Bisa jadi awal semua orang yang mengikuti berbagai acara motivasi atau seminar apapun dengan tema bebas riba karna hidupnya sudah kepentok sama yang namanya hutang beriba. Dengan kata lain, janji Allooh bahwa riba itu membuat pemakannya berdirinya kaya orang kesetanan, orang tersebut sudah sangat merasakan. Terhina di siang hari gelisah dimalam hari gegara selalu disatronin sama mas deci yang ga punya hati. Stress. Hidup segan matipun tak mau.
Berharap ketika mengikuti seminar atau apapun namanya dengan tema membebaskan hutang riba, bagaikan “magic” sesaat setelah keluar ruang seminar inginnya ada hal konkrit untuk semua masalah dia. Ga jarang ada yang berfikir ikut acara tersebut bakal ada orang yang mau bayarin hutangnya. Atau minimal mendapat solusi praktik untuk masalah hutangnya yang sekali tiup “hufffh” selesai masalahnya.
Terkadang, bisa jadi tidak banyak tapi ada ketika mereka menyatakan taubat riba hanya sekedar mengambil manfaat dari itu. Apa manfaatnya? . Yaitu terlepas dari hutang yang selama ini bikin puyeng. Selebihnya dari itu tidak.
Walhasil terlihat, mana orang yang memahami makna taubat dan tidak.
Layaknya orang yang telah melakukan dosa besar, lalu ia menyadarinya kemudian berazzam untuk menjadi hambaNya yang baik maka apapun akan dilakukan untuk menebus dosanya. Allooh akan mampu dilihat sebagai Tuhan yang utuh. Tuhan yang mengurusi seluruh urusan hidupnya bukan hanya masalah hutang beriba atau muamalah.
Lalu ketika taubatnya saja belum benar dilakukan tapi kemudian sudah dalam posisi menagih janji Allooh yang akan menolong hambanya yang bertaubat dan menganti semua pembuktian tobatnya dengan cash, kok rasanya gimana ya?.
Menurut saya, ini sih jadinya “songgong” sama Allooh.
Karnanya saya selalu salut dengan mereka yang berikrar taubat riba lalu buktikan taubat mereka tanpa kata tapi dan tanpa kata nanti.
Saya belajar banyak dari orang orang ini, meskipun belajarnya jarak jauh, silent learner.