By Luky AH, KSW #29 Jabodetabek
WA KSW 0811113139
Oleh Oleh Silaturrahmi Lebaran
Setiap tahun kami sekeluarga lebih banyak menghabiskan waktu di Jabung Malang Jawa Timur, Mertua dan keluarga besar mayoritas sebagai petani dan tengkulak,
kali ini dapat cerita yang sangat mengenaskan, para petani tebu mengeluh, 7 pabrik tebu di jawa timur akan ditutup, hal ini mengakibatkan stok tebu melimpah dan susah masuk pabrik, krn daerah lain juga sama,
kalo pun bisa masuk pabrik meski dg uang pelicin sana sini ternyata kebijakan pabrik tebu di malang mengharuskan memotong pajak, ada yg bilang 10 % bahkan ada yg bilang setiap 1 hektar di potong 5jt tuk pajak, padahal penghasilan per hektar hanya sekitar 25-30jt,
para petani banyak yg pasrah dan mengumpat pemerintah, bagaimana dg masa depan mereka? Apa kita tergantung dg Gula Import terus? Dan membunuh para petani tebu? Saya juga gak habis pikir, apa maunya pemerintah sekarang.
Selain tebu, di Jabung juga sentra produksi singkong, tahun2 sebelumnya harga stabil, para tengkulak dan pabrik mau menerima hasil panen,
tapi tahun ini pabrik membatasi dan tidak mau menerima, akhirnya stok singkong yg belum di panen melimpah, tengkulak yg mau ambil hanya berani kasih harga 30rb per kwintalnya, padahal ongkos kuli tuk panen 25rb per kwintalnya, belum biaya lain2, ada saudara yg punya berhektar2 sawah singkong sudah habis 400jt uang hutang dan sampai skrg belum dipanen.
Mendengar kisah para petani setiap tahun banyak yang mengenaskan, seperti pembiaran dan tidak ada perhatian, bahkan seakan2 membunuh para petani, dan sawah2 berubah menjadi perumahan, pabrik, dll. Seharusnya kita sudah muak dg sistem ini, dan mencari solusi dari YANG MAHA KUASA yaitu Syariah Islam, bagaima Islam mengatur tentang pemilikan lahan pertanian, dan mensejahterakan petani.
Oleh Luky AH, KSW #29