Cerita Kambing Kurban dan “Tukang Roti” yang Lunas Utang Miliaran

0
492

Moment Iedul Adha seperti sekarang, selalu menjadi kenangan khusus bagi H. Hidayat, brand owner “Roti Kota” yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan.  3 tahun silam, terjadi sebuah peristiwa yang menjadi wasilah untuk hijrah bersama MTR hingga selesailah masalah utangnya yang 1,5 miliar.

Ceritanya begini. Beberapa hari menjelang Iedul Adha 2017, Hidayat melihat anak keduanya yang  waktu itu masih kelas 2 SD, ikut menuntun kambing korban milik tetangga.  Masing-masing anak tetangga menuntun satu kambing dan hanya anak Hidayat yang tidak memiliki kambing untuk dibawanya sendiri.

“Waktu mendengar obrolan mereka, hati saya perih. Berapa sih harga seekor kambing, paling Rp 3 jutaan, tapi kenapa saya tidak mampu membeli yang hanya setahun sekali. Padahal tiap bulan, mau nggak mau, saya harus bisa bayar cicilan Rp40-Rp50 juta. Termasuk kartu kredit,” kisah Hidayat kepada Mas Budi Sulistyo dari KSW.

Yup, di tahun 2017 itu, cicilan utang Hidayat sudah berkisar Rp40-Rp50 juta/bulan, untuk utang yang akumulasinya sekitar Rp1,5miliar.

Pada level itu, Hidayat merasa mulai terjangkit salah satu syindrome tabiat buruk utang; ia mulai kecanduan utang. Dari cicilan Rp7 juta/bulan, utangnya terus merangkak hingga level cicilan  Rp50 juta per bulan. Sebabnya apalagi kalau bukan tergoda iming-iming naik plafon dari bank tempatnya meriba.

Seperti halnya para pengutang, tiap bulan Hidayat selalu dagdigdug kalau hampir sampai waktu tenggat pembayaran cicilan pokok  lengkap dengan ribanya. Kadang karena lebih mengutamakan cicilan bank, SPP anaknya terabaikan.

“Hampir sama seperti teman-teman MTR yang lain, penampilan seperti punya uang banyak, tapi sebenarnya uang cash tidak ada. Saat anak mau ujian, baru pusing luar biasa,” ujarnya.

Dari peristiwa tersebut Hidayat berfikir, jangan-jangan ada yang salah dengan cara hidupnya. Ia merasa, semakin membesar usahanya, ternyata bukannya semakin makmur. Yang ada malah hidup semakin tidak tenang dikejar-kejar cicilan yang semakin besar.

Cari-cari info, akhirnya bertemulah Hidayat dengan MTR. Ia pun nekat ikut seminar terdekat yang digelar di Bandung. Padahal sebelumnya, ia sempat ditawari acara MTR di Jakarta, namun ia abaikan. “Orang lagi banyak utang disuruh bayar mahal,” kenangnya tertawa.

Di Bandung itulah Hidayat menemukan apa yang ia cari. Selain ilmu tentang solusi utang , ia juga mendapatkan support dan kebersamaan yang kuat dari sesama warga MTR untuk bersama-sama lepas dari jerat riba.

“Soalnya setelah tahu ilmunya, godaannya justru luar biasa. Banyak tawaran menggiurkan datang. Kalau sendiri ya dicaplok,” ujarnya tergelak.

Alhamdulillah periode itu sudah lewat. Melalui penerapan ilmu MTR, utangnya lunas semua. Ia merasakan nikmatnya hidup lepas dari utang.

Setelah lunas utang, Hidayay merasa bisnisnya jauh lebih baik. Roti Kota semakin berkembang.  Sempat merasakan mobil dijual, sekarang armada distribusi Roti Kota sudah bertambah  5 kendaraan operasional untuk mengantar  ribuan roti ke agen-agen.  Saat ini ia memiliki 30 karyawan, dengan kekuatan tenaga pemasar 200 orang penjual roti gerobak yang beredar di wilayah Jabodetabek.

Tak hanya perjalanan bisnisnya, Hidayat merasa kehidupan keluarganya juga lebih harmonis.Tidak ada lagi uring-uringan, tidak ada cerita istri marah-marah. Ia bahkan mendapatkan anugerah dari Allah yang  tidak pernah berani ia impikan. 2018 lalu, ia dimampukan untuk memberangkatkan haji satu keluarga besar. Lengkah bersama seluruh keluarga lengkap dengan kedua orang tua dan mertuanya. Tanpa antri.

Hidayat merasa mendapatkan banyak berkah sejak bergabung dengan MTR. Tak teman yang saling saling support, juga persaudaraan  berlandaskan aqidah yang sangat luas dari sabang sampai Merauke. Tak heran kalau istrinyapun selalu bersemangat untuk ikut acara-acara MTR.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here