Sedekah Air MTR Targetkan Seluruh Masjid dan Kelurahan
Setelah Rawamangun dan Kemayoran, aksi sedekah air MTR kini merambah ke Bekasi. Kali ini mitra kolaborasi MTR adalah Forum Komunikasi Pengurus Masjid Mushola (FKPMM) Bojong Menteng, Bekasi.
“Ini lokasi ketiga yang kami bangun. Target kami di setiap masjid atau di kelurahan ada fasilitas air minum gratis seperti ini, ” ujar Haerul Ihwan Pegiat MTR Jakarta yang menjadi motor kegiatan aksi sedekah air MTR.
Menyambut inisiatif MTR, Apra Mitra Ketua FKPMM Bojong Menteng menyatakan kegembiraan atas terjalinnya kolaborasi yang baik dengan Komunitas MTR untuk bersama-sama membantu meringankan beban ekonomi umat.
“Visi kami sama dengan MTR, berupaya hadir saat umat mengalami kesulitan. Apalagi di masa pandemic begini, semua serba prihatin,” ujarnya di Bekasi, akhir pekan lalu.
Kiprah nyata MTR mendapat sambutan positif dari warga Bojong Menteng, Bekasi. Pak Pur, salah satu warga yang ikut memanfaatkan fasilitas air minum gratis itu menyampaikan ucapan terimakasihnya karena program sedekah air MTR sangat membantu kondisi ekonomi rumah tangga rakyat kecil seperti dirinya.
“Alhamdulillah, pengeluaran untuk belanja air minum bisa dihemat dan digunakan untuk kebutuhan lain. Sebagai rakyat kecil, kami sangat terbantu apalagi saat penghasilan minim seperti sekarang ,” ujarnya.
Perkara kualitas, Pak Haerul menjamin, air tanah hasil pengolahan alat tersebut aman dan layak minum karena sudah lulus uji laboratorium Sucofindo dan Dinas Kesehatan.
Satu perangkat fasilitas pemurnian air seperti yang sudah dipasang MTR di Rawamangun, Kemayoran dan Bekasi itu, menurutnya, mampu menghasilkan ribuan gallon air sehat yang akan sangat bermanfaat bagi warga yang membutuhkan. Karena itu, ia berharap masyarakat yang memiliki kemampuan menduplikasi program sedekah air inisiatif MTR ini.
Pembangunan fasilitas isi ulang air minum gratis yang dilakukan di Rawamangun telah mendapat apresiasi dari Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar. Saat peresmian fasilitas tersebut, Pak Walikota juga berharap program sedekah air MTR bisa dicontoh pihak lain.
Menurut Pak Haerul, program sedekah air MTR tidak terlalu sulit diduplikasi. Biaya pembangunan fasilitas ini tidak terlalu besar, dan manfaatnya bisa berkelanjutan selama fasilitas tersebut belum rusak dan masih bisa dimanfaatkan. “Biaya per titik berkisar Rp20 juta sampai Rp30 juta, tergantung kualitas air baku,” jelasnya.
Sebagai sedekah jariyah, menurut perhitungannya, fasilitas air minum gratis sangat efektif karena manfaatnya lebih bisa dinikmati masyarakat semasa alatnya masih berfungsi.
Pak Haerul mengaku, sebelumnya program sedekah komunitas MTR wilayah Jakarta lebih banyak dilakukan dalam bentuk pembagian nasi bungkus untuk kaum dhuafa. Namun setelah dihitung-hitung, sedekah dalam bentuk pembagian makanan siap santap seperti itu sifatnya temporer (habis sesaat). Berhubung masyarakat umum juga sudah banyak melakukan sedekah nasi bungkus, mereka pun berinisiatif memanfaatkan donasi warga MTR untuk belanja peralatan filter air minum sebagai sarana sedekah air.
“Prinsipnya Komunitas MTR selalu berupaya memberikan kontribusi nyata untuk membantu ekonomi ummat agar bisa bangkit. Kegiatan ini sejalan dengan visi MTR untuk selalu berpartisipasi dalam bela negara melalui sektor keuangan” ujarnya.
Masyarakat Tanpa Riba (MTR) adalah komunitas yang memiliki misi mengedukasi masyarakat agar mampu menghentikan kebiasaan buruk berutang dan bersama-sama menggerakan sektor real sebagai bentuk bela negara. Melalui program pembelajaran yang diselenggarakan MTR, puluhan ribu anggota MTR yang tersebar di seluruh Indonesia terbukti berhasil keluar dari jeratan utang.
Kegiatan MTR, bisa dilihat di facebook atau YouTube masyarakattanpariba. Dan untuk Anda ingin keluar dari problem utang, silakan bergabung dengan komunitas MTR terdekat. Sebagai langkah awal pencerahan, silakan baca BUKU MERAH “Kesalahan-kesalahan Fatal Pengusaha Mengembangkan Bisnis dengan Utang” yang bisa didapatkan melalui nomor-nomor di bawah ini.
☎️ 0853-353-353-19
☎️ 0811-1818-29
☎️ 0852-8966-9696
☎️ 0811-1888-29
Discussion about this post