STRATEGI MEMPERBAIKI NASIB TERNYATA NASIB KITA BISA DIPERBAIKI

0
1269

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Saya ingin bertanya kepada Anda semua Warga KSW dan K-MTR, apa pendapat Anda tentang orang-orang yang mengeluarkan kalimat-kalimat ini?

”Rumahku kotor banget.. aku tidak betah disini..”
”Koq.. Uangku cepat habis gini ya..”
”Aku tak suka berat badan ini naik terus”
”Pelangganku terbius bujukan kompetitor”

Atau…
Anda sendiri pernah mengeluarkan kalimat seperti itu?
Hehehe..
Warga KSW * K-MTR yang disayang ALLAAH..
Mohon perhatian Anda sejenak.
Pertanyaan saya itu adalah pembuka untuk menjelasakan
Adab ke-tujuh (7) KSW.. Adab ini juga diadopsi atau berlaku juga untuk WhatsApp Group MTR

ADAB KE-TUJUH KAMPOENG SYAREA WORLD (KSW) ADALAH:

WE CREATE OUR OWN DESTINY
KITALAH YANG MENENTUKAN NASIB KITA SENDIRI

Lalu, apa hubungan antara kalimat bernada “keluhan” itu dengan Adab ke-tujuh KSW?

Hubungannya baik-baik saja lah..
Hehehe..

Begini, beberapa waktu lalu saya membaca postingan di KSW yang isinya kurang lebih seperti ini:
”Katanya ini grup pengusaha, koq isinya kebanyakan pengumuman acara ya?”
”Sepi banget grup ini”
Nah.. lho..

Membaca postingan seperti itu, saya hanya tersenyum-senyum sendiri saja. Sambil berfikir, apakah saya kurang detail menjelaskan apa itu KSW atau K-MTR ya?
Kalimat-kalimat apa lagi yang perlu saya susun, agar Warga KSW faham bahwa KSW dan K-MTR adalah crowd-sourcing of tacid knowledge forum ya?

Saya perlu menjelaskan bagaimana lagi ya, agar Warga KSW faham bahwa ini adalah grup dari kita, oleh kita dan untuk kita ya?
Bukankah sebelum mereka masuk KSW atau K-MTR, Calon Warga sudah menyatakan memahami apa itu KSW atau K-MTR dan siap melaksanakan adab-adabnya?

Adakah warga KSW yang bisa membantu saya menjelaskan apa itu CROWD-SOURCING OF TACID KNOWLEDGE FORUM?

Warga KSW & K-MTR yang Insyaa ALLAAH akan mendapat syafaat dari Rasuulullaah SAW di akhirat kelak..

Masih jelas dalam ingatan saya, ketika pada Liburan Iedul Adha Tahun 2010 yang lalu, ALLAAH SWT mengilhami saya dengan kalimat ini:

NASIB SAYA TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK, SELAMA SAYA TIDAK MERASA MENJADI ORANG YANG PALING BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MEMPERBAIKINYA

Ya bettull…
Sesuai dengan nash-nash al-Qur’at dan Hadist-hadist Rosul, bahwa sebetulnya kitalah yang menentukan seperti apa kehidupan akan kita jalani.
Anda bisa bantu saya postingkan dalil-dalil itu?
Silakan..

Nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Oleh karena itu, sejauh mana Anda bisa mendapatkan manfaat dari keberadaan diri Anda di KSW atau di K-MTR, sangat ditentukan oleh keaktifan Anda untuk berbagi di KSW atau di K-MTR.

Jika kini, Anda merasa hanya mendapatkan pengumuman-pengumuman acara offline di KSW atau di K-MTR, bisa jadi karena Anda sebagai warganya atau sebagian besar warganya hanya duduk diam saja, menunggu copas-an dari warga lainnya. Sehingga terbaca hanya admin KSW atau di K-MTR yang aktif mengumumkan acara.

Sekali lagi, kami beritahukan bahwa KSW dan K-MTR adalah CROWD-SOURCING FORUM dari kita, oleh kita dan untuk kita semua. Marbot, khodim dan admin KSW atau K-MTR bukan tukang ceramah yang setiap waktu akan memposting ceramahan untuk warganya.
KSW & K-MTR adalah forum untuk berbagi antar warganya.

Mari kita aktifkan KSW & K-MTR ini bersama-sama. Silakan share pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan Anda. Kita semua akan terinspirasi oleh cerita-cerita menarik dari perjalanan kehidupan dan bisnis Anda. Insyaa ALLAAH kebaikan yang diperoleh warga lainnya dari cerita asli Anda, akan menjadikan tambahan ‘amal jariyah untuk Anda.

Amien yaa ALLAAH..

Untuk lebih memperjelas maksud dari Adab ke-tujuh KSW ini, saya tambahkan tulisan saya beberapa tahun yang lalu yang dimuat di Tabloid Business Opportunity pada Tahun 2010 yang ini. Silakan baca dengan seksama tulisa saya di bawah ini:

MENTAL KORBAN, VICTIM MENTALITY

Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung sesuatu daerah pasca bencana alam besar yang menelan korban jiwa hampir 500 ribu orang. Dengan perincian ditemukan mayat hampir 200 ribu dan 300 ribu jiwa lainnya dinyatakan hilang. Anda tahu daerah mana itu? Kejadiannya tanggal 26 Desember 2006.

Kendati bencana itu telah terjadi lebih dari enam tahun dan pemerintah menyatakan bahwa program recovery sudah selesai, namun ada MASALAH BESAR yang hanya orang-orang tertentu yang menyadarinya, yaitu MENTAL KORBAN. Mental korban di wilayah ini cukup kentara.

Jika Anda peka, Anda bisa menyadarinya, pasti bisa menyaksikan, merasakan dan mendengar perilaku mental korban ini ketika berinteraksi secara intensif dengan masyarkat di sana. Ternyata, mental korban ini sudah merasuk ke semua kalangan. Baik rakyat biasa, pekerja/profesional dan bahkan penguasanya. Mental-mental korban bisa jadi akan membunuh masa depan wilayah ini.

Dear Warga KSW dan K-MTR, seperti apa bentuk mental korban tersebut?
Mari kita bayangkan korban bencana. Apapun bencananya, bisa tsunami, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor atau banjir. Adalah normal, suatu kewajaran bahwa kita bersedih ketika terkena bencana. Kita merasa kehilangan, kesakitan dan menderita. Merasa Kelelahan fisik dan mental. Lalu berharap ada bantuan dan segera mendapat jalan keluar.

Setelah berita tentang bencana itu tersebar luas, tidak lama kemudian, bala bantuan datang. Tidak tanggung-tanggung, bantuan berlimpah datang dari berbagai penjuru dunia. Bahkan sempat menumpuk karena kesulitan mendistribusikannya.

Relawan datang dari berbagai kelompok masyarakat. Tentara, polisi, masyarakat sipil, lembaga swadaya dan kelompok-kelompok dari manca negara bahu-membahu membenahi keadaan. Relawan membangun sarana mck, membangun dapur umum, membangun sarana ibadah dan fasilitas-fasilitas lainnya. Lalu para korban ditempatkan di area tertentu yang aman. Tempat ini dikenal dengan pengungsian.

Perlahan-lahan, karena banyak perhatian, banyak bantuan dan bahkan banyak hiburan dari relawan yang berusaha menghibur, para korban mulai merasa ringan menjalani kehidupannya di pengungsian. Bahkan ada sebagian yang justru menikmati keadaan di pengungsian.

Selama di pengungsian, selama menunggu keadaan pulih, beberapa diantara mereka tidak melakukan apa-apa. Selain hanya membuang waktu dengan melamun, menikmati isapan asap rokok, ngobrol ngalor-ngidul atau berusaha mencari hiburan dengan permainan-permainan pengisi waktu luang.

Sementara di pengungsian, mereka tidak perlu memikirkan untuk mencari penghidupan. Kendati dengan menu terbatas, makanan sudah ada yang membantu. Pakaian layak pakai juga tersedia. Untuk sekedar bertahan hidup semuanya tersedia di pengungsian.

Selang beberapa waktu, keadaan mulai pulih. Mereka, para pengungsi dipersilakan kembali ke tempatnya yang sudah aman. Sebagian diantara mereka segera melakukan aktivitas seperti sedia kala. Menerima bahwa musibah adalah dari ALLOOH dan mereka tetap besyukur diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan dunia ini.

Namun, tidak sedikit yang menderita penyakit MENTAL KORBAN. Kendati keadaan telah berangsur-angsur pulih, mereka tetap merasa sebagai korban. Mereka tetap merasa perlu bantuan. Mereka terus mengharapkan uluran tangan. Mereka merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus.

“Anda kan tidak merasakan seperti kami. Cobalah mengerti bagaimana perasaan kami korban bencana ini”
Cetusnya. Seakan-akan tidak ada daya untuk bangkit kembali.

“Saya kan korban bencana… Bantu dongg..”
Begitulah kata-kata yang umum mereka keluarkan. Merasa paling berhak mendapatkan kemudahan-kemudahan, perlu didahulukan. Lebih parah jika MENTAL KORBAN ini bercampur dengan KETAMAKAN. Na’udzubillaahi min dzalik.

Selain itu, ada juga pengungsi yang tidak bisa menerima keadaan. terutama mereka yang merasa kehilangan. Bisa karena kehilangan jiwa orang-orang yang dicintainya. Kehilangan harta yang telah berhasil dikumpulkan selama bertahun-tahun. Semuanya lenyap seketika tertelan bencana.

Mereka terus meratapi keadaan. Mengutuk kejadian yang menimpa mereka. Bahkan menyalahkan ALLOOH yang tidak adil menimpakan musibah kepadanya. Mereka stress berkepanjangan.

“Untuk apa saya bangkit, saya kan sudah tidak punya siapa-siapa lagi”
cetus MENTAL KORBAN yang putus asa ini.
“Semua hasil jerih payahku habis, tak bersisa. Memang kamu bisa gantiin?”
Begitu kata MENTAL KORBAN yang lainnya.

Anda yang pernah berkunjung, menjadi relawan atau memiliki saudara dari daerah pasca bencana, bisa dipastikan sering mendengar, melihat dan merasakan perilaku-perilaku MENTAL KORBAN ini.

Warga KSW dan Warga K-MTR yang saya hormati, ternyata penyakit MENTAL KORBAN ini tidak hanya ada di daerah-daerah pasca bencana. Namun bisa juga dijumpai di sekeliling kita yang justru sangat jauh dan bahkan tidak ada hubungan dengan daerah bencana.

Anda pernah mendengar orang mengatakan kalimat-kalimat berikut?
“Aku tidak pernah mendapat kesempatan”
“Sepertinya Tuhan tidak adil”
“Mana mungkin aku bisa berhasil, aku tidak mendapat fasilitas yang cukup”

Ya, itulah salah satu kalimat-kalimat yang sering dikeluarkan oleh orang-orang yang bermental korban. Mereka sering mengeluh akan keadaannya, tapi tidak bergegas untuk memperbikinya. Kadang mereka iri akan kerberhasilan orang lain. Berprasangkan buruk kepada orang-orang di sekelilingnya.

Mereka juga bisa dikenali dengan perilakunya. Misalnya mereka yang suka menunda-nunda untuk melakukan sesuatu. Sering beralasan dan bahkan suka menuding pihak lain sebagai penyebab kegagalannya. Tidak ad gairah, antusiasme dalam hidupnya. Mereka juga cenderung pesimis untuk menata masa depannya.

Selain itu, waktunya banyak terbuang untuk hal-hal yang sia-sia, bermalas-malasan, nonton teve berjam-jam. Mereka suka ingkar dan sering berbeda antara apa yang dikatakan dengan perbuatannya. Suka menunda-nunda rencana-rencanya, bekerja tidak pernah tuntas. Kehidupannya kadang menjadi sumber keresahan dan kerugian bagi orang-orang sekitarnya.

Pada psotingan warga KSW atau K-MTR yang pernah saya baca bernada MENTAL KORBAN seperti ini:
Saya kan banyak utang.. Koq gak ditolong sih..
Anda tidak memahami, bagaimana kami terkekan teror debt collector..
Katanya mau membantu, koq malah disuruh bayar..
Mana solusinya… koq orang-orang di sini bisanya cuma ngomong doang..

Anda tahu siapa orangnya?
Jangan terlalu Vulgar lah Pak Samsul
Hehehe..

Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya menghilangkan perilaku mental korban ini?

Alhamdulillaah.. Anda yang sudah membaca Kitab Klasik 27 JURUS JITU MERAIH IMPIAN dan ditambah sering hadir pada pertemuan-pertemuan tatap muka KSW dan MTR, akan menyadari betapa mudahnya menyingkirkan mental korban ini dan menggantinya dengan MENTAL PEMENANG.
Yang pertama, perbanyaklah bersyukur. Saya yakin, kalau kita mau mengidentifikasi hal-hal apa saja yang patut disukuri. Anda tidak akan pernah mampu menghitunngya
Yang Kedua, jadikan keberhasilan orang lain sebagai pemicu bagi Anda untuk berhasil. Karena mereka telah membukakan jalan bagi Anda. Katakan pada diri Anda;

“Jika mereka bisa, aku juga bisa”
Yang Ketiga, Hentikan menyalahkan orang lain. Bertanggung jawablah terhadap nasib Anda sendiri. Nasib Anda tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik ketika Anda tidak merasa bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
ALLOOH SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’dlu: 11)
Ucapkan dengan lantang kalimat berikut ini, fahami maknanya, resapi artinya;

Nasib saya tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik, jika saya merasa tidak bertanggung jawab untuk merubahnya

Jika bukan Anda yang memperbaiki nasib Anda, memangnya siapa?

Bagi Anda yang merasa ada hubungan erat dengan sosok MENTAL KORBAN ini, saya mengundang Anda untuk hadir dan mengikuti acara-acara yang kami selenggarakan.

Insyaa ALLAAH, sebagai warga yang rajin hadir, Anda akan dipandu untuk menghilangkan mental-mental korban yang akan menghalangi masa depan Anda. Sehingga kehidupan bisnis, karir, keuangan dan keluarga Anda menjadi lebih baik dan lebih berkah.

Sebagaimana kisah nyata berikut ini;
“Pada saat gempa besar terjadi di Yogyakarta tahun 2006, usaha saya terpuruk karena tempat usaha saya rusak. Asset-asset usaha hancur. Pelanggan-pelanggan sayapun menjadi korban gempa. Usaha saya tutup total. Hidup seakan-akan berakhir bagi saya.

Sejak gempa tersebut, saya mengungsi ke Semarang, dan mengalami trauma. Tidak terima atas kehilangan semua hasil usaha yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun.

Selama di Semarang, saya sama sekali tidak memiliki kemauan untuk maju, bekerja dengan ogah-ogahan, dan sangat menikmati ke-trauma-an saya. Saya sering terdiam dirumah, tidak melakukan apapun, dan hanya menyesali kejadian yang telah menimpa perusahaan saya. Kondisi ini terus berlangsung hingga saya kembali ke Jogja pada Tahun 2008.

Pada tahun 2009, saya dipaksa ikut Program Pak Samul oleh kakak saya. Karena saya kurang suka mengikuti pelatihan, ia meminta istri saya, Listyarini untuk menemani saya ikut acara Pak Samsul.

Saya tetap bersikeras tidak mengikutinya, karena saya berfikir untuk apa? Terimalah nasib apa adanya. Saya mencari-cari alasan untuk tetap tidak mengikuti acara Pak Samsul. salah satu alasan saya banyak janji pada saat pelaksanaan acara tatap muka itu.

Akhirnya istri saya tetap bersedia mengikutinya. Setiba di rumah setelah ikut acara Pak Samsul istri saya bilang bahwa training ini bagus untuk perusahaan saya. Sayapun dipaksa ikut acaranya. Tanpa diskusi, ia bilang telah mendaftarkan saya untuk acara Pak Samsul berikutnya.

Demi menyenangkan hatinya. Karena ia sangat serius “menjerumuskan” saya, akhirnya saya pasrah. Dengan ogah-ogahan, saya datang ke lokasi acara Pak Samsul berikutnya.

Namun ternyata, sejak mengikuti materi awal acara itu, Alhamdulillah saya mulai tersadarkan. Sehingga setelah ikut Pak Samsul secara tuntas, saya mulai bisa mengurangi rasa trauma saya. Kembali memiliki semangat untuk maju, dan mengembangkan usaha saya.

Saya menjadi lebih tahu kondisi perusahaan saya, memahami cara memajukannya, dan bisa membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Saat ini, karyawan sayapun saya “tulari” ilmu berwirausaha, membimbing mereka, dan memaksa mereka untuk berwirausaha.”

Acara tatap muka Pak Samsul-lah yang mengembalikan energi pada diri saya. Momentum re-born saya ada disana. Semangat untuk maju ini semakin menggebu-gebu. Terima kasih Istriku, terima kasih kakaku.

Dituturkan oleh Mas Jatmiko Suparmadi, Owner SARGEDE Transport, Yogyakarta.
= == = == = == =

Untuk hadir pada pertemuan-pertemuan tatap muka yang kami adakan, silakan aktif memantau pengumuman yang ada di KSW atau di K-MTR atau di facebook, twitter dan media-media kita yang lain. Anda juga bisa menelpon langsung sekarang juga ke KSW Central Info di 0811-113-139.

KSW adalah forum untuk berlatih, forum untuk membiasakan diri dan mendapatkan bekal menjadi PEMENANG, sehingga kemenang-kemenangan di KSW atau di K-MTR bisa kita curahkan untuk memperbaiki kehidupan diri, keluarga, tim dan lingkungan sekitar di dunia nyata.

Insyaa ALLAAH yang kita peroleh di KSW akan sangat bermanfaat juga sebagai bekal menuju kehidupan abadi di Jannah-NYA kelak..
Aamien yaa ALLAAH…
Hidup ini penuh dengan banyak pilihan-pilihan:
Apakah Anda masih tetap mempertahan mental korban, yang terus mengharapkan bantuan, mengharapkan orang lain memperbaiki nasib Anda?

Atau..

Apakah Anda SIAP MENJADI PEMENANG dalam hidup Anda? Pemenang yang paling bertanggung jawab untuk memperbaiki kehidupannya sendiri.

Mau mendapatkan manfaat lebih banyak dari keberadaan Anda di KSW atau di K-MTR? Silakan beri manfaat yang lebih banyak dari keberadaan Anda di KSW.
Start from Giving More First, then You will getting more..

Jika masih tetap mempertahankan mental korban, silakan bisa tekan EXIT GROUP dari KSW atau K-MTR ini.
Namun jika Anda komitmen untuk menjadi PEMENANG, mari kita keluarkan MENTAL MUJAHID, potensi KHOIRU UMMAH yang telah ALLAAH install pada diri kita semua..

Ummat perlu semakin banyak PEMENANG.. Ummat tidak memerlukan tambahan orang-orang bermentar korban. Dan KSW serta MTR hanya pantas untuk kita yang bermental pejuang dan bermental leader. Para pecundang dan para follower, silakan feel free untuk meninggalkan KSW dan K-MTR ya..

We need more LEADERS, there are too many followers out there, they need us..

Takbir..!!!

Wassalaamu ‘alaykum wrwb
Salam hormat,
SamsulArifin SBC
Founder SyaREA World
The 1st Syariah Business Coaching Firm in The World
PS:
Bantu saya postingkan Q.S. Al-Baqarah: 286 ya.. Sebagai pelangkap untuk mengatasi mental korban ini.
WE ARE RESOURCEFUL
Kita Punya Daya Untuk Bangkit Melakukan Apapun dan Kapapun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here