By Samsul Arifin, KSW #29 Jabodetabek
WA KSW 0811-113-139
Assalaamu ‘alaykum wrwb..
Warga yang disayangi ALLAAH SWT..
Sehubungan dengan rencana Aksi Masirah Akbar (hentikan menyebut demonstrasi) Ummat Islam pada Hari Jum’at. 4 Novemer 2016 yang akan datang. Agar upaya-upaya kita memberikan keselamatan dan kebarokahan untuk mendapat Ridlo Ilahi, dengan ini saya sampaikan sebagai berikut:
1. Niatkan keikutsertaan kita pada Aksi Masirah Akbar (AMA) tersebut adalah untuk membela Dien ALLAAH, karena taat pada perintahNya sebagaimana Firman ALLAAH pada Q.S. Muhammad ayat 7:
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
2. Siapakan fisik, mental, spiritual dan bekal. Andalkan kekuatan diri sendiri. Karena pada kerumunan banyak orang, seperti AMA ini, yang kuat adalah yang mengandalkan bekal, fisik dan mental pada dirinya sendiri, bukan pada orang lain.
3. Berangkat dan mengikuti aksi secara berkelompok bersama-sama sahabat-sahabat yang sudah di kenal. Kita tidak pernah tahu siapa yang ikut serta Aksi Masyirah Akbar ini. Kita juga tidak tahu apa motivasi mereka ikut AMA. Pada kegiatan yang melibatkan jutaan massa seperti AMA yang akan datang, bisa dipastikan akan banyak kepentingan yang memanfaatkan AMA tersebut.
4. Tunjuk seorang amir atau pemimpin dalam kelompok Anda dari orang yang benar-benar Anda mengenalnya. Koordinasikan semua kegiatan kepada amir.
5. Gunakan atribut, tanda atau seragam tertentu sehingga masing-masing anggota kelompok akan saling mengenal dan bisa segera tahu jika ada pihak luar yang menyusup untuk memprovokasi massa. Terutama mereka yang memanfaatkan niat tulus Ummat dalam ikut AMA ini.
6. Segera laporkan jika ada orang yang tidak dikenal kepada Amir dan kepada pihak yang berwajib terdekat posisi Anda.
7. Jika mungkin gunakan alat komunisi radio atau handy talkie. Bisa jadi jaringan telepon seluler akan over load pada saat AMA berlangsung.
8. Isi setiap langkah dengan ucapan-ucapat dzikir, takbir, tasbih dan tahmid. Ingat.. hanya ikuti perintah Amir, abaikan siapapun yang tidak Anda kenal.
9. Pastikan untuk meninggalkan area AMA setelah semua sahabat-sahabat dalam kelompok Anda berkumpul. Melakukan absensi satu-satu akan semakin baik.
Untuk memberikan landasan AMA yang rajih, berikut ini saya sampaikan sebuat tulisan yang diposting oleh Ustadz Rahmat di KSW #06 tadi pagi, silakan:
Fahami bahwa kegiatan AMA ini adalah suatu uslub (cara) untuk mendakwahkan gagasan-gagasan Islam atau menyampaikan kritik (koreksi) kepada penguasa. Uslub bisa dilakukan dengan cara apapun, selama uslub tersebut tidak bertentangan dengan syariat, dan masih dalam wilayah mubah.
Menyampaikan gagasan, kritik, maupun ide-ide Islam boleh juga dilakukan dengan cara bersama-sama, berdua, bertiga, maupun seorang diri. Pada masa shahabat, ada diantara mereka yang menyampaikan gagasan Islam dengan cara melakukan konvoi secara bersama-sama dan membentuk dua buah shaf (barisan), ada pula yang menyampaikan dakwah Islam dengan cara sendiri-sendiri.
Dalam sirah Ibnu Hisyam disebutkan, bahwa sekelompok shahabat berkeliling Ka’bah menyampaikan seruan Islam. Mereka berbaris, dan membentuk dua buah shaf, kemudian berjalan bersama-sama mengelilingi Ka’bah sambil menyerukan kalimat Tauhid. Rasulullah saw mendiamkan aktivitas sekelompok shahabat ini. Ini menunjukkan ada taqrir (persetujuan) dari Rasulullah saw.
Namun demikian, karena al-Qur,an dan Sunnah telah turun secara sempurna, maka kaum muslim yang melakukan masirah mesti memperhatikan hukum-hukum lain yang berhubungan erat dengan penggunaan aktivitas umum (jalan raya yang digunakan masirah), dan adab-adab ketika berada di jalan raya. Dengan kata lain, masirah harus tetap memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
1. Harus menyuarakan gagasan Islam, dan kemashlahatan kaum muslim. Tidak boleh menyerukan gagasan-gagasan bathil dan bertentangan dengan aqidah Islam.
2. Tidak merusak kepemilikan umum, menimbulkan kemacetan, atau mengganggu para pengguna jalan yang lain. Tidak boleh duduk-duduk, atau memblokade jalan raya sehingga terjadi kemacetan total. Sebab, ini bertentangan fungsi dari jalan raya yang digunakan untuk berjalan.
3. Harus tetap memperhatikan adab-adab ketika berada di jalan raya.
Lantas apa beda antar masirah dengan demonstrasi? Bedanya, hanya berhubungan dengan syarat-syarat di atas. Dengan kata lain, demonstrasi adalah aktivitas menyampaikan gagasan atau kritik yang tidak memperhatikan syarat-syarat di atas.
Adapun keikutsertaan wanita dalam masirah, maka harus dikembalikan kepada hukum asal dari masirah. Pada dasarnya, wanita juga diperbolehkan menyampaikan gagasan maupun kritik secara bersama-sama atau rombongan. Namun, kaum wanita mesti memperhatikan hukum-hukum lain yang berhubungan dengan dirinya.
Misalnya, mereka tidak boleh dicampuradukkan dengan pria (ikhthilath), harus menutup aurat , dan tidak boleh menggunakan pakaian-pakaian yang memungkinkan dirinya terjatuh dalam tabarruj. Untuk itu, di dalam masirah yang melibatkan pria dan wanita, maka keduanya mesti dipisahkan, dan harus tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan Islam yang berhubungan dengan interaksi wanita dengan pria. Jika syarat-syarat ini dipenuhi, maka keterlibatan wanita dalam masirah adalah sesuatu yang diperbolehkan (mubah).
Wallahu’alam