By A. Vathur, KSW #28 Kalteng
WA KSW 0811113139
Artinya interaksi, pak Samsul.
Mantranya, no interaction no transaction.
Gak ada interaksi, gak jadi transaksi.
Dalam berjualan tidak serta merta posting produk langsung ada yang beli. Ngimpi itu namanya dan cenderung pada “gambling.”
“Ada yang beli ya syukur… gak ada yang beli ya sabar…” mungkin begitu kalimat pembenaran dibenak mereka yang jualannya gak elegan.
Bila bersandar pada The Hierarchy of Effects Model yang dibuat oleh pakar marketing Lavidge dan Steiner di tahun 60-an. Setidaknya ada 6 tangga yang harus dilalui calon customer kita untuk memutuskan membeli.
1/ AWARE
Nyadar kalau kita jualin itu produk.
2/ KNOWLEDGE
Tau lebih tentang produk, penjualnya, dan pengetahuan lainnya.
3/ LIKING
Kemudian mulai menyukai. Disini timbul perasaan yang hanya Allah dan calon customer kita saja yang tau.
4/ PREFERENCE
Lalu tingkat perasaannya naik jadi NAKSIR. Namun, pada tingkat ini calon customer kita masih punya alternatif untuk tidak membeli. Maka, diperlukan interaksi khusus supaya dia naik pada tingkat selanjutnya, yaitu …
5/ CONVICTION
Yakin dengan pilihannya untuk membeli produk Anda. Kalau dipersentasekan tingkat keinginan untuk membeli sudah mencapai 99%. Dia sudah punya alasan untuk membeli produk Anda. Tetapi, masih ada celah 1% bagi calon Customer tidak jadi membeli.
Maka pada tangga terakhir ialah …
6/ PURCHASE
Beli. Akhirnya goal calon customer kita tercapai. Disini fase kemanangan bagi penjual dan pembeli.
Nah kalau tiba-tiba nongol di group dan langsung jebreng gelar lapak tanpa izin ke admin, kira-kira dia masih di tangga ke berapa?
((((( Akibat Engagement )))))
Silakan saksikan dan bagikan video di bawah ini ya..