustadz, maksudnya apa ya?” Celetuk si Udin dengan raut muka bingung.

      Pelan-pelan, Si Ustadz berusaha menjelaskannya dengan runtut.

      Saudaraku, setiap pekan kita bertemu dalam majelis yang bernama halaqah. Setiap pekan kita membahas bab-bab ilmu. Setiap pekan kita memutaba’ah amalan-amalan da’awi kita. Kesemuanya itu dalam rangka menjaga dan memperkuat ukhuwah. Namun rupanya, itu semua masih belum cukup. Kita masih kalah ikhwah dengan mereka. Mungkin bab Al-Wala’ wal Bara’ perlu dijadikan kajian wajib setiap pekannya sebelum membahas yang lainnya. Atau mungkin kita perlu liqo’, utsar, setiap malam agar bisa menandingi mereka dalam hal ukhuwah.

      Tahun 2005, saya berkenalan dengan saudagar asal Padang di Jakarta. Saya diundang ke rumahnya, kami pun bertukar pikiran. Satu hal yang saya catat, Beliau bilang, “Orang china di sini (di Jakarta), saling tolong menolong.

      Sekitar tahun 2006, saya sering silaturahmi ke tempat Etek (bibi) di Indramayu. Para pedagang asal Padang beberapa kali bilang ke saya, “Orang china di sini persatuannya sangat kuat. Prinsip kekeluargaannya sangat bagus.”

      Tahun 2008, tanggal 19-21 desember, saya mengikuti seminar bisnisnya Tung Desem Waringin (chinese) di Hotel JCC, Jakarta. Peserta yang hadir saat itu tidak kurang dari 7.000 orang. Kehadiran saya saat itu tidak semata-mata karena ilmu yang akan disampaikan , tetapi juga untuk mengobati rasa penasaran saya selama ini. Apa betul orang china itu lebih ikhwah daripada kita.

      Ternyata, apa yang saya lihat semakin menguatkan omongan banyak orang selama ini. Hampir 75% peserta yang hadir adalah orang china. Tua, muda, dan bahkan anak-anaknya juga dilibatkan. Menariknya lagi, mereka tak obahnya seperti tim supporter sepak bola. Dimana-mana training yang saya ikuti, pembicaranya yang bersemangat. Namun saat itu, saya susah membedakan, ini yang lebih bersemangat pembicaranya atau pesertanya. Saya sempat berpikir, mungkin mereka yang 5200-an orang ini adalah teman-teman liqo’an Pak Tung.

      Lanjut. Kami yang 25% (pribumi) terbawa suasana. Mereka teriak, kami pun jadi ikut-ikutan teriak. Mereka tepuk tangan keras, kami pun ikut-ikutan sampai telapak tangan kami memerah.

      Saat pertengahan dan diakhir sesi selalu diselingi dengan penawaran-penawaran produk. Semua produk yang ditawarkan labelnya china semua. Buku-buku yang penulisnya Koh-Koh, baju, cendramata, seminar dan training dengan pembicaranya juga para Koh-Koh. Dan, semuanya laku keras.

      Sepulang dari training tersebut, saya menyimpulkan bahwa mereka sudah khatam QS. 3:103, QS. 49:10 dan 13, QS. 5:2, QS. 8:72.  Saya kira tidak berlebihan, bahwa mereka lebih memahami ayat-ayat tersebut daripada kita. Mereka telah berhasil membangun pasar anshar. Mereka lebih memahami makna ukhuwah dalam tatanan sosial.

      8 tahun telah berlalu. Keberadaan 9 Naga, polemik Ahok dan drama yang diperankan Harry Tanoe, membuat saya tidak mampu mengubah kesimpulan saya diatas.

      Seorang dosen penguji yang adil, sudah pasti meluluskan disertasi mereka tentang Al-Wala’ wal Bara’ dengan nilai mumtaz. Tentu dalam cakupan keyakinan mereka. Bagaimana dengan kita ikhwah? Sudahkah kita pantas lulus dalam bab Al-Wala’ wal Bara’? Sudahkah kita loyal pada saudara kita sendiri?

      Kita masih sering membanggakan orang lain daripada saudara kita sendiri. Kita sering memberikan pemakluman atas keburukan orang lain, dan tidak bisa memaklumi saudara kita sendiri. Kita masih cenderung memilih produk orang lain, sementara dalam waktu yang sama saudara kita juga menjualnya.

      Ada seorang penulis buku yang dibully habis-habisan oleh pembacanya. Saat utsar, teman-temannya pada bilang, “Kami jadi penasaran, apa isinya buku antum.” Sang penulis balik bertanya, “Owh, antum baru pulang dari planet mars ya?”

      Kita kalah jauh dengan mereka. Hari ketiga ba’da launching buku Financial Revolution Pak Tung, langsung terjual 10.000 eksemplar. Begitupula halnya dengan buku-buku Andre Wongso, sepekan pertama ribuan eksemplar langsung habis terjual. Apa rahasianya? Marketingnya bagus? Nggak juga. Promosinya bagus? Masih banyak yang lain yang lebih bagus. Jaringannya bagus? IYA. HAMPIR SEMUA ORANG CHINA BELI BUKUNYA PAK TUNG, BELI BUKUNYA ANDRE WONGSO. Mereka memiliki jaringan komando yang kuat, tertata dengan baik. Ini rahasianya!

      Sekiranya Pak Tung jualan daster, maka hampir semua ibu-ibu bermata sipit beli dasternya. Jikalau Pak Andre Wongso jualan bakmie, maka dipastikan hampir semua orang china beli bakmienya.

      Lanjut. Para bos yang punya perusahaan mewajibkan karyawannya beli buku pak Tung, bukunya Andre Wongso. Semua karyawannya diwajibkan ikut seminar dan pelatihan Pak Tung dan Pak Andre. Mereka persilahkan Radio, Televisi, dan surat kabar, serta majalah yang mereka miliki untuk mengorbitkan Pak Tung dan Pak Andre.

      Inilah ukhuwah. Itulah Al-Wala’ terhadap saudara seiman. Bagaimana dengan kita?

      Mari kita belanja di warung saudara sendiri. Sukseskan usaha saudara kita sendiri. Tatkala usaha saudara-saudara kita berkembang, dan maju, maka insyaAllah akan bermanfaat bagi dakwah ini. Dakwah ini membutuhkan dana besar. Dan, dana besar itu kantongnya dibangun dari usaha-usaha yang maju.

      Di tangan ikhwah, uang yang kita belanjakan itu insyaallah berkah—bernilai ibadah. Sebab, digunakan untuk kebaikan dan dakwah itu sendiri. Sementara di tangan orang-orang yang membenci agama ini, uang-uang yang kita belanjakan akan dimanfaatkan untuk menodai aqidah kita sendiri. Lihat QS 2:120

      Wallahu alam bisshowab!

      Silahkan share untuk kemajuan kader

      Get real time update about this post categories directly on your device, subscribe now.

      Unsubscribe

      Related Posts

      Umum

      Insan O,5

      12/10/2020
      1.5k
      Umum

      Masyarakat Tanpa Riba Makin Nyata

      08/10/2020
      1.7k
      Umum

      Cerita Lunas Utang & Bebas BDO dari Bukittinggi

      07/10/2020
      1.6k
      Umum

      Lelah Boleh, Menyerah Jangan!

      01/10/2020
      1.6k
      Next Post

      HIJRAH

      Discussion about this post

      Subscribe Channel MTR TV

      • Trending
      • Comments
      • Latest

      MELUNASI UTANG TANPA BAYAR RIBA

      16/08/2019

      Becoming Master in Marketing and Selling

      19/09/2019

      KALAU BISA MELIPATGANDAKAN PENGHASILAN,..

      18/11/2019

      Terbebas dari Riba Setelah Bergabung di KSW

      0

      Rumahnya mau disita dan dilelang bank, Padahal ini bank Syariah

      0

      ADAB KE-DUA KAMPOENG SYAREA WORLD (KSW)

      0

      Keberpihakan

      04/11/2020

      Kafir setelah Beriman

      04/11/2020

      PBTR (2), Saatnya Situasi Berbalik Mendukung Proses Lunas Utang

      02/11/2020

      Copyright © masyarakattanpariba.com

      No Result
      View All Result
      • BERANDA
      • MTR MILIARDER CLUB
      • LUNAS UTANG MILIARAN
      • BUKU MERAH
      • EVENT
      • HUBUNGI KAMI

      test

      Login to your account below

      Forgotten Password?

      Fill the forms bellow to register

      All fields are required. Log In

      Retrieve your password

      Please enter your username or email address to reset your password.

      Log In