© MY 05062019
Sebulan tak terasa, Ramadhan pun berlalu. Hari yang mulia sudah kita lewati.
“Selamat Idul Fitri. Taqoballahu minna wa minkum.” Begitu kita menyambut hari kemenangan itu dengan sukacita.
Namun ketika Idul Fitri dirayakan secara MASSIVE lewat SMS, WA, dan MEDSOS saja tanpa tatap muka, maka itu adalah bencana.
Keberkahan multidimensi yang TERSTRUKTUR itu, akan hadir saat silaturahim terjadi secara fisik dan tatap muka langsung.
Anda akan tahu secara SISTEMATIK cerita nikmatnya opor dan ketupat lebaran. Bahkan mendengar sendiri tentang dahsyatnya perlawanan mereka yang rela dipenjara demi syariat. The Untold Story yang tidak akan Anda temukan di manapun kecuali lewat tatap muka.
Brutal copas sana-sini bahkan hoax, seolah telah berempati dan berasa ikut mengubah keadaan? Come on !!! Hadir dan datangi mereka, itu essensi real dari tatap muka.
Sihir pembodohan terstruktur berbungkus lebaran sedang berlangsung sistematik. Ia hanya akan kalah dalam keberkahan silaturahim yang masif.
Anda saat ini mungkin sedang duduk santai sambil menghabiskan cemilan, bisa jadi ikut tertidur dalam acara sihir pembodohan tersebut. Sementara persoalan umat makin menumpuk.
Sebagian bergembira disihir dalam tarik tunai uang kertas yang hanya 5% itu. M-banking, e-transaksi, jadi kalkulator rekening agar terlihat mudah, padahal sedang dibohongi.
Sadar ‘gak sih?