Saya senyum-senyum saja ketika tahu, diam-diam ada yang menawarkan BUKU MERAH PDF bajakan di Grup FB MTR. Nggak pake lama, saya langsung kirim pesan WA ke nomor yang tertera, sambil hati bertanya-tanya,”Benarkah buku merahdibajak?
Kalau Kitab Klasik “27 Jurus Jitu Meraih Impian”, sudah lama saya ketahui beredar versi bajakannya. Cirinya, cetakan soft cover dengan halaman isi mirip fotocopy-an, dijual sama dengan harga di toko buku. Sekitar Rp100 ribu, tanpa bonus VCD di dalamnya. Yang aseli cetakan hard cover, ada bonus VCD di dalamnya.
Ternyata benar! Pengedar Buku merah pdf bajakan mengirimkan file itu kepada saya. Screendhoot percakapan dan kiriman file buku merah pdf bajakan saya lampirkan.
Pengedar wanti-wanti agar saya juga turut menyebarkan kepada yang memerlukan. Sepertinya itu standar baku dari pembajak. Mengingatkan “pengedar” untuk turut menyebarkannya. Rupanya pengedar belum tahu kalau saya adalah Warga MTR. Hehehe.
Setelah menerima file buku merah pdf bajakan itu, saya ingin minta pendapat sahabat-sahabat Warga MTR.
Apa makna pembajakan/tiruan bagi sebuah brand, produk atau jasa?
Selama ini kita sudah banyak mendengar adanya lagu bajakan, sepatu bajakan, oli bajakan, acara bajakan, dan yang lainnya dengan embel-embel bajakan, tiruan atau KW.
Berikut pendapat para Warga MTR dari berbagai daerah:
“Tidak dibajak suatu karya apapun jika tidak digandrungi pasar. Jumlah pembajakan berbanding lurus dengan kualitas, keunikan, dan value karya tersebut.” (Rasdha Tadjuddin, Jogjakarta)
“The most famous book of the year” (Muhammad Mansur, Pemalang)
“Terkenal” (Makhjudin Zein, Pemalang)
“Barangnya bagus.”(Hidayat, Tangerang Selatan)
“Barangnya bagus, sangat dicari, banyak yang membutuhkan, sesuatu yang diidolakan. Ada nilai ++nya” (Thohir Fauzi, Ponorogo)
“The Most Wanted Brand” (Deny Magna Bogor)
“Artinya laku keras di pasaran”(Sulistyo Budi, Bogor)
“Artinya memiliki pasar potensial yang sangat besar” (Ilham Nurzaman, Bogor)
“Artinya banyak manfaatnya, banyak yang suka, banyak yang nyari” (Birrul Walidayni, Bogor)
Bagi saya sendiri, hal ini berarti kita harus semakin kencang menyebarkan BUKU MERAH dalam bentuk fisik yang asli. Oplah 170-an yang beredar masih kurang atau terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah saudara-saudara kita yang membutuhkan buku merah di luar sana.
Oleh karena itu, saya sangat berharap dukungan sahabat-sahabat semua di sini untuk terus menyebarkan Buku merah. Baik dilakukan sendiri, bersama-sama dalam suatu kegiatan dengan pengurus MTR setempat, atau sebagai give-away (hadiah bagi-bagi) melalui tokoh-tokoh yang berpengaruh atau terkenal di sosial media.
Per 1 Dzulhijjah 1441 H yang lalu, telah kami rilis buku merah Revisi ke-14, yang isinya xii + 205 + 6 halaman, atau lebih dari 220 halaman. Kendati harga dari percetakan naik terus, namun harga jual kepada Warga MTR kami upayakan tetap pada angka Rp 20.000,-.
Oleh karena itu, dari pada beredar buku merah bajakan, mengapa bukan kita saja yang menyebarkannya? Agar faedahnya dapat, kebarokahannya juga berlipat. Kita lawan pembajakan dengan menyebarluaskan buku merah ori-nya.
Beberapa tokoh terkenal yang telah dan akan menerima give-away 1000 (seribu) buku merah adalah:
- Ustadz Khalid Basalamah
- Buya Yahya
- Ustadz Abdul Shomad
- Ustadz Bachtiar Nasir (sudah terkumpul 1000 exp, namun menunggu jadwal serah terima)
Yang sedang dalam tahap pengumpulan masing-masing 1001 (seribu satu) exemplar buku merah:
- Ustadz Das’ad Latif
- Helmy Yahya
- Majelis Az-Zikra
- Aa Gym
- MUI via KH Didin Hafiduddin
Dukungan donasi give-away Buku merah dari sahabat-sahabat semua, sangat kami harapkan. Silakan langsung hubungi Team KSW (Kantor SyaREA World) yang biasa melayani Anda. Mumpung masih Hari Tasyrik, waktu yang utama untuk memupuk ‘amal sholih.
BaarakALLAAHu lana wa lakum jamii’an…
Syamsul