By Naya Johan, KSW #15 MTR
WA KSW 0811113139
Saya adalah pelaku bisnis sejak tahun 1997. Saat itu saya take over bisnis dari ibu saya di bidang jasa building maintenance.
Saya sangat pede abiss take over business tersebut karena beranggapan bahwa saya memiliki pengalamanĀ bekerja dengan orang lebih dari 10 tahun. Dan pernah jg mencicipi bekerja di negara tetangga.
Ibu saya adalah tipe melancholy, jadi beliau memang berhutang pada bank tapi uangnya tetap tinggal di bank… digunakan hanya untuk emergency semata.
Tapi saya tipe senguin campur colorix… saya beranggapan bahwa berhutang di bank menunjukkan bonafiditas sebuah perusahaan karena dipercayai bank.. juga untuk pengembangan usaha tentu perlu modal tambahan
Nahhh episode menarik mulai sejak saya gunakan uang emergency tersebut untuk pengembangan usaha
Karena background saya IT mulailah diversifikasi usaha software house…. Alhamdulillah gagallll…. ditipu oleh bowher… programmer kabur, rekan berkhianat, dan banyak problem datang ..
Kapok? No way… saya harus berjuang untuk menafkahi rumah tangga dengan ibu dan adik dan keluarganya dan juga adik2 angkat dan keponakan2 yg tinggal di rumah. Semua itu tidak menjadi beban tetapi menjadi semangat untuk terus berjuang.
Tapi kepercayaan diri tentunya mulai memudar, lalu terfikir lagi menambah modal ke bank.. toh nilai asset yg diagunkan jauh lebih besar dari nilai hutang… asyikkk… kata hati. Belum lagi bank2 bpr syariah menawarkan juga pinjaman hanya dg jaminan kendaraan. Tancappppp gigi 5 ??
Lalu diversifikasi usaha beralih ke usaha produksi saving energy. Mulai dari memasarkan hydrocarbon yang diproduksi teman sampai membuat alat penghemat bensin di mobil dan kapal motor. Alat berjalan bagus dengan hasil 30% lebih saving dan sudah ditest di lab UI bahkan dijadikan sebagai salah satu skripsi mahasiswa UI. Berhasil dalam produknya iya tapi pemasarannya? Alhamdulillah gagal lagi walaupun sudah bekerja sama dengan teman yang punya bengkel besar. Permasalahan lain datang dari produk2 kompetitor yg banyak dijual di pasar, mutu dan kualitas rendah serta harga murah. Padahal strategi pemasaran sudah dilakukan dg garansi uang kembali bahkan bisa mencicil karena produk kami menggunakan baja kualitas super dan dijamin tidak berkarat.
Akhir episode, pembayaran ke bank mulai seret, bank sudah mulai menegur, cashflow juga kacau karena beberapa tagihan di business lama juga ada yg tidak dibayarkan. Akhirnya keluarga memutuskan untuk menjual asset yg dijadikan sebagai jaminan dan juga tambahan rumah lain. Masyaa Alloh selesailah derita. berkarat.
Kini saya menikmati hidup sederhana tapi nikmat luar biasa. Bussiness saya tinggalkan dan sekarang beralih sebagai agent property kuhsusnya lahan tanah di jakarta. Waktu dengan keluarga dan anak2 juga menjadi lebih baik serta bisa mengurusi ibu saya yang sudah pikun dan sakit. Jadi saya bersyukur sangat bahwa saya diluruskan jalan yang ada dengan meninggalkan riba dan bahkan jual beli yang tidak diridhoi Alloh swt.
Saya juga mendapatkan kesempatan bergabung dengan teman2 yang memiliki program concern kepada pengembangan umkm di garasi rumah. Memang program ini sbg salah satu campaign dari salah satu paslon muslim. Tapi saya tahu persis calon tersebut krn saya ada di kadin bersama beliau sblmnya danĀ passion serta cita2 beliau sudah sejak lama ingin membantu umkm semaksimal mungkin. Saya juga mencoba share kepada teman2 lain untuk tinggalkan riba dan hutang, Alhamdulillah mereka setuju.
Ternyata dibalik ujian itu semua, Alloh hanya ingin kita bersabar dan tawakkal serta istiqomah untuk meninggalkan segala yang haram. Godaan tetap datang, bahkan terakhir datang dana dari luar tapi ujung2nya credit line…. saya tolak dengan menangis. Bukan karena tidak jadi mendapatkan uang banyak, tetapi menangis karena kasih sayang Alloh dengan menguji keimanan.
Masyaa Alloh ?? Allahu Akbr
Naya Johan, KSW #15 MTR