Bulan Ramadhan adalah bulan latihan untuk mengendalikan diri.
Seseorang yang terlilit utang, biasanya karena tidak bisa mengendalikan dirinya baik dalam hal konsumsi maupun “investasi” dan ekspansi.
Bagaimana kita atau dari mana kita memulai latihan mengendalikan diri agar bisa segera keluar dari jerat utang dan riba, silakan saksikan video di link ini;
????
Dua hari yang lalu saya memesan kurma premium kepada tetangga saya yang Bulan Ramadhan ini berjualan kurma.
Saya menyampaikan pesanan via WA ketika sedang menunggu Lula keluar sekolahnya. Jumlah pesanan & harga sudah disepakati dengan jelas.
Rupanya tetangga saya ini faham cutomer service exellence, karena begitu tiba di rumah, kurma pesanan saya sudah ada di meja makan. Padahal saya belum membayar kurma itu. Kurma diantar pas sesuai pesanan saya.
Dalam hati saya bergumam;
Jebakan riba nih…
Langsung saja saya ambil kurma itu seraya minta sediakan uang tunai ke nyonya untuk menemui tetangga kami di pelataran masjid dekat rumah. Uang saya bawa sesuai harga kesepakatan.
Setelah saya kembalikan lagi kurma itu kepadanya, lalu kita lakukan transaksi ulang. Hati saya jadi legaaa….
Pertanyaan saya untuk Warga KSW, mengapa saya berfikir adanya jebakan riba pada kurma yang saya pesan?
Silakan share pendapat Anda di sini ya. Jika ada nash/dalil, disertakan juga ya.
Apa saja jebakan riba yang bisa terjadi pada Bulan Ramadhan atau menjelang lebaran nanti?
Dalam tukar menukar 6 harta riba ada 3 kemungkinan yg terjadi
1. Menukar harta riba dgn harta riba sejenis seperti emas ditukar emas.
Untuk keabsahan akad ini dibutuhkan 2 syarat yaitu
a. Ukuran keduanya harus sama, berat atau volume
b. Serah terima kedua brg harus tunai di majelis akad
Jika syarat pertama tidak terpenuhi akad ini dinamakan riba fadhl dan jika syarat kedua tidak dipenuhi dinamakan riba nasi’ah.
2. Menukar harta riba dgn harta yg tidak sejenis tapi satu ‘illat, seperti menukar kurma dgn gandum, emas dgn perak
Untuk keabsahan akad ini dibutuhkan satu syarat saja yaitu serah terima brg harus tunai dan tidak disyaratkan ukurannya sama
Menukar 1g emas dgn 20g perak boleh dgn syarat tunai
Dan tidak boleh menukar 1g emas diterima skrg dgn 20g perak diserahkan pada keesokan harinya, ini riba nasi’ah
Boleh menukar 10kg gandum dgn 5kg kurma diserahkan dimajelis akad, jika 5kg kurma diserahkan keesokan harinya ini merupakan riba nasi’ah
3. Menukar harta riba dgn harta riba yg tidak sejenis dan tidak satu ‘illat seperti menukar kurma dgn emas.
Dlm akad ini tidak ada persyaratan harus sama ukurannya atau harus tunai. Maka boleh menukar 1g emas dgn 10g kurma tidak tunai, dgn cara uang emas/perak diserahkan di majelis akad dan kurma diserahkan pada keesokan harinya.
Berdasarkan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa salam.
“Rasulullah membeli makanan dgn cara TIDAK TUNAI dari seorang yahudi dan menggadaikan baju besi beliau kepadanya (HR. Bukhari)..
Step-up to the Next Level
By Samsul Arifin, KSW #Kaltim
WA KSW 0811-113-139
Sepanjang perjalanan ke Amuntai kemarin sore, kami melintas area rawa pada hampir setengah perjalanan. Namun saya tidak menyaksikan lagi rumah-rumah yang memanfaatkan arsitektur asli di daerah rawa, yaitu rumah-rumah panggung.
Yang saya saksikan, di kanan-kiri jalan bukit-bukit digali, diambil tanahnya untuk menimbun rawa di pinggir jalan. Rumah-rumah panggung itu sudah berubah menjadi rumah “modern” (pakai tanda petik, landed house
Saya bertanya-tanya kepada teman perjalanan saya:
Kenapa warga setempat atau pengembang setempat tidak memanfaatkan arsitektur asli, rumah panggung untuk membangun rumah atau perumahan? Mengapa mereka rela menggali bukit untuk mengurug, demi membangun rumah landed? Apa salahnya dengan rumah panggung?
Iya pak, dulu di sini tidak pernah banjir. Sekarang sudah langganan banjir Pak
Komentar Mas Ichsan, Warga KSW #11 sebagai tanda mengerti apa yang saya fikirkan
Hmmmm….
Fikirian saya jadi teringat Abang. Seorang pengembang property syariah terkenal yang sekarang sering menjadi pembicara pada seminar-seminar property.
Sore itu, Rabu, 25 Mei 2016 yang lalu, setelah Solat Jama’ Ta’khir Dluhur dan Ashar di masjid dekat bandara, kami langsung berkunjung ke lokasi proyek ke-dua milik Abang. Ketika tiba di lokasi, Abang heran melihat kami, saya dan Bu Dui Nasheer mengelus dada, sedih melihat hamparan 1 hektar tanah yang sudah hampir rata di-land clearing (cut & fill) di hadapan kami.
“Koq di-landclearing tanahnya Mas?” Tanya Bu Dui
“Iya Bu, agar gampang membangun rumahnya” Kata Abang.
“Sayang sekali, padahal lokasi ini bagus banget. Kontur dan pohon-pohonnya bisa bernilai sangat tinggi. Abang bisa membangun _masterpiece di sini.”_ Sayapun tak tahan mengomentari lahan yang sudah rata dengan tanah tersebut.
Hmmmm.
Cari gampang atau malas berfikir ya?
Kami tidak mau berlama-lama di lokasi itu, makin lama makin sesak dada ini. Menyaksikan lokasi yang sangat indah alam, kontur dan pepohonannya itu rata meninggalkan hamparan bumi yang terluka.
Dalam perjalanan menuju lokasi property lain milik Abang, saya teringat akan tulisan saya ketika pertama kali mengumpulkan para pengembang yang menjadi Anggota WAG SyaREA.
“Nanti akan saya posting lagi tulisan saya itu”
Saya Cuma bisa menerawang, membayangkan, mengapa banyak pengembang termasuk yang melabelkan diri pelaku property syariah, namun masih saja merusak lingkungan demi menanam besi beton di atasnya.
Sabtu, 4 Juni 2016 yang lalu, ketika Abang, hadir pada KSW Leaders Forum, saya kaget mendengar ungkapan pertama kali ketika bertemu saya sebelum acara dimulai:
“Menyesal saya Pak Samsul, kenapa kita tidak bertemu 2 (dua) bulan lalu”
“Kenapa Mas?” Saya penasaran
“Iya.. Lahan saya sudah kadung di cut & fill. Anda tidak saya lakukan land clearing, betul yang Pak Samsul bilang. Saya bisa membangun masterpiece property syariah di sana.”
Kalimat penyesalan itu meluncur begitu saja dari Abang, ketika saya tunjukkan bahwa ada banyak property yang dibangun dengan memanfaatkan kontur dan pepohonan yang alami. Properti-properti yang alami itu justru sangat bernilai tinggi dibandingkan dengan property yang pembangunannya diawali dengan proses land clearing.
Kata-kata “menyesal” itu rupanya masih terbawa di fikiran Abang selama acara berlangsung. Apalagi ketika pada KSW Leaders Forum itu yang dibahas adalah kontribusi sebagai seorang pengusaha. Bagaimana perusahaan yang tumbuh besar menjadi perusahaan paling bernilai di dunia ini ternyata melakukan banyak hal untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Penyesalan Abang terbukti dari testimoninya di akhir acara yang berisi kalimat ringkas, namun dalam maknanya.
_“Menyesal..!! Kenapa ngga dari kemarin????
Kenapa Abang begitu menyesal?
Jawabannya ada pada tulisan di bawah ini. Tulisan yang saya buat sebagai undangan bagi para pengembang Warga SyaREA untuk bertatap muka pertama kalinya.
Ketika itu WAG kita ini masih bernama SyaREA, Syariah REAL ESTATE Alliance, belum menjadi SyaREA World seperti sekarang ini. Silakan dibaca pelan-pelan, fahami kata per kata, kalimat demi kalimat. Judulnya MENEBUS DOSA PENGEMBANG
=== === === === ===
MENEBUS DOSA PENGEMBANG
Sambil mengetik tulisan ini, saya teringat ketika Tahun 1996, 19 tahun yang lalu saya terbang dari Jakarta menuju Jogjakarta. Saat itu, pesawat yang kami naiki, terbang rendah melintasi kawasan Bogor menuju Puncak, lalu ke Pantai Selatan Pulau Jawa. Dari jendela pesawat dengan sangat jelas saya bisa melihat pemandangan pegunungan di bawah.
Na’uudzubillaahi mindzaalik…
Menjerit saya ketika melihat ke bawah sepanjang Jalur Pucak, karena ternyata yang saya lihat bukan kehijauan pengunungan, tapi atap-atap bangunan diselingi tanah-tanah gundul yang hampir merata pada seluruh permukaan pegunungan di kanan kiri Jalur Puncak itu.
Pemandangan yang masih hijau hanya tersisa pada sebagian kecil kawasan perkebunan teh saja. Sudah “tidak ada” kawasan hijau di Puncak! Telah berganti hamparan bangunan dan lahan gundul. Itu 19 tahun yang lalu lho!
Dalam hati saya bergumam…
“Pantas.. ketika hujan, selalu ada banjir kiriman ke Jakarta..”
“Seperti ini rupanya hasil pembangunan itu…”
Waktupun belalu…
Hingga pada Tahun 2007 saya mulai meng-coach pengusaha pengembang (developer) property. Sejak saat itu saya mulai mengerti bangaimana sebuah (kawasan) perumahan dibangun.
Di luar persiapakan administrasi dan perijinan, yang umum mereka lakukan adalah pertama kali persiapan lahan. Yang dikenal dengan land clearing. Apa yang dilakukan pada fase ini?
Lahan akan dipersiapkan menyesuaikan dengan site plan yang telah dibuat. Umumnya para pengembangan akan mengurug (menimbun) dengan tanah pada lahan yang lebih rendah dari jalan. Atau mengupas tanah yang berbukit untuk diratakan. Persiapan ini dikenal dengan nama cut and fill.
Mengetahui fase ini saya hati saya menjerit lagi.
“Koq harus cut and fill sih.. Apa tidak bisa site plan menyesuaikan dengan kontur tanah?”
Saya juga selalu mengatakan hal itu kepada Coach Makbul, yang juga pemilik MATONhouse, setiap kali saya melihat pengembang melakukan cut and fill.
Dari sini saya mulai gak enak hati. Koq bisa? Mari kita baca Q.S. al Mulk ayat 3 dan 4 ini:
“… Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.”
Sesuatu yang telah ALLOOH ciptakan dengan seimbang, bumi yang seimbang, oleh pengembang diobrak abrik sesuai seleranya.
Apa artinya ini? Memangnya pengembang bisa membuat gunung? Menciptakan bukit?
Memangnya ALLAAH menciptakan bukit, menciptakan kontur tanah untuk dikupas? Memangnya kontur itu tidak ada manfaatnya?
Fase kedua setelah “meratakan”, mulailah pengembang itu membangun infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini bisa simultan dengan pembangunan rumah-rumahnya. Apa yang dilakukan pengembang pada fase ini? Mereka menutup tanah yang awalnya terbuka. Menutup dengan semen, beton dan atau aspal. Sehingga tiada lagi resapan air.
Air mengalir begitu saja mengikuti alur yang dibuat oleh pengembang. Terutama ketika hujan. Padahal, sekali lagi, ALLOOH telah menciptakan siklus yang seimbang.
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS Al Mu’minuun : 18)
Jika pengembang membangung cluster rumah seluas 5.000 meter saja. Maka setidaknya dia telah menutup resapan air seluas 4.000 meter atau lebih. Bayangkan! Bagaimana dengan pengembangan yang membangun kawasan sampai ratusan hektar? Berapa luas resapan air tanah yang ia tutup? Air hujan tidak menemukan tempatnya lagi. Betulkan ia memikirkan sampai hal ini?
Ketiadaan area resapan air tanah ini, maka tidak ada lagi proses infiltrasi. Yaitu perjalanan air ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan ke arah vertikal). Air yang meresap ke dalam tanah sebagian akan tertahan oleh partikel-partikel tanah dan menguap kembali ke atmosfer, sebagian lagi diserap oleh tumbuhan dan yang lain akan terus meresap di bawah permukaan bumi hingga zona yang terisi air yaitu zona saturasi.
Air yang meresap melalui pori-pori tanah kemudian tersimpan di bawah permukaan bumi yang impermeabel (tak dapat ditembus oleh air) sehingga disebut air tanah. Apakah pengembang tidak menyadari bahwa Proses siklus air yang berulang-ulang ini merupakan salah satu karunia ALLOOH yang wajib kita syukuri?
Selama lima tahun lebih, dari Tahun 1997 sampai Tahun 2002, kami masih tinggal di Cipedak Jakarta Selatan, Jakarta Selatan lho! Namun apa yang terjadi? Setiap musim kemarau, kami kekurangan air. Sumur-sumur kami kering. Pompa air hanya menyedot angin.
Itu kejadian lebih dari 10 tahun yang lalu? Bagaimana saat ini? Semakin parah! Krisis air yang terjadi, disebabkan karena pembangunan merusak proses siklus air tadi. Pada saat tanah telah mengalami kerusakan, maka daya serapnya semakin berkurang, lalu semakin banyak air yang terlimpas dipermukaan dan semakin sedikit air yang diserap tanah, kemudian terjadilah bencana banjir pada musim hujan dan bencana kekeringan pada musim kemarau.
Sungguh benar bahwa permasalahan utama yang terjadi adalah kerusakan pola siklus (sumber) air itu sendiri. Allah menjelaskan sebagai berikut :
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS Az Zumar : 21)
Rosuululloh SAW juga bersabda yang menguatkan ayat ini.
“Perumpamaan apa yang ditugaskan kepadaku oleh Allah untuk kusampaikan dari tuntunan dan pengetahuan adalah bagaikan hujan yang lebat yang tercurah ke bumi. Ada di antaranya yang subur, menampung air sehingga menumbuhkan aneka tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Ada juga yang menampung air itu, lalu Allah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memanfaatkannya, maka mereka dengan air itu dapat minum, mengairi sawah dan menanam tumbuhan, dan ada lagi yang turun di daerah yang datar tidak dapat menampung air, tidak juga menumbuhkan tanaman….” (HR Bukhari dan Muslim)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan air dari langit, lalu ia terserap ke dalam bumi, kemudian Dia mengalirkannya ke bagian-bagian bumi sesuai apa yang dikehendaki-Nya, dan ditumbuhkan-Nya mata air-mata air di antara yang kecil dan yang besar sesuai kebutuhan. Untuk itu Allah Ta’ala berfirman “maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi”.
Seberapa luas seorang pengembang membangun areal perumahan, industri atau perkantoran, seluas itu pula ia telah merusak keseimbangan lingkungan. Pantas saja, ketika saya masih kecil di kampung, banyak sekali mata air-mata air. Namun ketika pembangunan di mana-mana, mata air itupun menghilang. Mata air menghilang, banjir datang!
Jika demikian, apa yang sebetulnya telah pengembang lakukan? Mereka berbuat kebaikan? Atau justru membuat kerusakan? Saya teringat dengan Firman ALLOOH ini:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka; ’Janganlah berbuat kerusakan di bumi.’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” Q.S. al-Baqooroh; 11-12
Sudah tentu, sahabat-sahabat pengembang tidak mau disebut telah melakukan kerusakan di muka bumi ini kan? Jangan sampai di akhirat nanti, kita telah merasa melakukan kebaikan, namun ternyata kerusakan yang kita perbuat. Nauu’dzubillaahi min dzaalik.
Menyadari kerusakan-kerusakan tadi, dan dipicu oleh pernyataan penuh keyakinan dari Pak Sukarsan, CEO Golden Land, pada Temu Pengusaha di d’Secret Garden bulan lalu, bahwa ia akan membangun perumahan yang airnya langsung meresap di lokasi, sehingga tidak menambah aliran banjir. Saya mencoba mencari cara untuk menebus dosa-dosa pengembang ini.
Alhamdulillaah.. Kami menemukan caranya. Golden Land, Khaer Land, Medina Realty, Jannaty Development dan Maton House serta GeeNaR Land telah melakukan recovery terhadap dampak kerusakan yang mungkin ditimbulkan karena pembangunan perumahannya.
So… Sahabat pengusaha..
Bisnis syariah bukan sekedar tanpa riba, tanpa denda, atau tanpa aqad-aqad bathil lainnya. Jika kita berprinsip bahwa bisnis bukan sekedar untung rugi, tapi urusan sorga neraka. Mengapa kita tidak melakukan bisnis proses sesuai syariah sejak awal?
Ternyata.. Oh ternyata..
Bukan hanya pengembang perumahan saja yang bisa masuk Jebakan Bisnis telah berbuat sesuatu bagi ummat. Akan tetapi, kerusakan yang ditimbulkan timbul bersamaan dengan produk atau jasanya itu.
Apa misalnya?
– Developer game merasa telah berbuat sesuatu di dunia ini, namun produknya telah membuat seseorang melakukan sesuatu yang sia-sia dalam hidupnya
– Pengusaha makanan, merasa telah membuat makanan lezat dan sedap dipandang, namun telah membuat seseorang obesitas karena ketagihan makanan yang mengandung banyak zat aditif dan bahan-bahan kimia lainnya.
– Pengusaha hospitality, merasa telah berbuat sesuatu untuk membantu banyak orang, namun ternyata telah menyediakan tempat untuk berikhtilat dan berkhalwat bagi pria-wanita yang bukan suami-istri.
– Pengusaha obat, merasa telah berbuat sesuatu, namun malah pasien ketergantungan obat tersebut. sehingga hilang gejala penyakit, akan tetapi merusak ginjal karena pemakaian obat dalam waktu lama.
Anda punya contoh lain? Contoh seseorang merasa telah berbuat sesuatu yang baik, namun secara bersamaan produk atau jasanya menimbulkan banyak dloror atau kemudlaratan?
Silakan share di sini ya.. Share juga ide-ide untuk merecovery kerusakan yang ditimbulkannya..
Terima kasih.
Sampai jumpa pada TASYAKURAN BEBAS RIBA dan Buka Shoum Bersama Warga KSW di Lor In Hotel Sirkuit Sentul. Selasa, 14 Juni 2016.
Konfirmasi kehadiran via WA 0811-113-139
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) gila.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Apa yang dimaksud dengan ayat di atas?
Ayat di atas dimaksudkan ketika dibangkitkan dari alam kubur.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Orang yang memakan (mengambil) riba akan bangkit dari kubur mereka pada hari kiamat seperti orang yang terkena ayan (epilepsi) saat berdiri, di mana ia bertindak serampangan karena kerasukan setan. Saat itu ia berdiri sangat sulit.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 278).
Ibnu ‘Abbas berkata, “Pemakan riba akan bangkit pada hari kiamat dalam keadaan gila dan mencekik dirinya sendiri.” (Idem)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menyatakan, “Itulah keadaan yang buruk bagi orang yang memakan riba. Orang yang memakan riba tidak dapat berdiri dari kuburnya pada hari berbangkit melainkan seperti orang yang kerasukan yang nampak gila.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 117).
Imam Asy-Syaukani membahas lebih luas, tercatat bahwa ancaman riba yang dimaksud dalam ayat bukan hanya untuk pemakan riba. Yang disebut dalam ayat untuk pemakan riba hanya untuk menunjukkan jeleknya pelaku tersebut. Namun setiap orang yang bermuamalah dengan riba terkena ancaman ayat di atas, baik yang memakan riba (rentenir) maupun yang menyetor riba (yang meminjam uang atau nasabah).
Imam Asy Syaukani juga berpendapat bahwa keadaan dia seperti orang gila yang kerasukan setan itu bukan hanya saat dibangkitkan dari kubur, namun berlaku untuk keadaannya di dunia. Orang yang mengumpulkan harta dengan menempuh jalan riba, maka ia akan berdiri seperti orang majnun (orang gila) yaitu karena sifatnya yang rakus dan tamak. Gerakannya saat itulah seperti orang gila. Seperti jika kita melihat ada orang yang tergesa-gesa saat berjalan, maka kita sebut ia dengan orang gila. (Lihat Fath Al-Qadir karya Asy-Syaukani, 1: 499).
Problem keuangan, diantaranya lilitan utang (dan riba) bisa terjadi karena minimnya pengetahuan atau keterampilan pada satu atau lebih dari 3 (hal) mendasar ini;
By Samsul Arifin, KSW #Diaspora
WA KSW 0811-113-139
PROBLEMA KEUANGAN TIDAK DISEBABKAN KARENA KURANGNGYA PENGHASILAN, TAPI LEBIH DISEBABKAN KARENA KURANGNYA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MENGELOLA PENGHASILAN
Ketika saya bersama Pak Musadik, KSW #DR pada akhir Tahun 2014 yang lalu memasuki Lobi Hotel Pangeran Pekanbaru, saya dicegat oleh seseorang yang berpenampilan perlente. Pakian dan aksesorisnya menunjukkan ia orang The Have.
Ia tertarik menyapa kami karena tulisan pada t-shirt mencolok yang kami kenakan.
Apa maksud tulisan itu Pak?
Beliau menyapa kami penasaran.
Ooo.. ini maksudnya, kami adalah kumpulan pengusaha yang berkomitmen mengembangkan bisnis tanpa utang dan tanpa riba Pak
Saya berusaha menjelaskannya.
Kemudian beliau mengajak kami minum di cafe hotel untuk curhat perihal problem keuangan yang dihadapinya.
Beliau adalah Anggota DPR yang seorang pengusaha di Riau. Dengan penghasilan resmi sekitar Rp 300 jutaan sebulan. Namun harus memenuhi pengeluaran antara Rp 500 jutaan.
Belakangan ini saya beberapa kali diundang ke pabrik-pabrik besar di kawasan industri. Mereka mengundang saya karena fenomena yang terjadi di pabrik.
Tingkat kecelakaan kerja meningkat. Produktifitas menurun dan hubungan antar karyawan yang “mudah panas”.
Usut-usut punya usut. Hampir semua karyawan di pabrik-pabrik itu sudah menggadaikan ATM-nya ke rentenir. Mereka yang rata-rata bergaji antara Rp 3-9 jutaan itu, pada pertengahan bulan sudah kehabisan uang.
Anda masih ingat cerita saya ketika diantar ke bandara oleh keluarga area manager sebuah perusahaan multinasional? Ya.. Profesional kelas atas yang berpenghasilan Rp 50 jutaan itu, kini pusing tujuh keliling karena dikejar-kejar Mas DeCi.
Huuuuuffff….
Lalu bagaimana, atau apa langkah awal agar kita bisa keluar dari problema keuangan itu? Mudah-mudahan video di bawah ini bisa membantu Anda melakukan langkah pertama.
Hilangnya kosakata riba dari transaksi bisnis di sekitar kita membuat para pengusaha muslim kembali bertanya-tanya, emang riba itu apa sih? kaya gimana? dan pertanyaan lain seolah tak pernah menemukan jawaban.
Pada seminar pengusaha tanpa riba yang berikutnya akan diselenggarakan di Bandung 18 Juni 2016 , kami paparkan dengan gamblang seputar riba dan utang piutang yang memicunya.
Alhamdulillah sebagian besar peserta yang mendaftar ke nomer 08111619696 merasa dapat pencerahan. Selama ini riba hanya dipahami jika pinjam ke rentenir, bank keliling, atau bank konvensional yang jelas-jelas berbunga.
Padahal, ada hal yang lebih mendasar dan sangat penting diketahui dan dipahami oleh para pengusaha terkait riba. Agar tak salah paham dan keliru ambil jalan keluar.
Semuanya kami paparkan dalam ebook gratis seputar riba ini.
Pembaca akan mendapatkan pencerahan:
1. Pengertian Riba
2. Perbedaan perdagangan dan riba
3. Hukum Riba dan alasan sekelompok orang yang menghalalkannya
4. Ancaman tehadap pelaku Riba
5. Syirkah sebagai solusi bisnis dalam Islam.
Jika Anda merasa penting untuk lebih mengenal perihal riba, silakan klik link di bawah ini:
http://sbcglobal.co.id/FreeEbookRiba/
Imam Malik mengingatkan kita:
“Siapa yang tidak mempelajari hukum-hukum jual beli niscaya ia memakan riba, suka atau enggan” (Imam Malik)
Semoga banyak yang mendapatkan manfaat dari ebook ini dan ikhlas membagikan infonya pada yang lain. Sehingga menjadi jalan kebaikan dan keberkahan bagi kita semua.
By Amel – KSW #Kaltim
WA KSW 0811-131-139
Bismillahirrohmanirrohim…
Hari kemarin kedatangan tamu Mas DC dari BSM menyampaikan surat SP-1 karena Sdh 6 bulan ini kami tidak membayar cicilan sebagaimana mestinya, disurat tersebut diingatkan untuk bisa membayar tunggakan sebelum tgl 20 Juni besok.
Saya lihat jumlah Margin yang harus dibayarkan 5x lebih besar dari Pokok + tambahan denda (sprti ini kah syariah?). Saya terima surat tersebut dgn tidak banyak bicara ke Mas DC, hanya bilang nanti saya sampaikan ke suami. Sambil lihat surat itu sambil berdoa…
Ya Allah datangkanlah pembeli terbaik untuk rumah ini, yang siap membayar Cash. Berharap Ramadhan ini bisa terbebas dari Hutang & Riba.
Gak sampai 10 menit setelah DC tersebut pergi, kemudian ada seorang bapak naik motor lewat depan rumah & berhenti. Tanya apakah boleh lihat rumahnya, beliau sedang keliling di perumahan tersebut mencari rumah dijual Sdh mendatangi 3 rumah lainya tapi tidak cocok.
= = = = = = = = = = = =
Anda Pebisnis? Ingin bergabung dengan pebisnis sholeh lainnya di KSW?
Silahkan WA ke 0811-113-139
= = = = = = = = = = =
Setelah melihat2 rumah kemudian menanyakan harga beliau bilang “saya cocok dgn harga & rumahnya” tapi beliau mau memperlihatkan ke Istri terlebih dahulu, kl istrinya cocok InsyaAllah akan dibeli. Ketika saya sampaikan bahwa saya menjual CASH gak pakai KPR sprti yang datang bbrpa orang lainya minta di KPRkan (lebih dari 10 org), beliau menjawab “Iyaa saya juga berniat membeli Cash, InsyaAllah uang Sdh siap”.
Dari situ seperti Allah menghibur setelah kedatangan DC BSM sebelumnya… Semalam ba’da Tarawih bapak tersebut datang kembali bersama istri melihat rumah, dari pembicaraan mereka saya tangkap istri beliau juga cocok tetapi masih mau dirundingkan dirumah.
Semoga hari ini Sdh ada kabar… Mohon doa dari teman2 KSW semua, semoga yang ini adalah pembeli terbaik pilihan Allah. Allah Ridho… Untuk saya & keluarga bisa segera terbebas dari Hutang & Riba di Ramdhan ini. Yang menggerakkan hati pembeli adalah Allah…
Saya sadar ikhtiar & ilmu langit yang saya jalankan untuk terbebas dari Hutang & Riba ini masih kurang maksimal, semoga dengan doa dari teman2 Allah Ridho… Allah kabulkan doa kita semua di Ramadhan ini, Allah berikan jalan keluar terbaik-Nya untuk kita semua yang berazzam terbebas dari Hutang & Riba. Aamiin… ?
[6/18, 06:20]
Selalu saja ada pertolongan Alloh untuk kita selamat dari hutang.
Seperti hari ini saya tercukupi untuk membayar hutang tanpa harus riba.
Sebelum hari ini saya terus berdoa supaya penjualan saya terus melesat hingga bisa menutupi hutang tanpa melibatkan riba .
Alhamdulillah, pemjualan di-up sama Alloh. Bukan hanya tertutup hutang, bahkan ada surplus. Masih bisa lanjutin memenuhi pesanan pelanggan.
Alhamdulillah!
Semoga semakin kita yakin pada pertolongan Alloh, semua semakin mudah! Walau kita, selalu diuji untuk membuktikan kita serius, meninggalkan riba.
=== === === === === ===
1. Mengapa kita wajib senantiasa BERSYUKUR?
2. Apa yang sangat Anda syukuri beberapa hari ini?
Ceritakan di sini ya…
Silakan saksikan juga video berikut ini ? Meningkatkan Penghasilan 10 X Lipat Setelah Tahu …: