Apa sebenarnya buku merah? Jika Anda mendapatkan pertanyaan seperti itu, terutama dari orang yang belum kenal Masyarakat Tanpa Riba (MTR) bagaimana menjawabnya?
Gampang, jawab saja buku ini adalah catatan perjalanan para pengusaha (yang tergabung dalam komunitas MTR) dalam usahanya untuk keluar dari belitan utang, dan….suksesss!
Tidak cuma berhasil sekadarnya, kebanyakan mereka mampu keluar dari problem itu dalam waktu singkat. Padahal jumlah utang mereka tidak main-main. Ada yang sampai ratusan miliar rupiah, dan tersebar di belasan bahkan puluhan titik riba.
Buku Merah kami susun berdasarkan pengalaman nyata para pengusaha yang tercatat sebagai warga ampoeng Syariah World (KSW) dan/atau Warga Kampoeng Masyarakat Tanpa Riba (K-MTR), cikal bakal Warga MTR kita sekarang. Isinya adalah berbagai cerita tentang “salah langkah” mereka yang telah telanjur mengembangkan bisnis melalui utang, hingga terjebak dalam belitan kusut masai utang. Mereka akhirnya mendapatkan jalan terang setelah bergabung dalam komunitas MTR, dan secara komunal bersama-sama dengan para pengusaha yang lain berkomitmen untuk mengembangkan usaha tanpa mengandalkan utang.
Kami kumpulkan kisah-kisah dan kesaksian mereka yang berasal dari postingan langsung atau respon saat berdiskusi masalah utang di grup-grup KSW maupun K-MTR. Baik di grup whatsapp (w.a.g), grup telegram serta grup Facebook. Sumber lain adalah apa yang kami dengar langsung dari perbincangan warga MTR saat mengikuti mengikuti Seminar Mengembangkan Harta Tanpa Riba (SMHTR). Juga dari diskusi-diskusi seru yang terjadi pada pertemuan tatap muka –temu warga SyaREA World maupun MTR, yang rutin diselenggarakan di seluruh pelosok negeri.
Berbagai pendapat dan pengalaman itu kami rekam dalam bentuk tulisan di buku merah. Dan untuk memperkuat azzam para pelakunya agar segera bangkit dan keluar dari jeratan utang, kami sertakan dalil-dalil dan ayat-ayat Al Qur’an serta hadist-hadist dari Rasulullah saw yang mulia untuk memperkuat pertanggungjawaban kebenaran buku ini.
Sengaja kami memakai diksi utang, agar Anda lebih mudah masuk dalam upaya penyadaran. Utang lebih mudah dipahami oleh semua pebisnis ketimbang kata riba yang masih mengalami pertentangan dan penolakan ketika kami sodorkan. Utang adalah sesuatu yang lumrah dilakukan hamper semua orang, namun definisi riba masih banyak yang belum paham kendati Allah sudah jelas-jelas melarangnya.
Awalnya Cuma 35 Halaman
Sejak pertama rilis, buku ini memang kami susun untuk merespon permintaan warga K-MTR yang memerlukan alat bantu dalam menyadarkan saudara-saudara lain yang masih mempertahankan kebiasaan buruk berutang. Selain menjadi sumber inspirasi penulisan, mereka jugalah yang dengan semangat jihad mendistribusikan buku merah hingga sampai ke tangan ratusan ribu pembaca.
Saat cetak pertama hampir tiga tahun silam, tepatnya di bulan Desember 2017, penampilan Buku Merah masih sangat bersahaja. Tipis, hanya setebal 35 halaman. Bandingkan dengan edisi terbaru yang kami cetak 15 Juni lalu yang tebalnya sudah mencapai 200 halaman. Maklum saja, dari cetakan ke cetakan, case study yang kami angkat dalam buku ini senantiasa bertambah seiring semakin banyaknya pengusaha yang berinteraksi dengan MTR dan bersedia berbagi pengalaman utangnya.
Sampai saat ini Buku Merah sudah mengalami 15 kali cetak ulang dengan tren yang terus meningkat. Edisi pertama hanya kami cetak sebanyak 500 exp, dan karena respon bagus, pada edisi kedua dan ketiga kami cetak sebanyak 3.000 exp.
Cetakan keempat sampai kelima kami naikkan menjadi 5.000 exp namun ternyata permintaan masih terus meningkat sehingga pada cetakan ketujuh kami beranikan menjadi dua kali lipat. Namun itupun ternyata belum bisa memenuhi banyaknya permintaan hingga mulai cetakan kesebelas kami cetak 20.000 exp.
Jumlah ini kami pertahankan sampai sekarang, hanya saja untuk memenuhi permintaan yang bertambah deras mengalir – apalagi setelah kami canangkan program “SEJTA BUKU MERAH”, durasi pencetakan kami perpendek dengan melibatkan lebih banyak percetakan yang kebetulan pemiliknya juga member MTR.
Kendati belum melakukan survey secara ilmiah, kami yakin orang yang telah terefek virus Buku Merah hingga kapok berutang sudah melampaui angka di atas 10.000. Perhitungan kasar saja, di KSW maupun K-MTR ada 80 wag yang rata-rata memiliki member sekitar 150 orang. Ditambah jumlah likers fanpage FB MTR, anggota grup FB MTR dan subscriber Youtube MTR yang sudah beranggotakan di atas 60.000 akun. Dan layak dipercaya, semua akun itu real karena aktif berinteraksi serta berbagi pengalaman utang.
Kami berharap dakwah melalui buku merah ini menggelinding seperti bola salju yang semakin besar, bahkan hingga ke pusat-pusat pengendali kebijakan public. Kalau perlu sampai ke pengendali negara yang kita ketahui bersama, dari tahun ke tahun tidak pernah lepas dari belitan utang yang berat.
Program “Sejuta Buku Merah”, adalah ajakan kami untuk bersama-sama membawa Indonesia merdeka dari penjajahan utang melalui ketahanan keuangan. Agar ke depan, anak cucu kita masih menikmati eksistensi Indonesia sebagai negara berdaulat sepenuhnya. Bergabung, yuk!