By Samsul Arifin, KSW #33 Siyaasah
WA KSW 0811-113-139
Hari ini, Senin, 17 Juli 2017 di KSW #29 Jabodetabek ramai diskusi tentang beredarnya tulisan “LIPPO WAY” pada media social beberapa pekan ini. Menanggapi diskusi dan tulisan itu, saya cuma memposting:
Ooo.. Itu namanya CORPORATE TRAPS. Biasa dilakukan oleh perusahaan yang merasa besar. Dan sedihnya, dilakukan juga oleh pengusaha “besar”berKTP Islam.
Skala terendah dari corporate traps adalah dengan permainan Term of Payment dengan mengatasnamakan system perusahaan.
Ketika akan menghadiri buka shoum pebisnis di The Dhamawangsa Jakarta Selatan bulan lalu, saya dijemput oleh Mas Arya, pemilik production house di Jakarta. Production House yang memproduksi acara-acara untuk National Geographic ini juga menyewakan alat-alat untuk penyiaran televisi.
Sambil berusaha melintasi kemacetan Jakarta, beliau bercerita bahwa perusahaan TV terkenal sudah hamper setahun ini tidak membayar sewa alat kepadanya. Invoice tak tertagih lebih dari Rp 1 M itu telah membuat arus kas perusahaannya kembang kempis.
”Pengalaman pribadi saya dan Mbak Trisna. pembayaran dari mereka lama, laporan pendapatan msti berulangkali di ingatkan dan financenya gak ramah alias jutek kalo dihubungi. Selain itu salah satu produk dar kami yg lumayan laris ternyata mereka duplikat dgn sedikit variasi dan dijual dgn harga lebih murah”
By Oktina, KSW #29 Jabodetabek.
”Usaha saya sbg suplyer /pemasok ke perusahaan korea atau hotel bintang lima di jakarta,dg pembayaran tempo 30 hari, sekali Po minimal bisa 25jt..tapi pd kenyataannya mereka bayar bisa sampai 2 bulan..bahkan utk hotel ada yg 3 bulan… Jawabnya pasti dibayar..Iya sih pasti dibayar,tp Setelah cash flow kita babak belur… ?”
By Wawan, KSW #29
Skala sedang dari corporate traps biasanya dilakukan dengan menjebak sasaran dengan utang. Yang kemudian berujung pada pengambil-alihan asset strategisdan bernilai tinggi.
Skala yang termasuk berat adalah dengan instrument paper asset. Cara masuknnya macam-macam. Yang lambat laun terjadi dilusi saham. Pada akhirnya, terjadi penguasaan saham pengendali oleh perusahaan besar.
Permainan TOP, yang diingkari adalah kebathilan
Utang yang mengandung riba adalah kebathilan
Saham adalah satu dari bentuk-bentuk aqad bathil
Oleh karena itu, mari kita belajar ilmu-ilmu bisnis dalam Islam, agar tidak terjerumus pada kebathilan yang memusnahkan. Hadiri kajian-kajian fiqh muaamalah yang kita laksanakan ya..
Berikut ini tulisan lama saya tentang CORPORATE TRAPS. Silakan nikmati
CORPORATE TRAPS ITU NYATA
Pada Tahun 2007-2008 ketika saya membantu Mas Heppi Trenggono di Balimuda Persada, kami harus pontang panting kesana-kemari untuk menambal arus kas perusahaan yang berdarah-darah karena Corporate Trap pada proyek harvesting & land clearing sebuah perusahaan hutan tanaman industri di Jambi. Bukan hanya oleh perusahaan hti-nya kami “dikerjai”, namun oleh bank, sister kompeni-nya kamipun dijebak. Sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Hiks hiks hiks..
Pada Tahun 2012 yang lalu, saya diminta membantu perusahaan advertising di Bogor, yang kesulitan cash flow. Setelah saya masuk, ternyata kesulitan cash flow itu karena Corporate Trap dari perusahaan semen yang dilayaninya.
Awal Tahun 2016 ini, saya dicurhati oleh Mas Mirza, KSW #01 dan Mbak Arini, KSW #2 yang menceritakan sahabat-sahabatnya yang kekurangan modal untuk memenuhi order dari perusahaan ritel modern ternama. Usut punya usut, ternyata bukan kekurangan modal, namun cash gap yang terlalu panjang antara cash-in dan cash out yang tidak kekejar.
Mirip dengan case of Balimuda Persada, sahabat-sahabat Mas Mirza juga terjebak pada permainan bank sister kompeni perusahaan ritel ini.
Tiga bulan yang lalu, ketika saya berkunjung ke oil plant -nya Mas Oky, KSW #01, Mas Firdaus, KSW #13 menceritakan nasib pengusaha UMKM binaannya yang kehabisan modal karena pembayaran tidak jelas oleh perusahaan ritel ternama yang baru saja membuka outlet terpadu di Balikpapan.
Tiga pekan lalu, di WAG Supi, terpampang foto-foto Cak Bukhin yang sedang memimpin demo di depan sebuah grup perusahaan terkenal. Mereka minta pengembalian uang deposit pulsa yang sudah berlarut-larut tak jelas juntrungannya. Perusahaan yang didemo Cak Bukhin, ternyata suka melakukan Corporate Trap pada bisnis-bisnis yang dijalankannya.
Proyek perumahan mewahnya banyak menelan korban supplier dan kontraktor yang harus gigit jari karena hanya dibayar dengan janji. Hiks hiks hiks…
Ketika Dakwah Rombongan ke Kalimantan Selatan, 2 (dua) pekan lalu, saya diperkenalkan oleh Mas Orrin, KSW #Diaspora, kepada seorang pengusaha besar Business Process Outsourcing (BPO) di Tanjung (Tabalong) yang kini terlilit utang. Setelah diskusi, sama saja penyebabnya. Corporate Trap oleh perusahaan tambang yang menjadi klien-nya.
Dua hari yang lalu, saya dikejar-kejar oleh seorang National Key Account Manager perusahaan Multinational. Rupanya, perusahaan yang tidak punya utang ini, kena juga Corporate Trap oleh perusahaan ritel ternama ini. Kena deh!
Pada beberapa Pertemuan Tatap Muka Warga KSW, saya sering menjelaskan permainan corporate trap ini. Oleh karena itu, saya mohon bantuan warga yang hadir pada pertemuan-pertemuan itu untuk menceritakan di sini, apa itu Corporate Trap. Sehingga sahabat-sahabat kita yang lain berhati-hati ketika mendapatkan order dari “perusahaan besar” (pakai tanda kutip ya..)
Sebelum Anda share, ada suatu Hadist Rosul yang mengingatkan kita agar tidak ta’jub pada seseorang yang mengembangkan usahanya dengan harta haram, diantaranya riba. Mohon bantuan warga untuk memposting hadist tersebut ya..
Terima kasih atas bantuannya. Semoga ALLAAH mudahkan segala urusan kita semua.
Wassalaam,
Samsul Arifin
Founder SyaREA World, Sharing Leadership
WA KSW 0811-113-139
= = = = = = = =
Coorporate trap oleh perusahaan yg menerapkan pembayaran kpd supplier dg sistem T.O.P (Term of Payment) atau bayar mundur 14 – 30 hari dsb.
Namun pd saat jatuh tempo, tagihannya tidak dibayar. Alasannya macam-macam. Padahal mereka jual barang kita cash.
Sementara Stock brg sdh habis. Otomatis toko minta supplier kirim barang lagi. Hingga nota tagihan menumpuk.
Dibayar sih dibayar. Namun entah invoice yang kapan karena jumlahnya kadang gak sinkron dan kurang jumlahnya. Bahkan bisa semena-mena motongnya.
Bisa jadi Uang yg seharusnya dibayarkan ke supplier sengaja diendapkan di bank supaya berbunga. Bayangkan kalau 1 supplier di 1 cabang saja tagihannya 10jt, berapa total uang yang diendapkan dan bunga(riba)nya dari ratusan supplier dan seluruh cabang toko tsb se-Indonesia jika dikumpulkan jadi satu??!!!
Na’udzubillah…
By Dessy, KSW #21 Diaspora
= = = = = = = = =
Corporate trap memang sangat menyengsarakan terutama buat perusahaan dengan modal yg pas pasan, sudah 2 thn ini saya pun kena cash gap…dr perusahaan customer saya apalagi salah satu customer besar saya, yg tadinya pembayaran 1’bln berubah jd 1.5 bln, kemudian menyusul ada customer lagi yg minta pembayara mundur lagi, tidak 1bln lg,..huffhhh?
berat buat kita yg modal pas2n…krn butuh modal brp kali lipet spy cash gap itu hilang dgn sistem corporate trap ini…
hitungan kalkulator profit tapi uangnya ga ada ??
uangnya msh dicustomer, msh berupa tagihan, yg akhirnya setiap bulan hanya cukup buat operasional dan bayar karyawan.
Alhamdulillah kami Insya Allah msh tetap Istoqomah untuk tidak memakai hutang bank buat nyutik modal.
saya pun harus putar otak tuk sambil cari side job buat dapur saya tetep ngebul ?
Bismillah semoga kita semua dimudahkan dan dijauhkan segera dari cash gap krn corporate trap ini..Aamiin
By Nanang, KSW #22 Jawa Barat
= = = = = = = =
Ingin berbagi pengalaman, dari sekitar 15.000 costumer saya, 90% nya adalah end user yg bayar pake pembayaran COD atau bahkan CFD (Cash Before Delivery) jadi aman dan sehat banget di cash flow, 10% nya costumer saya adalah Corporate, tapi saya tegas kepada mereka untuk minta COD kecuali costumer langganan yg sudah ketahuan bagus track record paymentnya, paling lama saya kasih waktu payment 2 minggu.
Pernah saya diminta masukin harga rak minimarket oleh GM purchasing sebuah jaringan minimarket nasional, tapi saya gak jadi kirim harga karena dapat masukan info berharga dari salah satu vendor pabrik rak saya, bahwa jaringan minimarket itu kalo bayar bisa diatas 2 bulan..
Intinya payment costumer itu punya history, yg punya history bagus bisa diteruskan kerjasama bisnisnya.. yg punya history jelek tinggalkan saja krn akan mengganggu cash flow bisnis kita. Dan fokus cari costumer lain yg lebih OK bayarnya.
Pengusaha muslim semangat !!!
Sekian..
By : Dede Sulaeman, KSW #10
= = = = = = = = = =
Semoga ada hikmah buat temen t3men pengusaha Kecil Menengah.
Saya Diatributor Spare Part Truck, khusus Kaki2 Mobil seluruh merek Mobil kecil dan besar, khususnya Per Mobil dan component lainnya.
Dikarenakan emosional Create market, “stupid” Keep/Protecting cuwtumer strategy and Gready to expand market area.
Dari COD di rubah 1 minggu, ke 1 bulan.. al hasil faktur sekarang ada yg ulang tahun.
Utk memperluas dan meningkatkan penjualan, kami memakai terming yg tak terkontrol. Akibatnya planggan yg sebelumnya tidak minta, menjadi wajib untuk kami memberikan terming 1 bulan.
Bahkan kini kami terkena IT, tanpa mengirim barang, maka mereka tak mau bayar faktur bulan kemarin. Semakin berlipatlah kerugian kami.
Dan gawatnya, dengan 1.000 planggan, hampir semua terkena virus tersebut.
Ga hutang, ga belanja.. mereka terbiasa karena memang kami yg membiasakan sebagai “nilai jual”.
Pembayaran adalah cashflow, cashflow adalah darah usaha kita..
Tanpa ada darah yg berputar untuk metabolisme oprasional perusahaan… semakin carut marut pengaturan oprasioanal. Mau bikin apapun ga jalan, karena uangnya belum dibayar.
Flasback, 3 thn pertama kami merasa menang dgn penjualan dan Profit Fantastis. GREEDY expansi dgn penambahan Gudang sendiri di 6 Provinsi Jawa, SumSel dan Kalsel.
Namun selanjutnya, kami membutuhkan dana perputaran untuk menutup Suplier dan oprasional, krn Piutang belum dibayar.
kami mulai Minjam dana bank.
Mulailah, kami semakin terjerumus RIBA yg tak pernah habis kebutuhannya.semakin besar dan semakin besar.
Kini… hampir 60 persen pendapatan kami untuk Bank.
Kini Tidak sedikit planggan yg kabur, ditagih keras malah ngasih golok dll.
Kini keberkahan semakin meninggalkan kami.
Kini, semakin terpuruk menuju kebangkrutan bila tidak mengambil Jalan extrem, dgn keberanian memperkecil pasar, Menjual Gudang, dan Menarik Piutang yg brakibat Planggan ngambek dan hilang penjualan.
Andai saja tetap COD, bukan penjualan besar namun uang entah kapan tibanya…
Dan dana penjualan datang tepat waktu, mungkin saat ini Lebih besar dan lebih Kokoh.
Jadilah Ayam Kampung, yang memang lebih lama menghasilkan daging, namun kokoh karena terbiasa kena panas, hujan, kaget peitr dll.
Dari Pada Jadi Ayam Boiler, yg cepat menghasilkan namun banyak yg mati karena ringkih terhadap cuaca, mood, stress dan pengaruh lingkungan.